CELCON

O.CELESTIAL INTERN LIFE — PART TWO

rukyodgaf
6 min readMar 10, 2022

Sesuai arahan dari Asher, sekarang Manda dan Chiel sedang menyiapkan keperluan meeting yang akan dimulai lima menit lagi.

“Meetingnya sama Nibiru Corp ya Chiel?”

“Iya. Kenapa?”

“Senior gua. Cuma dia jurusan film sih. Sama-sama multimedia.”

“Oh ya? Eh berarti lo sekampus sama Kio, Ryo, Joel, Oshian dong?”

Chiel cukup antusias, karena dia salah satu fans dari Ryo dan Kio.

“Iya. Tapi ga pernah ketemu gua. Susah banget. Ya salah gua juga sih ga berani ke kantin pusat.”

“Maksudnya?”

“Jadi mereka berempat kan anak teknik, jaraknya jauh dari jurusan gua. Nah, circle-nya mereka tu selalu ngumpul di kantin pusat yang ada ditengah-tengah YSU, yang isinya kakak tingkat semua.”

“Ryo Joel kan masih maba bukan?”

“Iya tapi circlenya mereka. Segan aja bawaannya, habis mereka punya nama semua. Jadi ya gitu deh, gua ga pernah ketemu mereka langsung. Papasan aja engga.”

Pintu ruang meeting terbuka, Julian Wu datang untuk memeriksa keperluan meeting sebentar. Memperhatikan semua yang ada diruangan itu. Manda dan Chiel bingung harus berbuat apa. Secara Julian hanya diam mengelilingi ruang itu.

“Manda tolong AC-nya lo swing ya. Soalnya kalau engga bisa langsung ke kepala Kylo bikin pusing. Chiel tolong pesenin Ice Americano deh ke kitchen bawah, Ren Nibiru doyannya itu, lo telfon dari in-line itu aja. Manda sama Chiel nanti jangan ada yang motong omongannya Kylo ya. He hate it so much. Lo berdua tinggal diem dengerin mereka ngomong, yang diarahin notulensi siapa?”

“Chiel Sir.”

“Okay, Chiel yang detail ya. Jangan miss satu point pun. Gua tinggal ya, Kylo sama Nibiru on the way kesini.”

Julian pergi, Manda masih memproses apa yang baru saja terjadi.

“Sir Julian hafal semua kaya gitu latihannya berapa lama ya Chiel?”

“Gua juga heran…”

Tidak lama setelahnya, pemuda yang lebih tinggi dari Kylo masuk dengan santai dan langsung menempati salah satu tempat duduk. Kylo menyusul di belakangnya.

“Sorry gua bawa member baru ya Ren. Anak internship.”

“It’s okay.”

“Manda anak kampus lo. Harusnya satu department sama film ga sih sih?”

Pembicaraan itu menarik perhatian Ren.

“Kan gua udah jarang ke kampus kak. Project gua on-field semua. Btw, siapa nama lo?”

“Manda Julio.”

Another julio?

“Maksudnya?” tanya Kylo penasaran.

“Temen gua ada kembar Kairo Julio sama Kaito Julio.”

“Oh itu yang bakal kita assign buat jadi cover artist season ini Ren.”

“Kan dia di Jepang kak?”

“Pulang beberapa hari buat meeting offline. Tapi dia requestnya di provide penginapan sih.”

“Oh berarti doi ga pulang kerumah. Wajar sih. Yaudah, mulai yuk kak. Manjul, catet yang bener ye, Juniornya Ren. Hahaha.” godanya.

Sumpah rumor ni orang gila bener dah. Nyebelin banget.

Meeting itu berlangsung lancar. Ini berbeda dengan notulensi rapat yang Chiel dan Manda pernah lakukan. Pembahasan mereka berbeda. Manda dan Chiel seakan berada bukan di dunianya, yang mereka lakukan sedari awal hanya mencatat tanpa tau makna dari apa yang mereka tulis.

Tambah lagi pemandangan dua orang lelaki yang masih muda dengan rupa tampannya, seakan mencoba menghancurkan fokus mereka yang sedang mencatat.

“Sorry sir tadi bilang apa?” tanya Manda tiba-tiba di tengah diskusi intense mereka. Ren memandang aneh.

Girl. If you want to do the note, and didn’t understand some part. Leave it. Jangan potong obrolan gini. Itu mecah fokus. Paham?”

Manda. Lu bener-bener. Pake lupa yang Sir Julian bilang segala.

Kuatkan batin Chiel ya Tuhan.

“Paham Sir Nibiru.”

“Thank you.”

Kylo hanya diam, karena yang Nibiru katakan memang akan ia katakan jika Ren diam. Meeting mereka lanjutkan tanpa adanya interupsi.

“Okay. Thank you Ren. Mungkin next meeting bisa disesuain sama waktu lo aja karena gua kudu selesein dulu ini semua baru report ke lo. Untuk beberapa info nanti di hubungi Manda ya.”

“Alright kak. Thank you. Gua keluar duluan.”

“Perlu gua anter ga?”

“Ngapain. Ga usah lah. Sukses ya Chiel sama Manjul. HAHAHA.”

Manda tentunya menahan amarahnya. Selepas Nibiru pergi Chiel dan Manda berdiri, membersihkan berkasnya.

“Mau kemana?” tanya Kylo dengan tangan di atas meja yang menahan dagunya. Melihat Kylo yang masih duduk, tentunya langsung mereka ikuti.

“Setiap meeting biasanya gua sama Julian stay buat check notulesi. Biar ga ada yang missing. Next meeting gini juga ya. Sini liat catatan lo berdua.”

Tampaknya banyak yang Kylo revisi, ntah dimana salahnya. Sampai ia kembali menatap dua orang wanita itu.

You can do better next time. You still miss many part. Nanti lama-lama pasti biasa. Habis ini Chiel tolong di organize ya. Tanya sama team leader di luar masalah arsip. Manda, you can go to Julian Floor for a moment. Prepare buat photoshoot nanti siang, nanti di kasih tau Julian kok lo butuh ngapain aja. Setelah itu kalian berdua bisa lunch.”

— — — —

Di tempat yang berbeda, seorang anak kecil dan wanita yang cukup dewasa sedang duduk dengan eskrim ditangan masing-masing, menunggu supir yang akan menjemputnya. Hanya tiga puluh menit, melakukan pemeriksaan ke dokter itu.

“Kata Pilo aku ga boleh makan eskrim kalau perut kosong.” Memang dari tadi Reeva hanya memegang eskrimnya, tidak memakannya sama sekali.

“Oh ya? Sorry, kak Khay gatau.”

“Kata Pilo kalau gatau nanya. Jadinya buang-buang eskrim kan.”

“Engga, kasih kak Khay aja. Kakak doyan eskrim. Beneran nih Reeva gamau?”

“Ga boleh. Reeva harus makan dulu. Davin udah masak enak buat Reeva.”

“Pilo sama Davin siapa Reev?”

“Jadi dari tadi Reeva ngomong kak Khay ga paham?”

“Engga.”

“Pilo itu Papi Kylo. Davin itu Daddy Ravin.”

“Oh. Beneran ga mau eskrimnya nih?”

“Nanti Reeva bilangin Pilo ah.”

“Eeeeh jangaaan. Kak Khay bercanda.”

— — — —

Seperti ekspektasi mereka. Lantai Julian benar-benar ramai. Dengan perdebatan, dengan orang yang berlalu lalang, membawa kertas dan baju untuk pemotretan. An yang sedari tadi sudah berada disana berbaur dengan tim dari Asher.

“Ini nanti coba lo jahit An, pattern ini sama ini cocok ga. Sisain ruang negatif di halamannya. Nanti kalau udah dan oke bisa gua pertimbangin coba aja dulu.”

“Oke kak.”

Fay yang baru saja turun tentu bingung, sampai Julian yang melihatnya dan memberikan isyarat untuk ketempatnya.

“Sorry Sir lama.”

“Gapapa. Lo liat ini team lagi layouting, mix and match yang mana yang pas buat season ini. Nanti sebenarnya ini ngikutin semua theme dari article sama photoshoot nanti siang. Jadi lo perhatiin ya. Kalau ada masukan feel free to say di team gua.”

“Okay sir.”

Pekerjaan ini cukup seru untuk pertama kali. Julian benar dengan katanya, dia lebih memilih untuk mengajari secara langsung dari pada menjelaskan teorinya. Karena mempertimbangkan ini hanya internship, dengan waktu singkat. Hal ini sudah dia perbincangkan dengan Kylo dan mereka setuju dengan sistem ini.

Melihat Fay, tiba-tiba Julian menyerahkan jaketnya.

“Huh? Kenapa sir?”

“Gua udah bilang kita sering gerak dan on field kan? Besok pake baju yang nyaman aja, kaya Asher noh contohnya, udah kaya di kos kosan. Jangan tipis gini. Pake jaket gua dulu. Banyak cowo disini.”

Okay. Fay. Jantung lo biasa aja. Please.

“Ah, thank you sir. Besok saya balikin.”

“Yep. Lanjutin lagi aja. Gua tinggal lo bareng team gua aja. An gua tinggal ya, nanti kalau udah jam lunch lo tinggal lunch. Tunggu kabar gua buat schedule selanjutnya.”

“Siap Sir Julian.”

— — — —

Ketukan pintu terdengar dari luar. Julian mempersilahkan masuk.

“Oh Manda. Masuk. Udah kelar sama Nibiru?”

“Udah sir.”

“Kalau gitu ikut gua bentar ke studio ya.”

Julian mengajaknya turun beberapa lantai. Lantai itu hanya berisi keperluan photoshoot. Dari ruang ganti, make up dan lainnya.

“Okay. Ini team stylist sama team photoshoot lagi siap-siap. Team hari ini Dieor sama RAV’ELIO. Oh tu Hansel. Hansel sini bentar.”

“Kenapa Ju?”

“Ini Manda. Intern baru hari ini. Tolong infoin dia yang biasanya kamu list ke aku ya. Nanti dia bakal laporan ke Kylo.”

“Oh okay. Lunch bareng ga?”

“Iya. Nanti ke basement aku aja ya. Makan di luar. Aku pergi dulu.”

Julian mendekati Hansel, mengecup pelan puncak kepala lelaki mungkil itu.

Sumpah. Pengen teriak. Manda mau juga…

“Manda gua tinggal ya.”

“Okay sir.” Sepeninggal Julian, Hansel hanya memandang Manda.

“Maklumin aja ya. Julian udah kaya flash kalau kerja.”

“Iya Sir Hansel gapapa.”

“Huh? Panggil Kak aja. Gua bukan atasan lo. Yuk ikut gua.”

— — — —

Di ruangan itu kali ini Kylo sendiri, tumpukan berkas setiap hari senin benar-benar menyiksanya.

“Sayang?”

Oh, you here? Reeva mana?” Kylo berhenti dari aktifitasnya, bangkit menyambut kekasihnya yang baru saja datang.

“Kan check up. Udah jalan balik kok kata supir. Are you okay?”

“Biasa. Senin.”

“Bad, huh?”

Not really. Cause you are here. Hug please.

Ravin mendekapnya erat, menghirup harum yang belakangan menjadi favoritnya.

Lunch with me, please.

Of course. Tunggu Reeva ya, ntar kita makan bareng.”

Before Reeva comes, i want this one.

Me too.

Hanya tersisa sedikit jarak namun —

“Pilo! Reeva pulang!”

Reeva berlari ke arah mereka yang masih terdiam berpelukan. Kylo melihat Khay yang juga terdiam tidak dapat berkata apa-apa.

“Dalam hitungan tiga kalau lo ga pergi dari pintu itu. Demi apapun. Gua bakal minta Julian depak lo, Khay.” Nada pelan dan penuh tekanan dari Kylo.

“M — maaf. H — harusnya Khay ketuk dulu.”

As you should!” Ravin menahan Kylo yang siap berjalan mendekati Khay.

“Khay ya? Gapapa Khay. Lain kali ketuk pintunya ya. Pergi gih, lunch dulu sana. Thank you, ya udah ngantar Reeva.”

Khay mengganguk dan segera berlari pergi.

SUMPAH KHAY BARU HARI PERTAMA LO UDAH OTW BLACKLIST.

--

--