Apa ya

Royyan Wijaya
Nevime
Published in
3 min readJan 28, 2019
Gambar dadu, anggep aja ini teka-teki gitu la ya.

Cerita ini dimulai ketika waktu itu, September 2018, ya benar, belom lama ini sih, tapi tentu aku nulisnya juga dengan antusias yg lumayan tinggi, karena kemaren Januari aku barusan bertemu dengannya, Neneng Vivi Melenia Sari, gadis yg aku sayang, bukan secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah proses.

Waktu itu, tanggal 9 September 2018, di laman Media Sosial Twitter, ya benar, Media Sosial yg penggunanya sering mengklaim dirinya sebagai warga miskin, ah iya, mereka juga lucu, banyak informasi, dan juga banyak omong alias bacot.

Sekitar pukul 20:00 WIB, ada sebuah hashtag yg cuman diadakan ketika malam minggu tiba, #BiroJomblo, hashtag tersebut yg mempertemukanku dengan Vivi, terima kasih banyak untuk mas Alit yg sudah menyediakan wadah bagi kami para fakir asmara agar bisa bertemu dengan pujaan hatinya.
Memang waktu itu aku selalu memantau Latest Tweet mengenai hashtagtersebut, dan kebetulan ketika refresh halaman, ada Vivi di sana dengan postingan fotonya, berikut caption yg ditulisnya waktu itu.

Ikutan #BiroJomblo ah, btw di belakangku mereka pengantin baru. Iya. Iya aku sendirian. Belum ada yang ingin menjadi teman hidupku.

Pocong, Kunti, dan Vivi

Tak menunggu lama berpikir, langsung saja aku iseng mengirimkan reply ke tweet tersebut, beberapa kutipan yg ku ocehkan waktu itu beserta balasan Vivi.

“tolong agak minggiran dikit mbak, ke kiri, nanti saya yg duduk di sebalah kanan, biar imbang”, begitu kata sapaan pertamaku kepada Vivi.

2 menit berselang, dia membalasnya dengan

“ Sulit mas untuk pindah posisinya” balasan Vivi kepadaku waktu itu.

Dan lalu lanjutlah kami saling berbalas tweet, hingga beberapa waktu kedepan dan aku mulai mengantuk, aku kirimkan tweet terakhirku padanya.

“hm anu .. saya mengantuk, nanti saya jelasin sore”, begitu balasan terakhirku pada Vivi malam itu.

Memang gak dipungkiri, aku sangat mengantuk sekali waktu itu, ya daripada nanti balasanku malah tidak mengasikkan, lebih baik aku tidur saja bukan? Menyegarkan badan dan pikiranku.
Lalu, keesokan harinya, aku sudah merencanakan untuk mengirimkan pesan pada laman Direct Message di Profile Twitter milik Vivi.
Singkat cerita, waktu itu aku sebenernya lupa untuk kirim pesan padanya, tapi untung ada temanku yg waktu itu kirim pesan ke Twitterku, dan seketika juga aku langsung ingat tujuanku hari itu, ya benar, berkirim pesan secara personal kepada Vivi.
Kalo disuruh mengingat pesan pertamaku, sepertinya aku juga gak terlalu ingat.

“Halo mbak, ini udah sore bukan?”, begitu kira-kira sapaan pertamaku pada laman pesan di profil Twitter Vivi.

Dan aku sungguh gak menyangka kalau balasan Vivi waktu itu terbilang cepat juga, selang beberapa menit dari pesan yg sudah aku kirimkan, sebagai seorang yg tadinya punya percaya diri yg cukup tinggi, aku gak mau berbohong kalau emang waktu itu aku juga langsung merasakan demam panggung alias nerveous rek, ndredeg atiku, senang? Pasti dong, antusias? Tentu saja.

--

--