Halaman kampus andalan Arsa

KipasAnginKeder
3 min readApr 6, 2023

Arsa duduk termenung di tangga halaman kampus yang saat ini tidak terlalu ramai. Diacak-acaklah rambut lurus pemuda itu sambil sesekali mengerang kesal.

“mau sampe kapan lu ngereog gitu? Pasti gara-gara lu masih coba pdkt ma Jesicca’kan?” Ucap Dipta yang dengan santainya sambil menyeruput boba taro kesukaannya.

“gue udah coba tarik perhatian dia Dip, masalahnya respon dia bikin gue ngerasa hopeless dengan effort gue, tapi dia cantik jadi gue belom bisa lepasin dia. Ya Allah beri hamba jalan, hamba pengen punya pacar!” Balas Arsa dengan wajah cemberut yang di buat-buat.

“GWS lu, dah tau Jesicca orangnya tertutup dan cuek. Daripada ngereog kaga jelas yang bikin gue pusing, nih lu minum ini aja wenak cok.” Tawar Dipta yang menyodorkan cup boba yang di minumnya dihadapan Arsa.

“Babi, ogah ah, lu sikopat! Manusia mana yang suka taro hih!” Arsa langsung menyingkirkan cup boba taro itu dari hadapannya.

Jadi kejauhan Naresh yang baru saja selesai rapat project kampus melihat dua manusia sesama jenis tengah berselisih karena cup boba taro milik salah satu dari mereka.

“halo gaes, ribut masalah taro lagi pasti.” Arsa dan Dipta yang melihat kedatangan Naresh langsung terdiam dan Arsa langsung bersembunyi dibelakang Naresh.

“Tuh temen lu maksa gue lagi buat minum taro Resh, gue cekok-in sama nasi Oreo mampus lu!” Dipta memasang muka julid mendengar respon Arsa.

“dih beraninya ngadu ke Naresh. Dia gue gituin biar ga berisik ngereog galauin pdktnya yang gada kemajuan Resh.” Balas Dipta yang ikut mengadu pada Naresh.

Arsa yang hendak membalas ucapan Dipta mendadak bungkam karena Dipta mengungkapkan fakta tentangnya.

Naresh hanya tertawa mendengar 2 manusia didepannya itu berdebat seperti anak kecil. Padahal keduanya lebih tua dibandingkan Naresh, walau hanya selisih 1 tahun dengan Arsa dan selisih 2 tahun dengan Dipta, Naresh tidak masalah akan tingkah laku mereka yang cukup menghiburnya.

“Cih, ini semua karena Bang Cakra yang waktu itu bilang di Chat kalo gue bakal nt.” Gerutu Arsa sambil membuang nafas kasar.

“Udah udah, sekarang mau ngapain? Jam kuliah dah selesai semua kan kalian?” Tanya Naresh pada kedua temannya itu.

“udah, jam kuliah kita semua dah selesai. Mau cari makan dulu kaga? Gue males pulang hehe.” Jawab Dipta sambil terkekeh pelan.

Naresh dan Arsa saling menatap satu sama lain sejenak sebelum akhirnya setuju dengan permintaan Dipta untuk ikut berburu makanan.

Hampir saja mereka bertiga meninggalkan tempat itu, tiba-tiba suara teriakan menunda mereka untuk pergi, dimana mereka bertiga tau siapa sosok yang mempunyai suara itu.

“ARSAAA!! DIPTAA!!! NAREEEEESHH!! TUNGGUIN GUEE!!!!”

“Lah bang Cakra?”

Cakra yang baru saja tiba mencoba menenangkan dirinya yang masih terengah-engah karena berlari.

“Bang, are you oke? Kenape pake lari-lari segala coba?” Tanya Dipta yang mengambil tissue dari tasnya dan memberikannya pada Cakra. Cakra langsung menerima dan menggunakannya untuk mengelap keringat.

“Gue mau ikut kalian hehe, betewe kalian mau cari makan ga? Gue laper weh.” Ucap Cakra dengan cengiran khasnya. Dipta terkekeh pelan melihat tingkah lagi lelaki yang lebih tua setahun darinya itu.

“iya ini kita mau cari makan, sekalian menunda waktu pulang, karena gue males pulang.” Jawab Dipta yang melirik arah lain dengan ekspresi yang sulit dijelaskan saat mengucapkan kata 'pulang.’ Cakra langsung tersenyum lebar dan merangkul Dipta dengan senangnya.

“asiikk pas banget kalo gitu dah, let’s goo cari warung geprek!”

Mendengar ucapan Cakra, ketiganya ikut tersneyum dan ikut bersorak senang dan pergi dari halaman kampus untuk mulai berburu ayam geprek diskon yang bikin kenyang.

--

--