KREALOGI
Proyek ini adalah bagian dari program pelatihan UI/UX oleh Skilvul, untuk program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Krealogi merupakan Challenge Partner. Saya TIDAK bekerja atau dikontrak secara profesional oleh Krealogi.
Aplikasi Pencatatan Pembukuan
Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha. Jenis UMKM diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria berdasarkan omset, yaitu Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. Sebuah usaha yang baik tidak terlepas dari pembukuan yang baik. Untuk membuat sistem pembukuan yang baik, pelaku UMKM sering kali mendapati kesulitan, dan terkadang merepotkan. Sehingga, tidak jarang sebagian pelaku UMKM mengabaikan hal ini. Namun, seiring perkembangan teknologi dan dunia digital, beberapa aplikasi bantuan telah dibuat untuk memfasilitasi pembukuan UMKM, salah satunya adalah Krealogi.
Krealogi adalah sebuah aplikasi pencatatan pembukuan usaha, yang memfasilitasi beberapa fitur. Beberapa fitur utamanya adalah Pengelolaan Inventaris, Rencana Produksi, Pencatatan Pesanan Masuk, Pencatatan Pengeluaran/Pemasukan, dan Laporan.
Peran dalam Tim
Dalam seluruh proses pengerjaan proyek ini, saya berkolaborasi dalam sebuah tim berisikan 3 orang, yaitu saya, Catur, Merlin
. Saya memiliki tanggung jawab sebagai koordinator tim, yang bertugas untuk memastikan keseluruhan proses berjalan tepat waktu dan hasil sesuai dengan harapan. Saya juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan anggota tim untuk berdiskusi secara rutin. Selain itu, dalam pengerjaan proyek ini kami memiliki tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu:
- Melakukan riset pengguna,
- Mengumpulkan ide-ide solusi,
- Membuat User Flow dan Wireframe,
- Membuat tampilan antar-muka pengguna,
- Membuat Prototype, dan
- Melakukan Usability Testing.
Proses UX Design
Pada proyek ini, digunakan metode Design Thinking sebagai pendekatan Proses UX Design. Metode ini dipilih karena fleksibilitasnya, beberapa tahap pada proses Design Thinking tidak perlu dilakukan secara berurutan, bahkan dapat tidak perlu dilakukan, sesuai dengan kebutuhan. Maka, pengerjaan proyek dapat dilakukan dengan lebih fleksibel dan mudah.
Seluruh proses pengerjaan proyek dilakukan pada Figma, dengan menggunakan FigmaJam pada beberapa tahap untuk mengumpulkan ide secara berkolaborasi. Kemudian, seluruh proses desain dan kolaborasinya dilakukan pada Figma Design File.
Tahap 1 — Empathize
Tahap pertama dalam proses Design Thinking adalah Empathize. Pada tahap ini, dilakukan pencarian dan pengumpulan informasi dari pengalaman pengguna aplikasi ini pada pengembangan awal. Informasi-informasi ini dapat memberikan gambaran jelas tentang apa yang menjadi kesulitan pengguna, sehingga aplikasi perlu dikembangkan lebih jauh. Informasi pengalaman pengguna terhadap aplikasi Krealogi telah diberikan pada ringkasan proyek, sehingga perlu dipahami secara mendalam agar mendapatkan konteks yang jelas dari apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Tahap 2 — Define
Setelah mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai hal yang dibutuhkan oleh pengguna, proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu Define. Pada tahap ini, ditentukan Pain Points dari pengguna, kemudian dikelompokkan dalam Affinity Diagram. Kemudian, topik utama permasalahan akan dibuat menjadi satu ide tujuan untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Affinity Diagram
Setelah seluruh Pain Points dituliskan pada sticky notes, pengelompokkan dilakukan terhadap sticky notes yang berhubungan dengan masalah yang sama. Sehingga, muncul masing-masing topik utama yang spesifik dari kumpulan Pain Points. Setiap kelompok topik diberi nama yang sesuai, sehingga menggambarkan keseluruhan masalah yang ditemukan.
Tahap 3 — Ideate
Setelah seluruh target tujuan ditentukan pada How-Might-We dalam tahap Define, proses dilanjutkan ke tahap Ideate. Pada tahap ini akan dibuat ide-ide solusi terhadap target tujuan. Kemudian, ide-ide solusi tersebut akan diklasifikasi ke dalam diagram prioritas berdasarkan efek pada pengguna dan usaha yang diperlukan untuk membuatnya. Terakhir, akan dibuat sketsa cepat dengan konsep Crazy 8.
Ide Solusi
Seluruh anggota tim mengumpulkan ide-ide solusi terkait fitur atau fungsi yang dapat menyelesaikan target tujuan pada sticky notes. Beberapa ide yang mirip akan dikelompokkan menjadi satu.
Sketsa Cepat Crazy 8
Setelah ditentukan fokus utama pengembangan fitur, seluruh anggota tim akan membuat sketsa cepat dengan konsep Crazy 8. Sketsa akan dimuat pada kertas yang dilipat menjadi 8 bagian, atau menggunakan Figma Design File. Anggota tim harus membuat sebanyak-banyaknya sketsa tampilan dalam waktu 8 menit.
Tahap 4 — Prototype
Pada tahap Prototype akan dilakukan pembentukan fitur secara nyata dengan membuat Task Flow. Task Flow mendefinisikan proses yang dilalui oleh pengguna ketika melakukan suatu proses. Kemudian, Task Flow akan divisualisasi melalui pembuatan Wireframe. Wireframe akan berisi visualisasi umum tampilan antar-muka pada aplikasi. Selanjutnya, Wireframe akan dibuat menjadi sebuah desain antar-muka pengguna yang high-fidelity, dan dibuat interaksi antar komponennya, sehingga menjadi sebuah rangkaian tampilan yang dapat diuji pada pengguna. Dalam pembuatan tampilan antar-muka, perlu didefinisikan sebuah UI Styleguide yang berisi komponen-komponen yang digunakan secara berulang. Pembuatan UI Styleguide membantu untuk menjaga konsistensi keseluruhan tampilan antar-muka pengguna.
Penutup
Setelah melalui seluruh proses, fitur CRM untuk aplikasi Krealogi telah terbentuk dan memiliki gambaran yang jelas terkait cara kerja fitur-fitur CRM, serta keseluruhan tampilannya. Proyek ini dibuat sebagai rekomendasi desain kepada tim Krealogi untuk pengembangan aplikasi Krealogi di masa mendatang.