rizzss
2 min readJan 19, 2024

Tulisan prompt di fortelling app: Oktober 2023

“Dingin."
"Jelas, orang udah malem."
"Doy, lu tau kan ini rumah gak berhantu?"
"Kata siapa?"
"Hanya karena ni rumah kosong bukan berarti berhantu kali, kebanyakan nonton film sih lu!"
"Dah, diem! Pegang aja tuh senter yang bener."
Doy dan Indira perlahan melangkah masuk ke pekarangan sebuah rumah tua yang tidak berpenghuni itu. Mereka berdua sama-sama takut tetapi Doy pura-pura tegar. Akhirnya dua remaja itu sampai di depan pintu rumah.
"Assalamualaikum, punten." ucap Indira sambil mengetuk pintu.
"Oy, ini rumah bekas Belanda."
"Oh sori, sori..Permisi, spada, halo ada orang gak??"
Doy menepok jidat karena kelakuan konyol temannya satu itu. Tentu saja, tidak ada tanggapan dari dalam rumah karena itu adalah rumah kosong yang ditinggal selama ratusan tahun. Lalu, cowok itu berinisiatif untuk menerobos masuk dengan cara mengguncang-guncangkan gagang pintu. Ternyata pintunya bisa terbuka, gagang pintunya sudah keropos.
"Yok."
Dengan enggan Indira mengikuti temannya itu yang sudah mengendap-endap masuk ke dalam rumah tua. Di dalam rumah kondisinya tidak begitu banyak yang rusak, hanya tua dan berdebu. Beberapa ornamen kebarat-baratan masih terpajang di setiap sudut rumah. Serta terdapat lukisan tua sebuah keluarga. Ada ayah, ibu dan seorang anak. Lukisannya berwarna hitam putih, tetapi Doy bisa menebak mereka semua pirang.
"Agak serem ya, Doy. Gua cabut dulu kali ya, lupa matiin kompor," Indira tertawa miris.
"Eits, entar dulu."
Doy menarik kerah baju Indira dan menahannya untuk pergi. Dia segera memegang bahu cewek tomboy itu dan menyadarkannya.
"Lo tau kan si Joni Bogem nantangin gue buat ngebuktiin ini rumah berhantu apa gak.."
"Joni doang kok lu dengerin ah. Anak itu mah cepu."
"Harga diri gue, cuy." Doy pura-pura tersakiti dan menaruh kepalan tangannya di dada. Indira lalu menghela napas dan akhirnya tidak jadi pergi meninggalkan Doy sendirian.

Iseng-iseng kasih ilustrasi

Tak lama kemudian, terdengar suara nyaring sebuah jam dinding yang menandakan sudah jam 12 malam. Disusul oleh suara cicitan tikus yang terdengar sangat banyak jumlahnya.
"Doy! Tikus! Anjir! Gak lucu kalo gue kena rabies, Doy!" Indira menjerit histeris dan memegang erat jaket Doy.
Doy berusaha menenangkan temannya itu. Namun, keadaan tambah parah saat suara cermin pecah dan jendela yang tiba-tiba terbuka akibat angin kencang yang datang entah darimana. Tubuh Doy dan Indira menegang, mereka bersamaan menengok ke belakang.

Suatu sosok berwarna hitam tinggi, menyeringai ke arah mereka. Seketika mereka berdua pun menjerit.

*

rizzss

entah apa. lagi suka baca non fiksi dan mantengin berita maybe