Waktu Peningkatan Pendapatan

Tishar Maghfiratika
7 min readNov 7, 2022

--

Pikiran adalah sumber sejati dari segala kekayaan, kesuksesan, keuntungan materi, penemuan dan penciptaan besar, serta pencapaian. -Claude M. Bristol

Aset finansialmu yang sangat berharga adalah kemampuanmu dalam berpenghasilan (bukan rumah, tabungan, atau bisnis). Hal ini didefinisikan sebagai kemampuanmu untuk mendapatkan hasil, yang mana orang-orang bersedia membayarmu. Kamu bisa saja kehilangan seluruh uangmu bukan karena kesalahanmu sendiri, tapi selama kamu masih memiliki kemampuan berpenghasilan, kamu akan tetap bisa kembali ke dunia industri dan memperoleh pendapatan lagi. Inilah yang dilakukan oleh banyak orang sukses sepanjang masa hidup mereka.

Kemampuanmu dalam berpenghasilan adalah akumulasi dari pengetahuan, keahlian, pengalaman, pembelajaran, kerja keras, dan hasil yang telah kamu peroleh semasa hidup dan karirmu. Kamu mengembangkannya selama hidupmu.

Menaikkan nilai atau menurunkan nilai?

Karena kemampuanmu dalam berpenghasilan adalah sebuah aset, seperti halnya aset yang lain, aset ini bisa naik atau turun nilainya seiring berjalannya waktu. Kemampuan ini dapat naik nilainya jika kamu terus-menerus menigkatkan pengetahuan dan keahlianmu, mengerjakan lebih banyak tugas-tugas yang sangat dihargai orang dan orang bersedia membayarmu.

Kemampuanmu dalam berpenghasilan bisa menjadi “aset yang menurun nilainya” jika kamu tidak secara terus-menerus meningkatkan keahlian dan kemampuanmu melalui pembelajaran dan kerja kerasmu sendiri. Namun karena perubahan ekonomi begitu cepat dan tuntutan terus-menerus akan keahlian baru, kemampuanmu dalam berpenghasilan tidak pernah berada di tingkat yang sama.

Kita tidak punya jurang pendapatan, yang kita punya adalah jurang keahlian. -Gary Becker (Ekonom Pemenang Hadiah Nobel di Universitas Chicago)

Keahlian menjadi usang

Becker menemukan, bahwa perbedaan utama antara orang-orang bekerja masuk 20% teratas, mereka yang pendapatannya meningkat rata-rata 11%/tahun, dan orang-orang yang masuk 80% terbawah, mereka yang pendapatannya meningkat 3% atau kurang per tahun. Orang-orang yang bergaji paling tinggi selalu membaca, belajar, dan meningkatkan keahlian mereka.

Anders Ericson, pendiri studi kinerja elit, menyimpulkan bahwa kebanyakan orang bekerja selama tahun pertama untuk mempelajari pekerjaan mereka dengan cukup baik supaya tidak dipecat. Setelah itu, mereka tidak pernah menjadi lebih baik. Mereka tidak pernah bertambah baik. 10 tahun setelah memulai pekerjaannya, mereka sama tidak produktifnya seperti kondisi mereka setelah setahun bekerja. Hal ini kelihatannya berlaku untuk 80% orang yang bekerja saat ini.

Pembelajar abadi

Orang-orang yang masuk dalam 20% teratas adalah para pembelajar abadi. Mereka terus-menerus menambah daftar pengetahuan dan keahlian mereka. Mereka membaca, belajar, dan mempraktikkan gagasan-gagasan baru. Mereka tidak pernah berhenti mendorong diri mereka sendiri untuk bertambah baik dan berkembang.

Ericson mendapati bahwa orang-orang yang berkinerja tinggi di setiap bidang menghabiskan jauh lebih banyak waktu untuk mempraktikkan dan meningkatkan keahlian mereka dibanding orang-orang yang berkinerja rendah.

Mengenali keahlianmu yang paling penting

Ericson menyelidiki para eksekutif yang mulai bekerja di perusahaan-perusahaan besar selama bertahun-tahun, berpindah ke jabatan manajemen yang tinggi, dan seorang CEO atau presiden direktur. Mereka memperoleh pendapatan hampir 301x (2016) rata-rata pendapatan dari para pekerja di perusahaan tempatnya bekerja.

Dia mendapati bahwa kebanyakan orang-orang ini (para eksekutif) mempraktikkan suatu strategi sederhana yang telah mereka gunakan sepanjang karir mereka. Begitu mereka mulai menjalankan pekerjaan pertama mereka, mereka mendatangi atasan mereka dan menanyakan, “Satu keahlian apa, jika saya benar-benar ahli di situ, akan membuat kontribusi yang lebih bernilai di pekerjaan saya?”

Setelah mendapatkan jawaban dari atasan, mereka akan menetapkan pengembangan keahlian ini sebagai suatu tujuan dan membuat rencana pembelajaran. Mereka akan membuat daftar segala hal yang bisa dilakukannya untuk menjadi lebih baik di bidang tersebut. Mereka akan mengetahui buku-buku yang harus dibacanya, kursus & lokakarya yang harus diikutinya, seta program audio yang bisa didengarnya dalam perjalanan menuju ke tempat kerja.

Nomor ajaib

Inilah nomor ajaib. Ericson mendapati bahwa orang-orang terbaik ini menginvestasikan 2 jam/hari, 5 hari/minggu untuk mempelajari keahlian-keahlian baru. Dengan menginvestasikan 10 jam, orang-orang yang mulai bekerja dari tingkat terbawah di korporasi mereka, di awal karir mereka, mampu untuk terus-menerus bergerak naik lebih cepat.

Sementara teman-teman mereka pergi keluar untuk bersosialisasi, berpesta, dan menonton pertandingan olahraga di televisi. Orang-orang yang berprestasi tinggi memanfaatkan betul 2 jam setiap hari, 5 hari seminggu untuk menjadi lebih baik di pekerjaan mereka.

Memandang dirimu sendiri sebagai pekerja lepas

3% orang terbaik di setiap industri menerima tanggung jawab yang tinggi atas diri mereka sendiri, atas segala hal yang mereka lakukan, dan atas apapun jadinya mereka. Akibatnya, mereka memandang diri sendiri sebagai pekerja lepas. Mereka bertindak seolah merekalah yang memiliki perusahaan tempat mereka bekerja.

Robert Reich, mantan menteri tenaga kerja AS, berkata bahwa ketika masuk ke suatu perusahaan, dia bisa segera menetukan jenis budaya yang dikembangkan perusahaan itu. Dia berkata hal itu diketahui lewat “kata ganti yang digunakan para pekerja” ketika mereka membicarakan perusahaan dan diri mereka sendiri.

Di perusahaan-perusahaan terbaik, orang-orang akan memakai kata-kata kami dan kita. Mereka merasa dan bertindak seolah perusahaan menjadi milik mereka. Mereka terlibat sepenuhnya. Mereka menerima tingkat tanggung jawab yang tinggi demi hasil perusahaan.

Di perusahaan-perusahaan yang berkinerja lebih rendah, orang-orang menggunakan kata ganti mereka. Mereka memandang perusahaan sebagai sebagai sesuatu yang sepenuhnya terpisah dari diri mereka sendiri, suatu entitas yang memberikan mereka pekerjaan dan gaji (hanya itu). Mereka melakukan sesuatu dengan tak bersungguh-sungguh setiap hari, memberikan upaya yang minimum, dan mengidamkan melakukan pekerjaan yang berbeda.

Kamulah direkturnya

Orang-orang terbaik menyadari bahwa mereka adalah CEO, direktur dari karir mereka sendiri.

Tak peduli siapapun yang menandatangani cek gajimu, kamulah direktur dari korporasi layanan personal dengan satu pekerja (dirimu sendiri). Kamu hanya punya satu produk (layanan personalmu sendiri) untuk dijual dalam pasar kompetitif.

Imbalanmu dalam hidup dan karirmu akan ditentukan oleh nilai layananmu terhadap orang lain, oleh kemampuanmu untuk berkontribusi bagi perusahaan, dan oleh kemampuanmu untuk menambah nilai secara terus-menerus di sepanjang karirmu.

Yang menetukan pendapatanmu?

Pendapatanmu akan ditentukan oleh 3 faktor utama: pekerjaan yang kamu lakukan, seberapa baik kamu melakukannya, dan kesulitan menggantikanmu.

Apapun yang memiliki konsekuensi dapat dianggap sebagai suatu tindakan, bahkan ketika tidak bertindak sekalipun atau tidak berbuat apa-apa dalam situasi tertentu. -Von Mises

Seseorang yang datang bekerja di menit-menit terakhir, menghabiskan sebagian besar hari mereka untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, mengambil istirahat minum kopi dan makan siang yang lama, dan sebisa mungkin pulang paling awal. Mereka inilah yang sepertinya sedang sibuk dengan tindakan-tindakan yang akan berdampak negatif bagi karir mereka.

Tidak meningkatkan keahlianmu, atau tidak memanfaatkan waktumu dengan baik, atau tidak bekerja giat di tugas-tugasmu yang paling penting adalah kondisi tidak berbuat sesuatu yang juga daoat berdampak sangat negatif.

Alam bersifat netral

Semua orang ingin memperoleh lebih banyak uang, dibayar lebih besar, dipromosikan lebih cepat, dan mencapai kebebasan finansial. Namun, alam bersifat netral. Dia tidak pilih kasih. Alam hanya berkata, “Kalau kau ingin mendapat lebih, kau harus memberi lebih.”

Alam juga berkata, “Kau tidak bisa mendapat lebih daripada yang kau berikan.”

Alam tidak mengerti senda gurau. Dia selalu benar. Selalu keras. Dia selalu betul, kesalahan dan kekeliruan selalu milik manusia. Manusia tidak mampu menghargainya, dia memandang rendah dan hanya kepada yang tangkas, tulus, dan benarlah dia mengungkap rahasia-rahasianya. -Goethe (Filsuf Jerman)

Memikirkan konsekuensinya

Kemampuanmu untuk mempelajari dan menerapkan pengetahuan dan keahlian baru memiliki potensi konsekuensi yang paling besar bagi hidupmu. Ini berarti bahwa jika kamu terus-menerus belajar dan berkembang, atau gagal belajar dan berkembang, konsekuensinya bisa sangat besar dalam kehidupanmu.

Penambahan atau pengembangan satu keahlian penting kesekumpulan keahlianmu yang sudah ada seringkali dapat melipatgandakan nilaimu dan pendapatanmu sangat cepat.

Mengembangkan rencana untuk keunggulan personal

Apa rencanamu untuk menjadi salah satu orang terbaik dalam bidangmu?

Orang-orang tidak berencana untuk gagal, mereka hanya gagal berencana. Tujuanmu adalah harus mempelajari satu keahlian berturut-turut, satu persatu.

Orang-orang terbaik mendedikasikan diri pada pembelajaran yang terus-menerus, seolah seluruh karir masa depan mereka bergantung padanya, karena memang demikian.

Ketika kamu menjadi pembelajar seumur hidup, potensimu tidak terbatas.

LATIHAN TINDAKAN

  1. Ketahui satu keahlian yang jika kamu menguasainya, akan memungkinkanmu untuk membuat kontribusi yang lebih bernilai dibanding keahlian lainnya.
  2. Tetapkan pengembangan keahlian ini sebagai suatu tujuan, ciptakan rencana pembelajaran untuk memiliki keahlian ini, lalu berusahalah keras untuk menguasai satu keahlian ini, tak peduli dibutuhkan waktu selama apapun.
  3. Sediakan waktu minimal 10 jam/minggu yang selama itu kamu mempelajari dan mengembangkan keahlianmu yang paling penting.

Sumber: Master Your Time Master Your Life (Sistem Terobosan Meraih Hasil Lebih Cepat, di Semua Bidang Kehidupan): Bab 3

--

--

Tishar Maghfiratika

Untukmu yang ogah membaca buku, bahkan sekadar membukanya.