Tahap Penat Betul : CAS

akhir sekolah tapi awal kuliah.

Salman Albir Rijal
7 min readMay 23, 2020

Kalau kalian berkenan, ada baiknya ditonton dulu video Catatan Akhir Sekolah kami di atas. Tak usah semuanya, terlalu panjang. Beberapa cuplikan saja cukup.

Cerita panjang lebar sekaligus bertele-tele khas Salman di bawah ini akan membahas satu bulan terakhir proses pengerjaan video setengah film tersebut. Tentang rasa lelah, pasrah, resah, buncah, amarah, yang terkadang diselingi bungah dan semringah.

September

Revisi

Desember, proyek ini dimulai sejak Desember tahun lalu. Ini sudah hampir masuk bulan kesepuluh! Tentu, mereka heran kenapa Catatan Akhir Sekolah ini belum kunjung dirilis. Dih, jangankan mereka, saya yang menggarapnya pun tak kalah heran.

Sikap saya dalam mengerjakan garapan ini memang tak main-main. Sebagai karya (yang mungkin) terakhir bagi sekolah tercinta, wajib hukumnya untuk mengerahkan seluruh tenaga. Meski terus ditagih, pendirian saya tetap gigih. Tujuan saya tetap: ingin menjadikan CAS angkatan 34 sesempurna mungkin.

Progres dari video ini sempat mengalami kebuntuan, terutama saat awal masa saya diterima di ITB. Euforia berlebih membuat saya sedikit abai terhadap tanggung jawab ini. Ketika kembali menghadapi panel-panel di Premiere Pro, saya menyadari bahwa stok video yang ada jauh dari cukup. Selain itu, banyak pula yang berkualitas rendah, atau bahkan sama sekali tidak layak tayang.

Parahnya, saya sudah berada di Kota Bandung, kota yang jaraknya hampir 800 km jauhnya dari Surabaya. Ingin mengandalkan rekan saya yang berada di sana pun rasanya tak mungkin, selain karena mereka sibuk kuliah, kebanyakan alur cerita video ini hanya ada dalam pikiran saya. Akhirnya, mau tak mau saya memasukkan berbagai sentuhan yang unik -kata lain dari aneh- di linimasa video tersebut. Beruntung, meski tim saya hanya beranggotakan empat orang dan terpisah Surabaya-Solo-Bandung, kami tetap bisa bekerja sama.

Salah satu upaya kerja sama jarak jauh (7/9)

Kembali

Setelah sebulan lebih menghadapi pagi yang terlalu dingin, akhirnya saya berkesempatan untuk kembali merasakan hangatnya Sidoarjo. Tiket kereta yang mahal membuat saya tak bisa seenaknya pulang begitu saja. Belum lagi perjalanannya yang amat memakan waktu. Oleh karena itu, sembari kereta melaju menuju tujuan, saya membuat perencanaan sedetail mungkin selama tiga hari ke depan.

Hari pertama, Jumat, 13 September. Saya memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah. Mengurus ijazah. Tak lupa saya mengunjungi Pasar Jum’at di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, sebuah keinginan yang baru bisa terwujudkan.

Saya kembali ke SMAN 16 Surabaya di sore harinya. Ada pertemuan penting dengan seorang adik kelas. Ia meminta beberapa wejangan terkait proyek aftermovie yang sedang digarapnya. Ah, saya jadi teringat proyek saya sendiri yang masih amburadul. Berkat pertemuan itu, saya mempunyai ide untuk melakukan syuting salah satu adegan transisi untuk proyek saya. Konyolnya, saya melibatkan seorang adik kelas (yang seharusnya tak muncul) di video angkatan saya sebagai aktor.

Tangkapan layar adegan transisi dari syuting terakhir (13/9)

Dua hari ke depannya pun cukup seru. Dalam interval yang sangat singkat tersebut, saya masih sempat bersepeda ke sekolah (yang jauhnya sekitar 13 km) serta menyaksikan laga basket DBL di tribun suporter. Aksi nribun tersebut sekaligus menjadi ajang temu kangen bagi kawan-kawan seangkatan yang sudah rindu bertemu maupun bersorak bersama di DBL Arena. Sayangnya, saya tak bisa menonton laga hingga usai karena harus mengejar jadwal kereta.

Skip

Tekanan demi tekanan untuk segera menyelesaikan video Catatan Akhir Sekolah makin gencar dilayangkan terutama setelah saya kembali ke Surabaya. Saya pun mencoba tetap rileks karena CAS tahun lalu baru dirilis akhir September, dengan durasi belasan menit. Berbekal motivasi untuk menjadikan CAS edisi angkatan 34 lebih unggul dibanding tahun-tahun sebelumnya, saya memutuskan untuk memperpanjang durasi video yang setengah masak ini. 34 menit, 16 detik; sebagai simbolisasi angkatan 34 SMAN 16 Surabaya.

Tentu, panjangnya durasi tersebut membuat saya berusaha ekstra keras agar CAS 16'34 dapat dirilis secepatnya. Usaha mulai dari mengurangi jam tidur, keluar dari unit-unit, hingga melewatkan waktu tutor hingga kelas pun saya jalani. Hal ini jelas berdampak negatif baik di bidang akademis maupun non-akademis. Padahal, di akhir September nanti sudah mulai dilaksanakan Ujian Tengah Semester.

Apabila ide terlanjur datang dengan lancar, terutama pada dini hari, saya memilih tidak tidur sekalian. Meski begitu, saya jarang tertidur di kelas. Daripada tertidur di kelas, sekalian saja tidur di kosan, hehe. Sebab kebiasaan buruk itulah, saya melewatkan dua dari empat kuis mata kuliah Kimia yang saya sukai.

Promosi

Segala jerih payah yang telah dikeluarkan semenjak akhir tahun 2018 mungkin tak akan berarti apa-apa bila tak ada penonton. Takut rekan seangkatan sudah pada lupa, saya mencoba mengingatkan kembali bahwa Catatan Akhir Sekolah SMAN 16 Surabaya angkatan 34 itu ada. Lebih tepatnya hampir selesai. Tim kami pun mulai antusias untuk membangkitkan hype tersebut.

Ketakutan saya, atau lebih tepatnya kami, akan lupanya teman-teman pada proyek CAS ini sebenarnya kontradiktif dengan beberapa insan yang berlagak seolah “rentenir video”. Saya yang paling tidak tahu-menahu seputar itu. Ketiga teman saya yang lain terus-terusan diteror dengan pertanyaan yang sama. Salah satu rekan tim menjawab dengan jawaban yang mengambang, tapi bagus.

“CAS e kapan diupload?”

“Ngkok, pas awakmu kangen-kangen e”

Sontak, cerita dari kawan yang satu ini membuat saya terpanggil untuk membuat tagline promosi video CAS menggunakan gubahan dari kalimat tersebut.

Promosi CAS 16'34 via Instastory (21/9)

Terus-terusan berdiam diri di depan laptop tentunya tak baik untuk kesehatan. Kebetulan, semester satu ini mahasiswa FTI mendapatkan mata kuliah olahraga. Guru olahraga menganjurkan kami untuk senantiasa memperkuat fisik dengan berlari keliling trek lari Saraga sebanyak enam putaran (±2,4 km) dua kali seminggu. Kesempatan baik untuk menambah nilai sekaligus menjadi pelarian dari suntuknya pengerjaan CAS. Oh iya, sebagai bukti, foto latihan mandiri ini wajib diunggah di Instagram. Saat CAS akan rilis, saya memanfaatkan jam raksasa di Saraga jadi media promosi, hehe.

16'34 (27/9)

…rada maksa sih ya, tapi gapapa, namanya juga usaha.

Rilis

Seiring munculnya promosi di Instagram Story, harapan dari kawan-kawan pun membuncah. Motivasi dan usaha saya pun bertambah. Namun, sifat perfeksionis dalam menyunting video ini masih belum saya tanggalkan. Alhasil, jadwal rilis dari Catatan Akhir Sekolah ini terus mundur dari rencana.

Awal rencana, saya ingin menyelesaikan sekaligus mengunggah Catatan Akhir Sekolah pada hari Minggu, tanggal 22 September, sehari setelah promosi dirilis. Sayangnya, (sekali lagi) saya mendapat ide untuk menuliskan seluruh nama teman-teman Sixteenagers’34 di bagian credits. Perwujudan ide ini cukup memakan waktu, sehingga tidak memungkinkan untuk selesai pada hari itu juga. Padahal, seorang anggota tim mengusulkan untuk merilis CAS pada hari itu karena Sixteen baru saja tersingkir dari ajang DBL 2019. Biar jadi pelipur lara, katanya.

Salah Satu Scene Andalan dari CAS 16'34

Singkat cerita, Catatan Akhir Sekolah kami akhirnya berhasil diunggah pada Jum’at malam, 27 September. Tidak ada kendala berarti saat proses pengunggahan video berukuran gigabyte tersebut. Sinyal Wi-Fi di CC Timur luar biasa kuat. Saya benar-benar tidak menyangka video itu dapat diunggah dalam waktu lebih cepat dibanding durasi tayangnya.

Sudah selesai? Oh, tentu tidak, ceritanya masih cukup panjang.

Klaim

Saya kira, dengan tuntasnya pengunggahan video malam itu berarti usai sudah semua urusan. Ternyata tidak demikian. Salah satu dari lagu-lagu yang saya gunakan tersandung masalah. Pemilik hak cipta dari lagu “What You Know”, Grupa BB Media Music, melarang penayangan video kami di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Teman-teman saya pun tidak bisa menikmati rekaman kenangan tiga tahun masa putih-abu itu.

Hal ini tentu mengejutkan saya karena sebelumnya saya kadung sumringah dan memberi tahu tim produksi bahwa CAS 16'34 telah dirilis. Saya pun mencoba mengajukan banding. Ditolak. Sungguh, rasanya amat kecewa dan putus asa.

Pencarian kandidat pengganti lagu yang didendangkan Two Door Cinema Club tersebut dimulai. Pun pencarian cara agar lagu yang sudah klop tersebut bisa diakali sehingga tak perlu diganti. Ganti lagu berarti ganti durasi dan ganti adegan yang cocok. Sungguh merepotkan bila saya harus menyunting kembali keseluruhan video hanya akibat satu lagu saja.

Promosi CAS 16'34 saat Banding Kedua (29/9)

Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mengajukan banding kedua. Proses ini memang perlu kehati-hatian serta keberanian ekstra. Pengajuan banding kedua, apabila ditolak, bisa berakibat penghapusan video atau bahkan masalah pada kanal pengunggah. Masalahnya, kanal pengunggah ini milik sekolah, bukan milik pribadi.

Pelepasan Hak Cipta dari Grupa BB Media Music (29/9)

Alhamdulillah! Usaha banding kedua membawa hasil positif bagi kami. Kini, kami tak perlu lagi khawatir tentang pencekalan penayangan, konsekuensi pada kanal, dan sebagainya. Klaim hak cipta telah dilepas. Fyuh, akhirnya bebas~

Maaf

Sekali lagi, dengan dilepasnya klaim hak cipta, saya kira masalahnya sudah benar-benar usai. Saya bisa mengejar ketertinggalan materi di kelas, bersiap menghadapi ujian, dan tentunya tak lagi menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Sekali lagi, masalah baru pun muncul. Satu persatu komplain datang mengenai CAS 16'34.

Tak banyak sih, tapi nyelekit. Hasil jerih payah selama sepuluh bulan ini ternyata masih mengecewakan bagi sebagian orang. Puncaknya, saya bersama tim menyampaikan permohonan maaf di grup angkatan, diiringi dengan ungkapan terima kasih. Namun, maaf kami sepertinya belum diterima seutuhnya karena masih ada omongan pedas di “belakang”.

Sudah sudah, tak akan saya bahas lebih lanjut. Takut.

Konklusi

Jujur, satu bulan terakhir dalam progres pengerjaan Catatan Akhir Sekolah SMAN 16 Surabaya angkatan 34 adalah salah satu fase paling melelahkan dalam perkuliahan. Both physically and mentally.

--

--