Sotong Empat

Carmen.
3 min readOct 5, 2023

Bel istirahat pun tiba. Yujin yang tahu bahwa ia memiliki janji dengan orang yang menjatuhkan sotongnya kemarin bergegas untuk menyelesaikan tugasnya agar bisa segera ke kantin. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia melihat ada notifikasi dari “Kak Gyuvin XII.5". Setelah membaca pesan singkat dari kotak itu pun ia berjalan cepat menuju kantin.

Sesampainya di kantin, ia melihat ke arah bangku kanan belakang yang telah diberitahukan via chat tadi. Matanya melihat tangan melambai lambai dan tangan tersebut milik Gyuvin. Yujin berjalan cepat menuju bangku tersebut.

“Halo Yujin, duduk dulu dah”

“Oh iya kak.”

Yujin duduk tepat di depan Gyuvin. Sejujurnya ia malu dan bingung. Kenapa perihal sotong ini membawanya di situasi canggung seperti ini? Bukannya ia hanya harus ke kedai yang menjual sotong dan membelinya dengan uang Gyuvin? Mengapa harus duduk terlebih dahulu? Pertanyaan itu berputar — putar di kepala Yujin.

“Eh gue beliin sotongnya dulu, lo suka pake bumbu apa?”

“Aku aja kak yang beli”

“Udah gausah, gue aja. Lo suka bumbu apa?”

“Boncabe sama asin kak, tapi boncabenya dikit aja jangan ngelebihin presentase bumbu asin… Kalo bisa minta sotongnya yang kecil-kecil aja ya kak…”

Gyuvin yang mendengar hal itu pun tertawa kecil. Kata “lucu” sudah berkumandang di hati dan otaknya sekarang. Ia hanya mengisyaratkan jempol mengartikan bahwa ia paham dan akan membelikan sotong Yujin dengan semua request an itu.

Gyuvin kembali dengan dua bungkus sotong dan satu gelas minuman di tangan kirinya. Ia memberikan salah satunya kepada Yujin.

“Bener kan bumbu nya?”

“Bener bangett kakk! Temen-temen aku gapernah ada yang bisa ngasih bumbu se tepat ini. Kayanya kak Gyuvin orang pertama deh.” Ucap Yujin dengan sangat bersemangat.

“Masa? Bagus dah kalo gitu. Kenapa kok lo suka sotong yang kecil-kecil deh? Bukannya enak yang gede gede jadi isinya banyak?”

“Aku suka yang kecil soalnya aku suka sotong yang crispy gitu kak, aku gasuka sotong yang lemes. Jadi aku emang ga ngincer isinya hehe..”

“Ohh gitu.. Lucu ya”

“Ah emang selera ku kadang ga selaras sama yang lainnya..”

“Engga bukan itu. Lo nya lucu”

Yujin yang sedang memakan sotongnya pun hampir tersedak. Gyuvin yang sadar pun memberikan segelas minuman itu kepada Yujin. Minuman itu langsung diteguk olehnya.

“Makasih..”

“Chill jin.. Anyway gue mau tanya”

“Apa kak?”

“Lo lagi ada hubungan sama orang? atau lagi deket?”

“Eh? Enggak kak, aku baru kelas 10, mau fokus di semesteran juga.”

“Oh gitu.. Kalo gue ngedeketin lo gimana?”

Yujin tidak tahu harus menjawab apa. Kenapa orang di depannya ini sangat blak-blakan saat mengatakan hal yang menurutnya sulit untuk dikatakan.

“Emm–”

“Weh vin!”

Suara yang ia dengar adalah suara dari Hanbin, Ricky dan Matthew. Setahu Yujin, mereka berada di satu circle. Melihat ada Hanbin disana yang notabenenya kakak kelas Osisnya. Yujin langsung berdiri dan mengajukan tangannya untuk tos, kewajiban yang dilakukan anggota baru kepada kakak kelasnya.

“Buset, ngedate nih?” Goda Ricky.

“Eh kak aku ke kelas dulu ya, ada tugas.. Makasih sotongnya kak”

Yujin sengaja meninggalkan bangku tersebut lebih awal karena ia tidak ingin mendapatkan pertanyaan pertanyaan seperti itu. Malu. Ia juga tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.

--

--