SUKU BATAK TOBA

Sriyuliasimalango
6 min readJun 13, 2023

--

Suku Batak, merupakan suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Menurut laporan Badan Pusat Statistik pada 2010, populasi Suku Batak di Indonesia mencapai 8.466.969 juta jiwa. Angka tersebut sama dengan 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia kala itu. Di Sumatera Utara, Suku Batak mendiami beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.

SEJARAH SUKU BATAK

Suku Batak ialah kelompok etnis tua di nusantara. Akan tetapi, karena keterbatasan catatan dan literatur menjadikan sejarahnya sulit untuk ditelusuri. Belum diketahui secara pasti kapan pertama kali nenek moyang orang Batak mulai mendiami wilayah Sumatera bagian Timur, yaitu Tapanuli.

Namun beberapa bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang Taiwan telah pindah ke Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun yang lalu, tepatnya pada zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Akan tetapi karena tidak ada bukti yang ditemukan tentang keberadaan Suku Batak dari masa tersebut, maka disimpulkan bahwa nenek moyang Suku Batak datang dan pindah ke Tapanuli pada masa setelah itu, yaitu pada masa logam.

MAKANAN KHAS BATAK TOBA

Indonesia memang dikenal kaya akan makanan khas daerah yang luar biasa enak. Termasuk makanan khas Batak yang akan Anda temukan saat berkunjung di Provinsi Sumatera Utara. Berikut ini beberapa rekomendasi makanan khas Batak yang bisa Anda cicipi saat berada di Tanah Batak!

  1. Natinombur

Berikutnya ada ikan bakar khas Batak yang dikenal dengan nama natinombur. Ikan yang biasa dipakai untuk diolah menjadi natinombur adalah ikan mujahir, ikan lele, ataupun ikan nila. Natinombur disajikan dengan siraman bumbu di atas ikan yang telah dibakar.

2. Arsik Ikan Mas

Perkenalkan makanan khas Batak yang berasal dari Medan, Sumatera Utara satu ini. Makanan ini identik menggunakan ikan mas sebagai olahan utamanya. Ikan mas diolah dengan cara direbus bersama bumbu kuning yang berasal dari aneka rempah yang hangat dan kuat. Makanan ini menjadi simbol budaya kuliner di Batak.

3. Mie Gomak

Mie Gomak adalah hidangan berkuah dengan cita rasa khas Batak Toba atau sering disebut sebagai spaghetti Batak. Berbahan utama mie lidi yang dibuat dengan cara direbus bersama santan bumbu kuning. Dalam penyajiannya, Mie Gomak biasanya ditambahkan telur rebus.

4.Itak Gurgur

Selanjutnya ada kue tradisional khas Batak yang biasa disajikan pada acara acara tertentu, yaitu itak gurgur. Bahan utama yang digunakan dalam itak gurgur adalah sama dengan bahan yang dipakai dalam membuat kue lapet. Hanya saja proses pembuatannya sedikit berbeda karena itak gurgur tidak dikukus. Namun ada beberapa orang asli Batak yang membuat itak gurgur ini dengan cara dikukus setelah dicetak dalam cetakannya.

RUMAH ADAT SUKU BATAK

Rumah Suku Batak Suku Batak memiliki rumah adat bernama Rumah Bolon, yang bermakna rumah besar, karena ukurannya memang cukup besar. Rumah adat ini adalah simbol status sosial masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara. Rumah Bolon berbentuk panggung, yang didirikan di atas tiang kayu atau balok kayu sebagai penyangga. Dindingnya terbuat dari kayu dan berbentuk miring, yang ukurannya semakin ke atas akan dibuat semakin lebar. Pada dinding bagian atas juga terdapat ukiran khas Sumatera Utara. Rumah Bolon umumnya memiliki panjang antara 10–20 meter dan atapnya berbentuk segitiga. Di bawahnya terdapat kolong setinggi sekitar dua meter yang digunakan untuk memelihara hewan ternak. Untuk menuju pintu rumah, dibangun sebuah tangga dengan jumlah anak tangganya selalu ganjil.

PAKAIAN ADAT BATAK TOBA

Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun tradisional, mulai dari bagian atas sampai bawah.Pakaian adat pria bagian atas disebut ampe-ampe dan bagian bawah disebut singkot.Sementara untuk perempuan, bagian atas berupa hoba-hoba dan bagian bawah adalah haen.Mengenakan busana ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa penutup kepala pada laki-laki yang disebut bulang-bulang dan pengikat kepala atau tali-tali pada perempuan, serta memakai selendang ulos.Bagi orang-orang Batak Toba, ulos memiliki arti khusus. Jenisnya pun ada banyak, sesuai dengan maknanya masing-masing.Misalnya saja, ulos ragi hotang digunakan untuk pesta sukacita, ulos simbolang dikenakan saat berduka, dan banyak jenis lainnya.

FALSAFAH HIDUP ORANG BATAK

Setiap suku pasti memiliki falsafah atau pandangan hidup untuk mengontrol perilaku setiap masyarakatnya agar tercipta sistem sosial yang baik. Sama halnya dengan etnis Batak, mereka dikenal memiliki beberapa nilai budaya, antara lain

1. Hagabeon

Hagabeon bermakna harapan memiliki keturunan yang baik dan panjang umur. Jika berumur panjang, maka seseorang dapat menikahkan anak cucu mereka, sehingga bisa menyaksikan langsung anak cucunya tumbuh dan hidup dengan baik. Bagi Suku Batak memperoleh keturunan adalah keberhasilan dalam pernikahan.Anak laki-laki dianggap sangat istimewa. Dalam adat kuno Batak bahkan ada aturan untuk memiliki anak sebanyak 33 dengan anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan sebanyak 16 orang. Namun seiring dengan perkembangan jaman, aturan ini pun tidak dipergunakan lagi.Memiliki anak saat ini bukan tergantung dari kuantitas, namun kualitas. Memberikan pendidikan dan keterampilan yang baik pada anak dianggap lebih penting.

2. Uhum dan Ugari

Uhum berarti hukum, sementara Ugari berarti kebiasaan. Bagi masyarakat Batak, hukum harus ditegakkan dengan adil. Keadilan dapat terwujud jika masyarakat melakukan kebiasaan untuk tetap setia memegang janji.Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di masa lalu maka orang tersebut akan menerima sanksi adat. Orang yang melanggar kesepakatan akan dianggap tercela. Oleh karena itu, Uhum dan Ugari sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak.

3. Hamoraon

Hamoraon adalah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud adalah keseimbangan antara materiil dan spiritual. Seseorang harus memiliki kedua hal tersebut, misalnya kekayaan dan sikap baik hati terhadap sesama, barulah seseorang dianggap memiliki kehormatan yang sempurna. Jika hanya salah satu, maka tidak lengkap dan belum mencapai Hamoraan.

4. Pengayoman

Pengayoman mempunyai makna sebagai pelindung atau pengayom. Falsafah hidup pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain. Nilai ini mengajarkan bahwa orang Batak agar hidup mandiri dan tidak selalu mengandalkan orang lain.

5. Marsisarian

Marsisarian adalah nilai untuk menjaga keseimbangan hubungan antar manusia. Setiap manusia adalah individu yang berbeda, maka dalam kehidupan bermasyarakat, nilai Marsisarian sangat diperlukan agar umat manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka.Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengerti, dan menghargai. Dengan begitu maka mereka akan menghormati antar sesam, sehingga konflik pun dapat dihindari.

6. Kekerabatan

Nilai yang terakhir adalah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Saat ini, kita bisa melihat kekerabatan yang baik antar sub suku masyarakat Batak. Hubungan kekerabatan yang baik dapat diwujudkan melalui 3 hal, yaitu pertalian keluarga melalui pernikahan, tutur kata yang baik antar sesama, dan Martarombo.

--

--