UX dan Scrum

Rizky Sucipto
4 min readMay 24, 2023

--

Mengorganisir dengan Mudah dan Menyenangkan

Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, menciptakan produk yang tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga memberikan pengalaman pengguna yang luar biasa telah menjadi prioritas utama. Mari kita kenalkan Scrum, kerangka kerja populer untuk pengembangan perangkat lunak, dan User Experience (UX), kekuatan di balik kepuasan pengguna. Dalam artikel ini, kita akan memulai perjalanan menarik untuk mengintegrasikan praktik UX ke dalam kerangka kerja Scrum dengan lancar, menghasilkan produk yang memikat dan menyenangkan pengguna. Dengan menggabungkan kekuatan UX dan Scrum, Anda akan menemukan cara untuk menciptakan pengalaman digital yang luar biasa sambil efisien mengirimkan produk.

Photo by Ofspace LLC on Unsplash

Pahami UX dan Scrum

  • UX: Membahas semua aspek yang terkait dengan interaksi pengguna dengan produk atau layanan, mulai dari desain antarmuka, kegunaan, aksesibilitas, hingga kepuasan pengguna secara keseluruhan.
  • Scrum: Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak dengan fokus pada kerjasama tim, pengaturan jadwal dengan periode iterasi, dan penghasilan produk dengan nilai tinggi.
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Awal Kolaborasi

  • Melibatkan Tim UX dalam Tim Scrum: Sangat penting untuk mengikutsertakan anggota tim UX dalam tim Scrum. Mereka dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami kebutuhan pengguna, membuat persona, dan merancang alur kerja yang optimal.
  • Fase Awal: Pada tahap awal pengembangan, kami dapat melakukan riset UX dan merancang konsep. Hasil dari tahap ini akan membantu dalam perencanaan backlog produk dan memastikan kebutuhan pengguna menjadi prioritas utama.
Photo by Sebastien Bonneval on Unsplash

User Stories dan Client

  • Melibatkan pengguna dalam pembuatan User Stories: Peran UX sangat berharga dalam membantu merancang dan mengartikulasikan kebutuhan pengguna menjadi User Stories yang jelas dan dapat diukur.
  • Menyesuaikan dengan kebutuhan Client: Tim UX membantu kami memahami kebutuhan dan preferensi Client, sehingga desain produk dapat memenuhi harapan mereka dengan baik.
Photo by Daniel Korpai on Unsplash

Desain dan Pengujian

  • Desain yang iteratif: Tim UX dapat menerapkan pendekatan desain yang iteratif dengan membuat prototipe dan mengujinya dengan pengguna berulang kali. Hasil dari pengujian tersebut dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada desain produk secara menyeluruh.
  • Review setiap sprint: Tim UX dapat memberikan umpan balik dan evaluasi desain pada akhir setiap sprint, sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
Photo by Scott Graham on Unsplash

Sprint Review dan Retrospektif

  • Bahas feedback dari pengguna: Hasil pengujian dan umpan balik dari pengguna harus menjadi bagian penting dalam review sprint. Tim UX dapat menyampaikan temuan mereka kepada tim pengembang.
  • Retrospektif UX: Tim UX juga dapat melaksanakan retrospektif mereka sendiri untuk meningkatkan proses desain dan kerjasama dengan tim Scrum.

Dengan kolaborasi yang sukses antara UX dan Scrum, produk yang dihasilkan dapat memberikan pengalaman pengguna yang unggul. Di tengah persaingan yang semakin ketat, pengalaman pengguna yang positif menjadi faktor kunci untuk membedakan produk dari pesaing dan meningkatkan kepercayaan pengguna. Oleh karena itu, mengintegrasikan aspek UX dalam kerangka kerja Scrum dapat membantu dalam menghasilkan produk yang memberikan nilai tinggi bagi pengguna.

Kesimpulannya, kolaborasi antara UX dan Scrum adalah kunci untuk mengembangkan produk perangkat lunak yang sukses. Dengan melibatkan tim UX sejak awal, menggabungkan kebutuhan pengguna dalam User Stories, menerapkan pendekatan desain iteratif, dan terus beradaptasi berdasarkan umpan balik pengguna, kita dapat menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan pengalaman pengguna yang luar biasa. Di era yang terus berkembang, menggabungkan UX dan Scrum akan membantu kita tetap kompetitif dan memberikan nilai tambah bagi pengguna.

Sebelumnya, Artikel ini sudah Saya Publish di sini dengan sedikit perbaikan bahasa agar lebih mudah difahami, semoga dapat membantu. Terima kasih.

Design isn’t finished until somebody is using it. People ignore design that ignoring people
‘Frank Chimero’

--

--

No responses yet