LAST WISH APLIKASI BANK JAGO — UX Case Study

Sanianastasyaviora
7 min readNov 28, 2021

Pendahuluan

Haloo, saya Sania Nastasya Viora. Saya seorang mahasiswi yang mempunyai antusias terhadap UI UX. Di sini saya ingin berbagi tulisan saya. Selamat membaca teman-teman!:)

Disclaimer: Proyek ini merupakan bagian dari program internship UI/UX yang dilaksanakan oleh Skilvul, untuk program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Bank Jago menjadi salah satu perusahaan partner program tersebut dan saya tidak sedang mengikuti internship di perusahaan Bank Jago.

Overview Permasalahan

Melihat perkembangan teknologi saat ini, tentu semuanya dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan hanya dengan bantuan elektronik seperti smartphone. Di tengah pandemi, mayoritas dari kalian pasti lebih memilih melakukan kegiatan serba online, seperti berbelanja, berjualan, menabung, transaksi, dsb. Nah, pada projek kali ini, saya beserta 2 rekan saya tergabung dalam kelompok SVI 7–8 mendapat tantangan dimana ini adalah tugas akhir yang didapatkan dari kegiatan training UI/UX yang diadakan oleh Skilvul bekerjasama dengan Kampus Merdeka, yang mana Bank Jago selaku Challenge Partner yang saya ambil. Isi tantangan ini ialah membuat suatu fitur baru pada aplikasi Bank Jago bernama “Jago Last Wish”. Bank Jago merupakan penyedia solusi keuangan digital yang diawasi oleh Bank Indonesia dan OJK. Selain berkerjasama dengan beberapa startup besar di Indonesia seperti Bibit, Gojek, dan Tokopedia, Jago mempermudah ragam kebutuhan keuanganmu dengan teknologi terdepan dan keamanan yang terjamin. Pada fitur Jago Last Wish sendiri merupakan sebuah fitur wasiat perencanaan di masa depan yang bisa mempengaruhi kehidupan pengguna dan keluarganya.

Objektif

  • Mencari tahu kebutuhan pengguna, khususnya pegawai yang mempunyai SES (Socio Economic Status) A atau B.
  • Mencari tahu tingkat ketertarikan dan minat pengguna terhadap fitur Jago Last Wist yang ditawarkan pada aplikasi Bank Jago.
  • Menyediakan perencanaan masa depan yang mudah, menyenangkan, dan terpercaya.
  • Mengetahui tingkat keberhasilan fitur Jago Last Wish yang telah dirancang sesuai tujuan awal berdasarkan nilai SEQ (Single Ease Question).

Peran, Scope, dan Durasi Pengerjaan

a. Peran

Pada proyek ini, saya berkolaborasi dengan Septian Hesti Kusuma dan II8I4OO5O Ridho Akbar Syah. Kami memiliki peran yang sama dalam membuat proyek ini yaitu sebagai UI/UX Designer. Namun, pembagian tugas ini dilakukan dengan membagi beberapa tampilan fitur utama, dan jobdesk saya adalah membuat tampilan fitur myfamily.

b. Scope

  • Proses Riset
  • Define dan ideate solusi
  • User Flow
  • Wireframing
  • Design System
  • UI Design
  • Prototyping
  • User Research
  • Iterasi Design dan Evaluation

c. Durasi Pengerjaan

Untuk proyek ini dilakukan pengerjaan dalam waktu kurang lebih dua bulan, dimana setiap minggunya masing-masing peserta intern harus mengumpulkan target output mingguan yang telah dikerjakan pada tempat penugasan, Google Classroom.

Design Process

Source : Corpohub

Dalam proyek ini metode pedekatan yang digunakan adalah metode Design Thinking. Pemilihan metode ini dikarenakan fokus permasalahan menitikberatkan terhadap pengguna, sehingga perlu dilakukan peluncuran ide-ide dalam sesi brainstorming hingga ditemukannya sebuah solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Untuk keberhasilan proyek ini, kami menggunakan Figma.

1 — Empathize

Melihat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki, kami melakukan empathize dengan metode secondary research. Dengan adanya analisis dari perusahaan kompetitor, dilakukannya pencarian data-data pendukung di internet, meringkas point-point saat sesi AMA Bank Jago, dan interview via chat dengan beberapa orang sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Setelah dilakukan riset, didapatkan beberapa hasil diantaranya:

  • Belum adanya layanan e-wasiat di Indonesia
  • Pembuatan wasiat masih dilakukan secara manual dan tentunya memakan banyak waktu dan biaya
  • Belum adanya solusi untuk mengurangi persengketaan di dalam keluarga
  • Legalitas dokumen menjadi hal utama saat pembuatan wasiat agar terciptanya keamanan

2 — Define

Setelah melakukan riset yang memudahkan dalam menemukan permasalahan yang ada agar terbentuk sebuah solusi, kami menguraikannya ke dalam Pain Point & How Might We(HMW).

Pain Point
How Might We(HMW)

Setelah voting pengelompokkan dilakukan, kami menghasilkan How Might We sebagai solusi dari permasalahan utama, yaitu:

“Membuat fitur wasiat yang mudah, menyenangkan, dan terpercaya”.

3 — Ideate

Setelah masalah dan kebutuhan pengguna ditemukan, kami melakukan brainstorming untuk menemukan ide-ide gila yang dapat dijadikan sebuah solusi untuk mewujudkan How Might We(HMW) yang telah disepakati sebelumnya. Berikut hasil dari brainstorming idea yang kami lakukan:

Solution Idea

Setelah didapatkan hasil brainstorming, kami melakukan pengelompokkan ide tersebut ke dalam Affinity Diagram.

Affinity Diagram

Dari pengelompokkan fitur tersebut kemudian diurutkan berdasarkan skala nilai effort dan user value-nya menggunakan diagram Prioritization Idea.

Prioritization Idea

Dengan bantuan diagram tersebut tentunya memudahkan kami dalam menentukan prioritas fitur yang terlebih dahulu akan dikembangkan.

Yang terakhir dari tahap Ideate ini adalah pembuatan Crazy 8’s. Crazy 8’s merupakan salah satu metode untuk brainstorming design. Dengan Crazy 8’s ini kami membuat gambaran kasar pada kertas HVS A4 dilipat 8 bagian dengan waktu 8 menit. Setelah selesai, presentasi singkat dilakukan dan masing-masing dari kami memberikan voting.

Crazy 8's

4 — Prototype

Pada tahap ini dilakukan beberapa proses seperti pembuatan User Flow, Wireframe, Design System, UI Design, dan terakhir Prototyping.

a. User Flow

Ada 3 flow utama yang kami hasilkan, masing-masing dari kami membuat satu flow, diantaranya :

User Flow Pembuatan Wasiat(HESTI)
User Flow My Family(SANIA)
User Flow Gamifikasi Wasiat dan Reward(RIDHO)

b. Wireframe

Pada proses ini, saya membuat beberapa tampilan dalam fitur my family. Diantaranya halaman my family, halaman wasiat yang akan di klaim, halaman persetujuan pihak keluarga, halaman klaim wasiat, dan halaman verifikasi klaim wasiat.

Wireframe My Family

c. Design System

Dalam mempermudah proses pembuatan UI Design, kami membuat Design System. Design System ini terdiri dari beberapa molekul yang nantinya dijadikan komponen untuk mempersingkat pada saat pembuatan UI Design.

Design System

d. UI Design

Dari user flow dan wireframe yang telah saya kerjakan, kemudian dilanjutkan dengan mendesain tampilan antarmuka fitur my family menggunakan Design System sebagai acuan. Fitur ini berisi klaim wasiat dan persetujuan keluarga.

UI Design My Family

e. Prototyping

Dari UI Design yang telah dibuat oleh masing-masing dari kami, kemudian dilanjutkan pembuatan prototype.

Protoype Jago Last Wosh

5 — Testing

Tahap terakhir dari design process adalah Testing. Pada tahap ini, kami melakukan pengujian prototype yang telah dibuat kepada pengguna secara langsung untuk mendapatkan feedback yang dapat digunakan untuk memperbaiki UI/UX sebelumnya. Kami menggunakan metode Usability Testing dengan UX Metric yang digunakan adalah Single Ease Question(SEQ). SEQ menggunakan skala nilai 1–7 untuk mengukur tingkat kemudahan, dengan angka 5,5 menjadi parameter nilai minimal keberhasilan. Terdapat beberapa persiapan dalam melakukan tahap ini diantaranya persiapan dokumen stimulus user research pada google docs dan record data user research di spreadsheet.

a. User Research

Proses ini dilakukan dengan metode in-depth interview menggunakan Google Meet.

Kriteria utama pengguna:

  • Berusia 25–35 tahun
  • Pekerjaan sebagai karyawan/karyawati pada instansi apapun yang mempunyai SES (Socio Economic Status) A atau B.
  • Sudah memiliki asuransi dari kantor tempat bekerja
  • Berpendidikan dan ramah teknologi

Hasil

Testing tersebut menghasilkan output sebagai berikut.

Nilai SEQ Hasil Interview

Dengan nilai 5,75 artinya fitur tersebut telah memenuhi nilai minimum keberhasilan. Dan untuk memenuhi nilai maksimal pengguna memberikan beberapa saran antara lain:

  • Menu pada tampilan detail pohon wasiat lebih baik ditampilkan satu memanjang ke bawah agar bisa terlihat langsung.
  • Proses verifikasi lebih dipersingkat
  • Pesan-pesan wasiat bisa dibentuk pop-up agar terlihat.
  • Pada saat terhubung dengan CS, warna pesan dibuat selang-seling agar bisa dibedakan.
  • Kata-katanya dibuat yang lebih baku.
  • Untuk tampilan persetujuan dibuat option agar pengguna langsung tahu.
  • Icon jumlah member bisa diimprove dengan gambar orang atau avatar.
  • Info ditampilkan di luar.

b. Iterasi Design

Iterasi desain dilakukan berdasarkan masukan dan saran dari pengguna.

Berikut hasil iterasi desain yang telah saya lakukan:

Iterasi Halaman Lihat Wasiat
Iterasi Halaman Chat
Iterasi Halaman Beri Persetujuan

Kesimpulan

Dalam melakukan design proses, mulai dari tahap empathize hingga testing belum sepenuhnya menghasilkan nilai maksimal. Dan untuk menghasilkan nilai maksimal tersebut perlu dilakukan testing dan iterasi kembali sampai menemukan tampilan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Akhiran dari tulisan saya ini, saya memiliki beberapa ide iterasi yaitu :

  • Keamanan lebih diperkuat
  • Terdapat beberapa rekomendasi wasiat di tampilan awal
  • UI dibuat lebih menarik lagi
  • Gamifikasi dibuat lebih interaktif lagi

Terima kasih teman-teman yang sudah membaca tulisan saya. Semoga UX Case Study ini dapat bermanfaat dan menjadikan referensi bagi UI/UX Designer pemula. Saya dengan senang hati menerima kritikan ataupun masukan dari kalian.:)

--

--