Lagi-lagi air mata berhasil meringsek keluar menuruni pipi gembil gadis itu. Saat netranya kembali mendapati berita yang akhir-akhir ini tengah hangat diperbincangkan diseluruh tanah air. Berita yang memukul jatuh dirinya tanpa tedeng aling-aling. Berita yang menghancurkan dirinya tanpa iba.
Pria disebelahnya terlihat sama mengenaskan, tatapannya kosong dengan pandangan menyorot langsung ke televisi. Meski tidak meneteskan air mata, kelam malam itu terlihat sama tersiksanya ketika meraung meminta untuk dibebaskan dari belenggu pilu.
“Jangan nangis, Dek. Papa pasti pulang." ucap pria itu begitu menyadari sosok tersayangnya kembali menangis dalam diam. Yang bisa Ia lakukan hanyalah memeluk adik satu-satunya itu, saling menguatkan diambang kehancuran.
Didalam dekapannya, sang adek menggeleng ribut. Dengan suara bergetar, Ia berusaha berucap dengan tegas, "Nggak, Adek nggak nangis! Kenapa juga Adek harus nangis? Papa lagi bertugas. Berpatroli selamanya, dipeluk samudera.”