Crowde UX Case Study

UI/UX Challenge Skilvul x Digital Talent Scholarship Kominfo

Siti Nurul Hidayati
4 min readOct 24, 2021

Disclaimer: Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari program DTS dan Skilvul yang telah bekerja sama dengan pihak Crowde.

Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Crowde sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Crowde

Backgorund

Crowde merupakan sebuah platform pertanian yang menyediakan pemodalan ramah petani, dengan cara lebih mudah yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Crowde hadir untuk menjadi penghubung antara investor dan petani, serta menghadirkan integrasi seluruh ekosistem pertanian dari pemasok hingga pelanggan melalui sebuah teknologi modern.

Target market Crowde lebih berfokus pada petani tradisional yang selama ini masih mengalami kesulitan jika ingin mengajukan peminjaman modal ke bank, baik dari persyaratan minimal hingga waktu dan tenaga yang dikeluarkan.

Namun dalam pengembangan aplikasi ini sekiranya dapat menjangkau target market yang lain, seperti pemodal dan juga toko tani bahkan sampai dengan pembeli untuk membeli hasil panen dari petani langsung melalui website.

Goals

Tujuan dari pembuatan website/aplikasi ini adalah dapat terciptanya peningkatan usability dan aksesibilitas bagi ketiga target market Crowde. Namun untuk saat ini, masih difokuskan kepada target market petani tradisional untuk mencari pinjaman modal.

Proses Desain

UX Design Process

Empathize

Pada tahapan ini, yang dilakukan pertama adalah mencari tau informasi dari website crowde dan juga kompetitor tentang platform p2p lending yang telah ada.

Dokumentasi Empathize menggunakan FigmaJam

Define & Ideate

Dari data Empathize di atas yang akan menjadi acuan kita dalam melakukan proses define & ideate. Pada tahap ini dilakukan FGD (Focus Group Discussion) bersama dengan anggota kelompok kecil, terdiri dari tiga orang yaitu Saya, Dany dan juga Nafis. Hasil define dan ideate dari diskusi tersebut dipakai untuk membuat crazy 8’s agar didapatkan gambaran singkat berupa tampilan sketsa dari fitur aplikasi yang akan kita buat.

Crazy 8’s saya

Design Wireframe

Selanjutnya setelah mendefinisikan dan mengurai ide bersama, dipilih dan disepakati beberapa poin yang akan dijadikan bahan pembuatan user flow, digunakan untuk menentukan tampilan wireframe (low-fidelity) yang akan kita buat, berikut ini adalah hasilnya :

User Flow Aplikasi
Wireframe dari kelompok

Design Mockup UI

Tahapan ini kita akan mendesain tampilan versi high fidelity-nya dari wireframe yang sudah disepakati. Dalam realitanya, mockup ui yang dibuat tidak harus selalu melalui tahapan wireframe, apabila kita sudah memiliki ide atau gambaran bisa dilakukan proses desain high fidelity.

Dalam tahapan ini juga dilakukan pembuatan design system untuk mempermudah pengerjaan dan menghemat waktu desain, karena degan design system kita tidak harus membuat kembali elemen yang sama, cukup satu kali saja sebagai master dan ketika kita akan memakainya lagi kita cukup memanggilnya kembali.

Design System UI Styleguide

Untuk melihat mockup full view, silahkan kunjungi link berikut.

Prototype

Setelah selesai mendesain UI, kemudian kita membuat prototype untuk keperluan user testing. Prototype disini menggambarkan garis besar alur dari aplikasi yang akan kita buat, apakah sudah nyaman untuk user, apakah sudah mudah digunakan atau belum.

User Testing

Setelah prototype siap, kami melakukan user testing dengan cara mengundang responden untuk mencoba aplikasi yang kita buat melalui prototype di atas. Didapatkan hasil sebagai berikut :

Record Data User

Terlampir juga video dari User testing kami.

Kesimpulan

Dari studi kasus dan user testing di atas, didapatkan hasil berupa aplikasi yang kami tawarkan untuk responden yang berprofesi sebagai petani tradisional cukup menarik dan dapat memudahkan para petani dalam meminjam model karena proses pengajuan pembiayaan bisa dipersingkat. Tentunya ini telah memecahkan masalah para petani yang mengeluhkan proses peminjaman modal dan persyaratan yang cukup menguras waktu dan tenaga karena harus berulang kali ke bank untuk memenuhi proses tersebut.

Sekian studi kasus dari saya, semoga dapat bermanfaat. Salam.

--

--