Destinasi Ambisi

Idealisme dan Realita

Sandy Pratama
2 min readJan 24, 2019
Salvador’s Dali Quote

Ambisi, peta buta terluas dengan gambaran konstruksi ribuan kilometer lorong bercabang yang perlu tapi tidak semuanya mampu dilewati. Ambisi, sebuah gaya yang mampu mendorong ribuan insan ke tepi tapi juga mampu menerbangkan ribuan lainya ke Arasy. Ambisi, jembatan besar yang menyatukan ide dan implementasi.

“Five enemies of peace inhabit with us — avarice, ambition, envy, anger, and pride; if these were to be banished, we should infallibly enjoy perpetual peace.” — Francesco Petrarca

Konotasi yang diberikan kepada ambisi terkadang cukup miring. Ambisi acap kali disandingkan dengan ketamakan. Lebih lagi ketika seorang anak Adam begitu ambisius untuk duduk di atas singasana kenegaraan atau untuk memiliki kendali penuh akan tahta kebebasan dirinya sendiri. Seakan-akan di ruang ini, Ambisi adalah seorang Raja dan ketamakan adalah Ratunya yang begitu diktator dan tidak menghendaki kedamaian. Anggapan miringnya substansi ambisi secara umum ini tak jarang membuat cukup banyak orang ragu untuk berambisi. Mereka enggan dinilai sebagai ‘ambisius’ ketika membuka mata untuk mempertontonkan rencana fiksi mimpinya di panggung dunia.

Tapi, di ruang kemiringan konotasinya, ambisi tetaplah Raja. Dia yang mampu menuliskan batasan-batasan untuk rakyatnya. Dia juga mampu memilih kepada siapa dia akan melabuhkan hatinya: ketamakan atau kesederhanaan. Dan dia juga penentu seperti apa kerajaannya akan menguasai seluruh wilayah.

“Great results require great ambitions.” — Heraclitus

Meskipun ambisi tidak benar-benar lurus, ambisi tidak juga selalu semiring itu. Ambisi memiliki aturan main untuk seorang ambisius demi merealisasikan ide-ide brutal dan mimpi-mimpi liarnya. Sebagai Raja baru pewaris wewenang sebuah ambisi, di setiap persimpangan yang dilalui, dia lah yang memilih dimana destinasi terakhir ambisi. Dia mungkin akan memilih reputasi, dia mungkin juga akan memilih kekuasaan, atau dia juga mungkin lebih memilih kebebasan.

Sang ambisius juga berwenang untuk memilih siapa Ratu yang pantas untuk disandingkan dengan ambisinya. Jika dia begitu rakus, dia akan menjadi terobsesi dengan kefanaan — melewati semua lorong yang digambarkan pada peta yang dia genggam. Tapi jika dia begitu apa adanya, dia akan memilih melewati lorong-lorong tertentu sesuai regulasi untuk tetap menjaga kemurnian ambisinya.

“Ambition is the path to success, persistence is the vehicle you arrive in.” — William Erdley IV

Dengan menjadi ambisius, dia akan menuliskan rencana, aturan, dan mungkin juga batasan-batasan untuk menuju destinasi-destinasi tertentu di dalam hidupnya. Ambisi juga adalah kunci untuk membuka pintu pembatas antara mimpi dan realita. Ambisi adalah jalan besar untuknya tetap melangkah.

Destinasi ambisi adalah pilihan masing-masing insan. Ambisi mampu membawa pada kekuasaan, kekayaan, kebebasan, kedamaian, atau apapun yang dicita-citakan. Ambisi tidak untuk dicari, tapi diciptakan. Ambisi, terlepas dari segala kemungkinan penyalah gunaan, adalah salah satu simbol perjuangan menuju terealisasinya harapan.

--

--