Cekek apa cekik?

bie
2 min readApr 18, 2022

“Ciee baru dihukum, acikiwir”

Suara raynan menyambut kedua insan yang baru saja menerima hukuman hormat pada bendera

“Bacot boncel”

Maheza berucap kemudia duduk di sebelah kavi di ikuti dengan bintang di sebelahnya.

“Mau mesen apa buruan”

“Kayak biasa aja” — kavi

“Duain” — raynan

“Gue teh cekek deh zel satu, aqua botol sama basreng 5 ribu” — maheza

Nazel mengangguk kemudian berlalu begitu saja menuju penjual.

Sepi menyelimuti mereka selain suara anak-anak lain yanga tengah berbisik dan berbicara

“Eh bukannya teh cekik?” — kavi

“Cekek sama cekik sama artinya” — maheza

“Serah” — kavi

Sedangkan bintang layaknya burung tuna wicara yang jauh dari induknya. Matanya menangkap ada sebuah daun tersangkut pada rambut meheza yang tengah asyik berbicara, dengan gerak lambat bintang mengambil daun itu sambil sedikit mengusap membuat si empu tiba-tiba menghentikan acara bicaranya.

“Sorry ada daun”

Maheza mengangguk tanpa melanjutkan pembicaraannya dengan kavi sampai nazel datang memberikan satu kantong teh yang dia pegang atasnya.

“Nih teh cekek lu”

Setelah meraih itu maheza memberikannya pada bintang, bintang terdiam. Tidak ada yang aneh dari teh ini selain di isi pada kantong transparan dan di genggam setengah bagian atasnya.

Bintang mulai meminumnya, maheza memperhatikannya seolah adegan selanjutnya akan membuatnya senang.

“Kok rasanya kayak teh gula batu ya?”

Saat pertanyaan itu terlontar semua dimeja diam, memberhentikan aktivitasnya kemudian sontak menatap bintang, sedangkan maheza mengatupkan mulut mencoba menahan agar basreng dimulutnya tidak menyembur keluar karena tertawa.

“KAN EMANG TEA JUS ANJING”

Ucap mereka nazel, kavi dan raynan secara bersamaan membuat bintang tersenyum kikuk dan mengusap belakang kepalanya. canggung.

--

--