Sophia of Hanover: Hampir Jadi Ratu Inggris Tertua Sepanjang Sejarah Yang Naik Tahta, Sayang Takdir Berkata Lain!

Stephen Kuwadi: Beyond the Lines
3 min readFeb 16, 2024

--

Princess Sophia of The Palatinate dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1630. Kedua orang tuanya dijuluki “Winter King and Queen of Bohemia” melarikan diri ke Republik Belanda setelah kekalahan di Pertempuran White Mountain. Mereka dibawa ke sana karena ada hubungan keluarga dengan keluarga kerajaan Belanda dan diberikan istana mewah Wassenaer Hof sebagai tempat tinggal mereka.

Sophia of Hanover, sumber gambar dari Wikipedia

Sophia, sebagai anggota House of Orange-Nassau dari pihak ayah, punya penghasilan tetap yang diberikan Estates of Friesland sejak lahirnya. Di sisi ibunya, Sophia adalah cucu dari Raja James VI and I dan sepupu dari Raja Charles II dari Inggris. Sebelum restorasi monarki Britania, Charles menggoda Sophia yang masih remaja untuk menikah dengannya. Namun, Sophia memilih untuk menikah dengan Ernest Augustus, Elector of Brunswick-Lüneburg pada tahun 1658. Meskipun Ernest Augustus adalah putra bungsu seorang duke dan gak punya prospek besar, Sophia memilihnya karena keberanian dan kejujuran yang dimilikinya.

The Hague, Belanda, tempat kelahiran dari Sophia

Pernikahan Sophia dan Ernest Augustus dipenuhi dengan tantangan dan cobaan intrik politik walaupun cinta dan penghargaan mereka satu sama lain membawa kedamaian dalam kehidupan mereka. Sophia, wanita yang cerdas dan terdidik, dikagumi Gottfried Leibniz yang merupakan seorang filsuf dan matematikawan terkenal. Korespondensi mereka menunjukkan kalau Sophia punya pikiran yang brilian dan cemerlang.

Putra sulung Sophia, George, ditetapkan untuk menikahi Sophia Dorothea of Celle untuk memastikan warisan keluarganya. Sophia menentang pernikahan ini awalnya, namun demi keberlangsungan garis keturunan keluarganya, ia akhirnya menyetujuinya. Namun, pernikahan George dan Sophia Dorothea dipenuhi ketidakbahagiaan. Setelah kelahiran dua anak mereka, George meninggalkan istrinya dan menjalin hubungan dengan Melusine von der Schulenburg.

Ketika hubungan Sophia Dorothea dengan Count Philip Christoph von Königsmarck terungkap, George dan orang tuanya menyiksanya dengan kejam. Königsmarck kemungkinan besar dibunuh dan Sophia Dorothea dipenjara di Ahlden House. George akhirnya menceraikannya atas dasar pengabaian, meninggalkannya dalam penjara selama 30 tahun hingga akhirnya meninggal tanpa pernah bertemu dengan anak-anaknya lagi.

Keponakan Sophia, Prince William, Duke of Gloucester meninggal secara tak terduga pada tahun 1700. Karena itu, Britania terjerumus ke dalam krisis suksesi. Sophia, sebagai pewaris paling dekat berdasarkan agamanya yang Protestan, diundang untuk jadi pewaris takhta Inggris di usianya yang sudah 70 tahun. Dalam pertemuan dengan Raja William III, Sophia menyatakan kesediaannya untuk jadi pewaris takhta dan berkat dukungan Raja William III. Parlemen Inggris menerapkan Act of Settlement pada tahun 1701 yang mengesampingkan pewaris Katolik.

Namun, takdir berkehendak lain. Pada tanggal 28 Mei 1714, ketika Sophia berjalan-jalan di taman Herrenhausen, dia tiba-tiba terserang stroke ketika berlari-lari menghindari hujan yang turun tiba-tiba. Sophia dinyatakan meninggal di usia 83 tahun dan saat itu tinggal 62 hari saja sebelum kematian Ratu Anne.

Setelah kematian Sophia, putranya, George, yang jadi pewaris takhta Britania. 1 Agustus 1714, George dinobatkan sebagai Raja George I dari Kerajaan Britania Raya. Dengan demikian berakhirlah perjalanan hidup yang dramatis dan penuh warna dari seorang Sophia of Hanover.

Herrenhausen Garden, dimana Sophia terserang stroke dan meninggal dunia

--

--

Stephen Kuwadi: Beyond the Lines
0 Followers

Yuk sama-sama #reinvent kisah yang hampir terlupakan!