Langka

Saa
2 min readMar 7, 2023

Mahes terkekeh lihat kesayangannya tertidur di bangku lapangan tunggu dirinya main basket terlalu lama. Salahnya juga ganggu jam tidur Jovial dengan ajak yang lebih muda main basket malam hari.

“Jov, ayo pulang” Si rusa sentuh rambut hitam Jovi, usap lembut tak ingin kasihnya bangun terkejut.

“Udah mainnya?” Sentuhan Mahes buat dirinya terbangun. Dikuceknya mata merah itu berharap dapat terbuka sepenuhnya.

“Udah. Bisa jalan ga?” Jovi berusaha bangun, berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya nyaris terjatuh lantaran kesandung kaki sendiri jika saja lengannya tidak ditahan Mahes.

“Sini gendong aja” Mahes membungkuk di depannya, berikan punggungnya untuk Jovial. Yang lebih muda nurut langsung naik ke punggung Mahes, terlalu ngantuk buat dirinya melunak.

“Jangan sampe jatoh, kalo jatoh gue pukul lo” Di sisa kesadarannya, Jovi masih sempat lontarkan kata-kata yang buat Mahes terkekeh.

“Bawel”

Setelah menggendong Jovi di sepanjang jalan menuju rumahnya, akhirnya mereka sampai di kediaman Jovial. Segera Mahes bawa yang lebih muda ke kamarnya.

Direbahkan Jovial di kasur besarnya, sedangkan dirinya luruskan badan, pegal sehabis gendong Jovi. Mahes berniat tinggalkan kamar Jovi begitu lihat yang lebih muda sudah tertidur pulas, namun tiba-tiba sesuatu menahan tangannya.

“Kemana?” Jovial terbangun saat tidak lagi rasakan hangat tubuh Mahes.

“Mau mandi dulu, keringetan tadi”

“Ga usah mandi, sini tidur temenin”

“Mandi dulu bentar, bau gue”

“Ga bau, suka” Jovi tarik tangan Mahes sekuat tenaga buat pemuda Emilio limbung timpa dirinya. Dengan cepat ia lingkarkan tangannya pada leher yang lebih tua, tahan agar Mahes tidak bangkit.

“Jov, mandi dulu ya? Masa gue tidur sama lo kotor gini” Bukannya lepaskan si rusa, si golden retriever justru eratkan pelukannya. Gelengkan kepala lantas sembunyikan wajah di ceruk leher yang lebih tua.

“Kok tiba-tiba manja, hm? Langka banget” Mahes bubuhkan beberapa kecupan di wajah kasihnya yang diterima tanpa protes sedikitpun. Tumben.

“Tidur, Mahes”

“Gue yang di bawah, nanti lo susah napas” Mengingat ukuran tubuhnya lebih besar dari Jovi, Mahes balikkan posisi mereka, buat dirinya di bawah sementara pemuda Cashel berada di atasnya. Tangan besarnya tuju puncak kepala Jovi, usap-usap lembut hingga Jovi tidur kembali.

“Sleep tight, Prince”

--

--