Perkembangan creative hubs di Indonesia

Rifqi Sulistya
2 min readJun 22, 2018

--

Perkembangan creative hubs di Indonesia dimulai tepat setelah reformasi 1998. Pada saat itu creative hubs belum seperti zaman sekarang contohnya Bandung Creative Hubs, Cimahi Techno Park. Creative space pada awal nya merujuk kepada artspace (ruang seni) contoh nya Bandung Center for New Media Arts yang didirikan pada 2001. Dalam kelanjutannya creative space menarik minat dari berbagai individu maupun komunitas untuk menjadi budaya independen yang merangkul aktivitas lain yaitu desain, musik, film, fashion maupun bisnis.

Kunjungan presiden Jokowi ke BCCF di tahun 2015. Sumber: infobandung.co.id

Space seperti Bandung Creative City Forum (BCCF) dapat menjadi salah satu contoh space terbaik untuk berbagai bidang dan komunitas. Bandung Creative City Forum (BCCF) merupakan organisasi yang cocok dengan definisi creative hub yang digagas oleh British Council, yaitu

“place, either physical or virtual, which brings creative people together. It is a convenor, providing space and support for networking, business development and community engagement within the creative, cultural and tech sectors (British Council, 2016).”

British Council mendefinisikan Coworking Space sebagai tempat fisik atau virtual yang dapat mengumpulkan orang-orang kreatif untuk saling mendukung dalam komunitas maupun bisnis di bidang ekonomi kreatif, budaya dan teknologi. British Council menggagas definisi tersebut pada tahun 2016 setelah beberapa tahun bekerja sama dengan creative hub di berbagai belahan dunia. Terjadi pergeseran konteks dari creative hub dalam sektor kebudayaan yaitu yang pada awal nya sekadar sebuah tempat berkumpulnya insan kreatif dan komunitas inovatif menjadi pembauran dengan sektor-sektor strategis seperti ekonomi kreatif dan digital. Di sisi lain, berbagai coworking spaces mulai menjamur pada awal 2010 ditandai dengan munculnya comma.ID, Code Margonda dan Co&Co sebagai pelopor. Kemunculan mereka turut memicu perhatian dan permintaan pasar terhadap kebutuhan akan coworking space. Hal ini juga menandai pergeseran model bisnis untuk kepemilikan kantor dan properti pribadi. Perkembangan coworking spaces juga didukung oleh booming nya start up di kalangan generasi muda di Indonesia dan terdorong nya sektor IT di kota-kota besar di Indonesia, diantaranya Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta.

Photo by Shridhar Gupta on Unsplash

Coworking Spaces tidak hanya dibutuhkan oleh start up tetapi juga dibutuhkan oleh kepentingan individual contoh nya freelancer yang mempunyai waktu dan tempat kerja yang fleksibel dimana kebutuhan tersebut tidak mampu diakomodasi oleh cafe maupun coffeshop yang juga sangat berkembang dalam 5 tahun terakhir. Signifikansi meningkatnya jumlah coworking spaces di Indonesia juga menandai berkembangnya industri sektor teknologi dan ekonomi kreatif di negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia ini.

Lalu apa perbedan antara creative space, coworking space dan makerspace? Tunggu jawaban nya di Perkembangan creative hubs di Indonesia part 2.

Sumber:

Enabling Spaces: Mapping creative hubs in Indonesia

Centre for Innovation Policy and Governance Indonesia Sustainability Centre, 2017

--

--

Rifqi Sulistya

RnD officer @yukbisnis.com. Co-founder of @ahad.movement.