Mengenal Cryptocurrency dan teknologi dibaliknya (Blockchain)

Arief Subagja
4 min readJun 4, 2018

--

Ilustrasi Cryptocurrency (Wit Olszewski / Shutterstock)

Akhir-akhir ini istilah Cryptocurrency semakin hangat diperbincangkan, pasalnya berbagai jenis uang digital semakin bermunculan. Contohnya saja Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Ripple, Dash, dan lain-lain. Cryptocurrency semakin banyak diminati sebagai investasi karena nilainya yang meningkat secara fluktuatif. Dari pergerakan harga pasar inilah yang dimanfaatkan oleh kalangan trader ketika memiliki crypto asset berupa koin tersebut. Nah! Sebelum kita bicara tentang konsep dasar, cara kerja, dan informasi lainnya, mari kita ketahui definisi dari Cryptocurrency.

Pengertian Cryptocurrency

Cryptocurrency tersusun dari dua kata, Crypto dan Currency. Crypto berasal dari kata Cryptography/Kriptografi yaitu teknik Enkripsi dan Deskripsi yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Sedangkan kata Currency memiliki arti mata uang. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Cryptocurrency adalah sebuah mekanisme mata uang digital yang transaksi nya dilakukan secara virtual, transaksinya dilindungi oleh keamanan berupa kriptografi yang rumit.

Lalu apa yang membedakan dengan mata uang sekarang seperti Rupiah atau Dollar?

Ilustrasi (bitcoinmarketinsider)

Bedanya, Cryptocurrency memiliki sifat terdesentralisasi. Sedangkan model transaksi yang sering kita gunakan sifatnya tersentralisasi. Loh makin bingung? Studi kasus yang dilansir dari DailySocial akan menjelaskan apa bedanya terdesentralisasi dan tersentralisasi.

Tersentralisasi

Sifat tersentralisasi ini yang sering kita pakai. Misalnya, seorang ayah ingin mengirimkan uang kepada anaknya di luar kota. Maka, ia akan menggunakan layanan perbankan (ATM, Mobile Banking, atau datang langsung ke bank). Kemudian mentransfer uang ke nomor rekening anaknya. Transaksi tersebut pada dasarnya dilakukan melalui perantara bank.

Jadi, saat kita transfer, uangnya masuk ke bank terlebih dulu. Baru setelah itu diteruskan ke penerima. Prosesnya real time. Sehingga perpindahan tersebut tidak terasa. Namun yang pasti bisa anda rasakan adalah ada biaya yang harus kita bayar ke bank. Baik yang dikeluarkan saat itu juga (jika mengirimkan ke rekening bank yang berbeda, misal dari BCA ke Mandiri) atau dalam biaya administrasi yang dikenakan setiap bulan.

Ilustrasi proses transaksi keuangan yang tersentralisasi (dailysocial.id)

Terdesentralisasi

Sedangkan sifat terdesentralisasi artinya tidak ada perantara. Tidak ada yang menjadi penengah. Transaksi dilakukan secara langsung dari pengirim ke penerima. Kemudian transaksi tersebut dicatat oleh komputer yang berada di jaringan tersebut. Di seluruh dunia. Atau kita sebut dengan miner. Miner disini artinya penambang yang ikut membantu mengamankan dan mencatat transaksi di jaringan.

Miner sendiri akan mendapatkan komisi dengan uang virtual yang digunakan. Namun tidak semua orang bisa menjadi miner. Pemrosesan komputasinya rumit. Dibutuhkan keahlian khusus untuk memecahkan kriptografinya. Makanya tidak heran kalau para miner (penambang) cryptocurrency komputernya berspesifikasi tinggi dan khusus.

Ilustrasi proses transaksi keuangan yang terdesentralisasi (dailysocial.id)

Sifat desentralisasi inilah yang menjadi DNA dalam sebuah sistem di Blockchain. Pada dasarnya, Blockchain menjadi platform yang memungkinkan mata uang digital bisa dipakai untuk bertransaksi.

Pada akhirnya, dari penjelasan sifat terdesentralisasi muncul pertanyaan besar, sebenarnya apa sih Blockchain itu?

Ilustrasi Blockchain (Getty Images/iStockphoto)

Pengertian Blockchain

Blockchain merupakan sebuah sistem pencatatan baru atau basis data yang tersebar luas di suatu jaringan internet. Biasanya disebut distributed ledger. Setiap transaksi yang dicatat bisa diamati oleh seluruh pengguna internet. Maka, Blockchain juga bisa didefinisikan sebagai sebuah buku besar. Buku ini bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak melakukan transaksi. Sehingga sistem Blockchain akan memperlihatkan transparansi data.

Untuk lebih memudahkan definisi dari Blockchain, video dibawah ini merupakan analogi sederhana mengenai apa itu Blockchain, bagaimana cara kerja Blockchain.

Analogi sederhana mengenai blockchain (Tech in Asia ID)

Nah, lalu muncul beberapa ciri khas dalam melakukan transaksi dan pencatatan di blockchain diantaranya adalah :

  1. Perhitungannya lebih logis

Pada dasarnya Blockhain adalah sesuatu yang dapat dihitung secara matematis, karena blok-blok yang ada di dalamnya berbentuk kode yang dapat diterjemahkan dan diverifikasi developer. Algoritma di dalamnya membuat nilainya bisa lebih terukur, berbeda dengan mata uang yang sehari-hari digunakan saat ini. Misalnya USD, nilainya biasanya dikontrol oleh Bank Sentral di Amerika Serikat. Mereka bebas untuk mencetak seberapa banyak yang dalam masa tertentu, termasuk implikasi suku bunga.

Berbeda dengan cryptocurrency, karena berbasis perhitungan matematis yang terstruktur, bahkan jumlah sebaran mata uangnya pun dapat diprediksikan. Sehingga semua orang bisa tahu, tiga tahun lagi akan ada berapa banyak uang digital yang ada di dunia. Bahkan nilai inflasinya pun dapat dikalkulasi dengan baik.

Proyeksi jumlah dan inflasi Bitcoin

2. Memiliki keamanan yang mumpuni

Manfaat sifat terdesentralisasi Blockchain adalah tidak ada data yang dipusatkan di satu tempat. Semua tersebar ke server para miner, alias para penambang yang ikut membantu mengamankan jaringan Blockchain. Untuk menjadi miner pun mereka harus secara akurat memecahkan algoritma perhitungan yang ada, sehingga tercipta blok baru (dengan komisi berupa nominal uang digital). Karena informasinya tersebar, jika ada hacker yang mencoba membobol sistem pun mereka harus bisa minimal mengontrol 50% dari komputer miner yang ada di jaringan.

Sumber & Referensi :

Randi Eka. “Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya” — 4 Juni 2018

Modul dasar Cryptocurrency — Cyronium

Tech in Asia ID

--

--