DUNIA NOSTALGIA DALAM MUSIK

Rizaldi Siagian
1 min readAug 20, 2016

--

Festival Tembi

“Hanya melalui musik kita mendengar masa lalu, menikmati kekinian, dan menciptakan masa depan” (John M. Ortiz: The Tao of Music)

Ketika sebuah karya musik atau lagu diciptakan seorang komposer, maka hasilnya adalah cerminan dunia si pencipta, pikirannya, perasaannya, atau kondisi psikologis yang ia alami pada saat ciptaan itu ia kerjakan. Semua suasana kejiwaan sang komposer ia pindahkan kedalam musik ciptaannya. Proses ini adalah sebuah transformasi perasaan yang terdapat di dalam diri si pencipta dan kemudian hidup di dalam komposisi musik/lagu ciptaannya. Setelah lagu itu bergulir dalam ruang dan waktu yang cukup lama, melalui karya itu, kita tidak hanya mampu mendengar masa lalu kita, tetapi pada tingkatan tertentu, merasakan emosi yang diproses sang pencipta didalam lagunya kedalam diri kita. Setiap kali kita mendengar lagu itu, emosi itu keluar dengan bebas, dan dengan bebas pula kita menangkap dan memanfaatkan emosi itu menjadi milik kita (Ortiz, 1997:106).

Untuk menguji kebenaran teori ini silahkan anda melihat acara ‘Golden Memories’ Indosiar yang menyajikan lagu-lagu nostalgia dalam bentuk kompetisi gaya realtime show. Terlepas anda suka atau tidak dengan acara itu, paling tidak teori-teori psikologi musik diatas bisa dijadikan acuan untuk menguji dan mengevaluasi tingkat nostalgia perasaan kita saat mendengar lagu/musik dan melihat perilaku audiens di studio. Selamat malam dan selamat bernostalgia.

--

--