UX Case Study : Aplikasi Krealogi oleh Du Anyam
Fitur Integrasi Logistik
Latar Belakang
Krealogi memahami bahwa UMKM Indonesia mengalami banyak kendala dalam manajemen pesanan, produksi, persediaan hingga pengiriman. Sejalan dengan visi Krealogi untuk memberdayakan komunitas, mempromosikan budaya dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dibuatlah Krealogi. Krealogi dibangun untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM tersebut. Aplikasi Krealogi dibuat dengan tampilan yang ramah pengguna dan dapat digunakan oleh pelaku usaha dari berbagai kalangan. Fitur yang dibuat juga bertujuan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku usaha. Selain itu, Krealogi juga merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan pelaku UMKM. Akan tetapi Krealogi membutuhkan sebuah desain aplikasi yang user friendly dan tentunya bisa membantu pengguna Krealogi untuk mencatat kegiatan operasional mereka, membuat strategi dan menjaga alur operasional mereka.
Objektif
Objektif yang disediakan oleh Krealogi adalah
● CRM yang mudah
● Fitur Cash Flow
● Terintegrasi dengan Logistik and Marketplace
● Fitur Komunikasi (Bot dan Promo Pop Up) (Penambahan oleh tim 4)
Peran dalam Tim
Sebagai Freelance Creative Designer (Yafet Sinjal) yang berkolaborasi dengan 3 anggota (Tim 4) Nanin Arisawati , Alvin Aditya S & Efika Ambar. Untuk tanggung jawab & penugasan saya berperan dan menangani Fitur Integrasi Logistik.
Design Process
Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan. Karena Design Thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak dikenal, dengan melakukan reframing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototype dan testing. Design Thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototype, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide.
Dalam metode Design Thinking, dikenal 5 fase yaitu Empathy, Define, Ideate, Prototype, lalu Test. Harus digaris bawahi, kelima proses ini tidak selalu bersifat linear. Alur proses dapat disesuaikan dengan kasus spesifik tertentu.
1 — Empathize (Secondary Research)
Pada proses ini kami melakukan secondary research untuk mendapatkan pemahaman empatik tentang masalah yang dicoba untuk diselesaikan. Pendekatan yang diambil bersifat user-centered atau menitik beratkan pada apa yang sebenarnya yang dirasakan oleh user kita. Oleh karena itu kami menggali informasi mengenai analisis kompetitor, umpan balik pengguna, catatan singkat dari rekaman sesi AMA-Krealogi, fitur yang diingkan oleh Krealogi dan referensi kasus di website medium.
2 — Define
Informasi yang telah dikumpulkan selama tahap Empathize, dianalisis dan disintensis untuk menentukan masalah inti yang akan diidentifikasi. Tahap define ini akan sangat membantu untuk menyelesaikan masalah karena telah dilakukan penetapan masalah. Kami menemukan beberapa pain point yaitu :
Pada tahap selanjutnya dilakukan How Might We atau ‘Bagaimana Jika’ merupakan salah satu cara mengidentifikasi pain points atau problem apa saja yang ingin di pecahkan. Sehingga kami menyimpulkan sebuah tujuan untuk merepresentasikan cara penyelesaian masalah pada masing-masing pain points.
3 — Ideate
Setelah melakukan Empathize dan Define(Paint Points & How Might We) pada tahap selanjutnya kami membuat Ide sebagai salah satu menyelesaikan masalah. Terdapat Ide Solusi, Affinity Diagram dan Memprioritaskan Ide. Sebagai gambaran berikut ini penjelasan singkat dari Ide Solusi, Affinity Diagram dan Memprioritaskan Ide yang kami buat.
Ide Solusi :
- Desain yang mudah & jelas untuk Produksi, Logistik, Marketplace.
- Fitur untuk Pemodal & Pinjaman.
- Fitur yang mudah & jelas untuk UMKM.
- Fitur Komunukasi yang mudah dan jelas.
- Fitur Transaksi Pelaku UMKM dan Pembeli
Affinity Diagram
Pada Affinity Diagram akan disesuaikan dengan kategori ide solusi yang kami buat, terdapat 9 kategori yaitu
- Bahasa
- Integrasi
- Keamanan
- Program Disabilitas
- Video Tutorial, Course and Webinar
- Fitur Sosial
- Fitur Baru Keuangan
- Fitur Baru Pengguna
- Fitur Baru Komunikasi
Memprioritaskan Ide
Proses ini merupakan pemilihan ide yang akan digunakan secara prioritas. Penilaiannya meliputi nilai tinggi/rendah dan dilakukan sekarang/nanti.
User Flow & Wireframe
Setelah menentukan prioritas ide, selanjutnya menyusun userflow yang nantinya akan dibuat wireframe. Dalam proses ini sering dilakukan pengecekan ulang atau ada revisi ide. Dalam gambar dibawah ini, tampilannya hitam putih.
Desain Sistem
Pada desain sistem kami membuat guideline untuk menentukan warna yang akan digunakan, jenis font yang akan diterapkan, gaya tombol,bidang masukan, gaya desain posisi atas, tabbing, umum, radio/kotak centang dan chip.
Desain UI
Desain UI adalah visual dari desain akhir. Sebelum menyelesaikan desain UI, ada tahap desain sistem yang terdiri dari: Color Style, Font Style, Button Style, Icon dan lain-lain.
4 — Prototyping
Prototype dibuat dengan menghubungkan komponen-komponen tertentu yang dapat berfungsi sebagai pemicu interaksi ke komponen atau halaman lain. Prototype menghubungkan keseluruhan fitur yang dibuat pada proyek ini.
5 — Testing
Pada tahap pengujian ini, dalam tim kami terdapat 4 responden dengan latar belakang yang mendukung sesuai aplikasi, yaitu pemilik usaha (usaha menengah hingga kecil). Metode yang kami gunakan untuk menguji aplikasi ini adalah metode In Dept Interview, kemudian responden diberikan link untuk mencoba aplikasi yang telah kami buat. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan untuk penilaiannya menggunakan metode Single Ease Question. Untuk hasil wawancara, klik di sini.
Kesimpulan
Inti kesimpulannya menurut responden, aplikasi ini cukup membantu untuk bisnis mereka, kami berusaha membuatnya sesederhana mungkin. Tapi ada kendala saat melakukan pengujian di bagian prototyping, mungkin ini bagian dari masalah teknis, jadi bisa dimaklumi.
Dan dapat disimpulkan bahwa untuk hasil wawancara, menurut responden aplikasi ini cukup membantu untuk usaha mereka, atau harapan responden.
Rekomendasi
Selanjutnya Rekomendasi selanjutnya adalah selalu mencoba ide yang lebih baik, dan selalu mengembangkan kreativitas Anda dalam desain, saya pikir itu akan membantu untuk proyek berikutnya.
Disclaimer: Hasil karya ini merupakan bagian dari program Skilvul DTS PROA UI/UX Design Batch 3–2022