Sitemap

Esok pagi akan ku-kenakan lagi sepasang sandal; sebelahnya keikhlasan, sebelahnya lagi keberanian.

2 min readDec 18, 2024
The title above comes from TikTok.

Di sudut malam yang hampir runtuh, angin berhembus. Aku duduk menatap bekas langkah yang kutinggalkan di jalan, jejak- jejak itu terlihat samar, seperti mimpi kemarin malam yang hanya setengah ku dapat mengingat. Di dalam sunyi ini, aku berbicara kepada diriku — tentang langkah yang tertahan, tentang jalan yang menunggu, dan tentang sepasang sandal yang tergeletak di depan pintu.

Ah, sandal itu. Sebelah berisi keikhlasan, dan sebelahnya lagi berisi keberanian.

Ku-kenakan dulu yang berisi keikhlasan — ia bukan tentang menyerah, melainkan tentang menerima bahwa yang ada akan tiada. Tentang yang pergi secara serentak, hati ini pasti rasanya ingin memberontak, bukan?

Ia mengajarkanku untuk melepas dengan tenang orang-orang yang pergi, harapan yang memudar, dan mimpi yang pecah di tengah jalan. "Bukan milikmu," katanya lembut, "tapi bukan berarti kau kehilangan segalanya." Dengan menggigil, rasa takut ini diselimuti, namun sang arus menyisir diri perlahan, hingga sampai di tepi keikhlasan.

Bagaimana dengan yang sebelahnya? Katanya berisi keberanian yang menyala.

Seperti nyala lilin di tengah badai — kecil namun tak mau mati. Ia berdiri teguh di antara bayang-bayang keraguan, berkata, "Langkah pertama adalah milikmu; sisanya akan mengikuti." Ia juga mengajarkan bahwa tak peduli seberat apa kaki melangkah, sebab di depan ada kebahagiaan yang berbongkah-bongkah.

Esok pagi, dengan keberanian ini aku akan menapaki jalan yang belum pernah kupijak. Aku tahu, itu mungkin berkerikil, mungkin banyak belokan yang tak terduga. Namun, aku juga tahu bahwa setiap langkah adalah seruan kepada dunia bahwa aku ada, aku mencoba, dan aku berani.

Esok pagi, akan ku-kenakan keduanya.

Ketika embun masih bergelayut di pucuk-pucuk daun, dan ketika hangat telapak tanganku menyentuh lembut pipiku yang terasa dingin. Sepasang sandal ini, seperti doa yang menyelimuti — menuntun hari yang belum pernah kulihat, dan menemani kemungkinan yang belum pernah kusentuh.

Aku tidak tahu kemana jalan ini akan berakhir. Tapi aku tahu, setiap langkah yang kugoreskan di bumi adalah surat cinta kecil kepada semesta, berkata: Lihat, aku berani. Lihat, aku ikhlas. Akan kutunjukkan kepada dunia, agar ia merasa beruntung sebab aku setuju untuk berkunjung.

Dan di suatu senja nanti, ketika sandal ini akhirnya harus kutanggalkan, aku akan menoleh ke belakang, kepada jejak-jejak yang kutinggalkan, dan tersenyum. Menuangkan rasa bangga, bukan karena semua mimpi telah tercapai, tetapi karena aku telah mencoba — dengan keikhlasan di satu kaki, dan keberanian di kaki lainnya.

--

--

senja ࣪˖ ִֶָ𐀔
senja ࣪˖ ִֶָ𐀔

Responses (1)