manusia dengan satu sama lainnya dan sang penguasa alam semesta beserta isinya.
manusia diciptakan dengan berbagai macam-macam sifat dan bentuk yang berbeda-beda, seharusnya sesama makhluk itu adalah mengingatkan berkaitan dengan pencipta dan alam semestanya namun sebaliknya. kata yang tepat untuk menggambarkan keaadan manusia dengan satu sama lainnya adalah acuh tak acuh. realitanya mereka sibuk sendiri.
Kemudian muncul Tiga pertanyaan inti untuk dipertanyakan terhadap hubungan manusia dengan tuhannya :
apakah setiap manusia dari kalangan apa saja memiliki hubungan baik bersama penciptanya?
apakah mereka selalu memanjatkan tangannya meminta hal kemauannya?
bagaimana sikapnya setelah dia berhasil mendapatkannya? berterimakasih dan bersyukur kepada-Nya? atau sibuk dalam pencapaiannya dan membuat ia lupa akan pemberian-Nya?
apakah beribadah sekarang bagi manusia dianggap tabuh?, melihat dari kondisi sekarang dan pada saat ini. dan yang lebih miris lagi ialah komunikasi makhluk dan penciptanya mulai terkikis dengan perkembangan yang ada dan mulai terlupakan. tidak tanggung bahkan sebagian dari populasi makhluk hidup yang ada memilih untuk tidak mempercayai keberadaan penguasa. menyedihkan dan sangat disayangkan atas terjadinya peristiwa ini.
mereka yang mengingat dunia hanya mengejar kesenangan instan dengan melakukan apapun itu caranya. sedang di sisi lainnya mereka-mereka yang percaya kepada-Nya terus berusaha dengan seadanya tidak lupa dengan sang pencipta.
lantas apakah masih pantas apabila suatu keadaan musibah menimpa mereka masih menyalahkan sang pencipta dan situasi sambil berkata :
“aku adalah orang yang mempercayai-Nya lalu mengapa musibah selalu datang kepadaku?”
padahal itu adalah ujian untuk melihat sampai mana dia bisa taat kepada penciptanya.
Aku pernah mendengar seseorang berkata : “dimana apapun yang kita minta akan terkabul walaupun tidak pada saat itu juga.”
bagi siapapun yang percaya terhadap kata ini mereka yakin akan ada waktu untuk tercapainya suatu target itu, maka ia akan terus meminta kepada-Nya.
kembali kepada pertanyaan bagaimana setelah tujuan dan target kita tercapai? menjawab pertanyaan ini sangat subjektif sekali karena di kehidupan sehari-hari reaksi antara manusia dengan manusia lainnya berbeda sekali namun kebanyakan mereka adalah sombong dan melupakan apa yang telah dia janjikan kepada penciptanya.
Terkadang manusia itu lupa bahwa semua yang dia dapat bisa ditarik kembali oleh penciptanya, tidak seharusnya mereka merasa paling kuat dan angkuh berkuasa atas hak miliknya. tentang hubungan manusia dengan tuhan yang bisa saja dia lupakan serta menjauh kemudian membuat dia dalam jalan kesesatan. terakhir ku beri tau bahwa manusia adalah makhluk yang paling sering bersifat kufur nikmat terhadap apa hal yang ada dunia tanpa memikirkan dunia yang lebih abadi nantinya.