Apakah kalian pernah mendengar tentang sebuah paradoks realita? Kita sedang kecewa ditengah orang yang sedang berbahagia. Sangat tidak adil bukan? Tapi aku mencoba untuk memaklumi perasaanku sendiri dan tidak mengelak. Jika tidak ingin kecewa jangan berharap, kamu terlalu memaksanya untuk sejalan dengan nadirmu tanpa tahu apa yang dia mau begitupun sebaliknya. Aku memaklumi semua hal yang sudah kita lewati. Tidak semua kecewa, pasti ada senangnya, dan itu yang benar-benar buatku rindu. Bahagia saat tanggal 4 Maret 2023, kira-kira pukul 22.00 kita saling menyatakan rasa. Aku masih ingat betul kamu sangat girang karena berhasil diterima olehku, aku pun juga tidak bisa tidur. Aku sengaja menulis ini agar separuh ingatanku tidak cepat-cepat tertelan waktu karena aku sadar aku sudah agak lupa atmosfir hari itu. Aku sangat menyayangimu sampai pada hari di mana aku hanya bisa menahan kekecewaan yang aku rasakan sendirian. Kamu mengikuti gadis itu disaat kita masih. Aku diam, karena aku bukan orang yang mempeributkan hal-hal seperti itu, karena setauku jika kamu sudah milikku kamu tidak akan berpaling. Aku juga masih ingat betul ketika kamu enggan melihatku bahkan bertemu denganku, seolah aku adalah sampah, seolah aku adalah perempuan gila yang terlambat mengharap cinta. Tidakkah kamu tahu? aku rindu saat kita dekat dulu, menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita di call WhatsApp, tapi jika ditanya, maukah aku kembali ke masa itu? Tidak juga, karena aku tidak menduga bahwa akan sesakit ini rasa kedepannya. Bahwa aku akan melewati jalan berkerikil ini sendirian, tanpa hadirmu, pelukmu serta senyummu. Maaf karena dulu aku sering minta putus, karena aku sadar aku minder setengah mati melihat gaya hidupmu. Aku selalu berpikir bahwa kamu akan lebih memilih perempuan yang lebih daripada aku. Ketakutan itu nyata, sampai akhirnya aku lelah dan aku istirahat dari perilaku itu. Namun, semesta selalu punya jalan akhir yang terbaik, dengan cara ini kita lebih bisa untuk saling melihat dari kejauhan sebagaimana kebahagiaan kita. Walau kamu tidak pernah melirikku lagi di Sekolah. Aku sudah memutuskan untuk cukup membuat story WhatsApp guna mencari perhatianmu, aku juga akan berhenti untuk menampakkan diriku di hadapanmu dengan sengaja di Sekolah. Ini janjiku, selamat berbahagia, dari Shintya yang terlambat mencinta..