beribyri
2 min readAug 25, 2023
playsong (tutur batin - yura yunita)

Rambu-rambu

Perempuan itu menawariku rambu-rambu yang merah, hitam, putih warnanya. Bentuknya ada banyak ada berupa kumpulan kalimat, ada berupa kumpulan kertas-kertas kusam, ada berupa seruan-seruan seru yang menjamah telingaku, aduh aku tidak butuh itu kataku, cermin di kamar sudah sempurna menjadi semesta. Di dalamnya sekumpulan pohon-pohon hijau yang begitu damai dengan kicauan burung-burung itu ada juga rumah sederhana yang lima orang penghuninnya tertawa dengan anggun juga sekumpulan monyet yang sedang bergosip sambil makan pisang.

Yang sempurna itu sudah sedari tadi berlarian di cermin kamar, jadi rambu-rambu dari perempuan itu hanya rambu yang biasa kulewati jika sedang berada di jalan.

Remang dari pencahayaan sudah merangkulku sejak sejam yang lalu. Angin malam menyelinap dari jendela yang kubiarkan terbuka, ia lewat sana kemudian memelukku dari belakang menemaniku melihat semesta yang sempurna di cermin itu, kenapa yang sempurna hanya ada di sana tanyaku.

Kemarin Sina sahabatku sejak lima tahun lalu bilang.

‘ Bagian yang resah dan kusam adalah kamu, sedang yang rindang dan hijau berada jauh dari jangkauanmu.’
Itu nyanyian siapa yang merdu sekali sampai mendiami kepalaku hingga berhari-hari, ia sudah lama berada di kepala, aku melihat dia sangat nyaman di sana bahkan tadi pagi kulihat ia sedang ngopi. Kenapa yang sempurna hanya ada di sana? Tanyaku lagi angin yang sedari tadi memelukku menjadi linglung jadi ia berbalik kemudian lari menuju jendela.

Rambu-rambu dari perempuan itu mengetuk isi kepalaku berkali-kali, keluar kamu gantian biar aku yang masuk katanya aku melihat yang di dalam sana mulai mengeluh padahal masih nyaman di sini kopi juga masih penuh di gelas ganggu saja, balasnya.

Rambu-rambu itu tidak tinggal diam ia mendobrak pintu kepalaku masuk dan menyeretnya keluar. Menguncinya dari dalam
Rambu-rambu itu mulai tiduran di kepalaku kalimat-kalimat, kumpulan kertas-kertas kusam juga seruan-seruan bagai pakaian yang sedang dijemur

Berseru merdu yang sempurna hanya ada di kepalamu, katanya.

beribyri

Manusia dengan kegemaran menulis imajinasinya. Puisi, cerita pendek serta opini-opini yang sering hadir tengah malam. Selamat datang di dunia banyak rasa!