Sejarah Brand Fashion zara
Zara merupakan salah satu brand fashion ternama di dunia yang didirikan oleh Amancio Ortega pada tahun 1975, 46 tahun lalu dengan nama (Zobra) di La Coruna, Spanyol. Asal mulai brand Zara terbentuk atas kejenuhan dan keresahan pendirinya yang melihat pasar produk fashion saat itu hanya didorong oleh penawaran produsen semata. Zara adalah salah satu perusahaan mode Internasional terbesar.
10 tahun pembukaan toko Zara yang pertama, Amancio Ortega mendirikan perusahaan induk Inditex, yang kini menjadi perusahaan mode terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 170.000 karyawan.
Ortega sangat melindungi kehidupan pribadinya dari sorotan media dan publik. Bahkan fotonya sangat sedikit muncul di TV ataupun di berita lainnya. Meskipun demikian, dengan tampilan sederhana pria tiga anak itu menjadi orang terkaya kelima, berdasarkan Bloombeerg. Amancio Ortega, orang yang pernah mengalahkan Bill Gates dalam predikat orang terkaya di dunia.
Kekayaan mencapai USD 67,7 miliar atau sekitar Rp 956 triliun.
Perusahaan Zara ini dimiliki oleh Inditex, salah satu grup distribusi terbesar di dunia. Zara masuk pertama kali ke Indonesia pada tanggal 18 Agustus
2005. MAP merupakan perusahaan yang mendistribusikan produk fashion, produk olahraga dan gaya hidup. Saat ini MAP mengoperasikan lebih dari 500 gerai di 22 kota besar di Indonesia. Zara merupakan sebuah brand fashion yang menjual berbagai produk fast fashion seperti baju, dress, blouse, rok, aksesoris, dan lainnya. Berasal dari Spanyol brand ini banyak diminati masyarakat Indonesia karena desainnya yang elegan namun cukup terjangkau dibanding produk sejenis lain di kelasnya. Pada tahun 2014, Zara memperkenalkan penggunaan teknologi RFID di gerainya. Chip RFID di letakan di label yang dilepas dari produknya setelah di bayar, dan chip tersebut dapat digunakan kembali. Chip tersebut memungkinkan perusahaan ini untuk mengetahuinya lokasi produknya dengan cepat, dengan mendeteksi sinyal radio dari chip RFID tersebut.
Pada bulan September 2010, Zara meluncurkan butik daring di Spanyol, Britania Raya, Portugal, Italia, Jerman,
dan Prancis. Pada bulan November 2010, Zara online berekspanasi ke Australia, Irlandia, Belanda, Belgia, dan Luxembourg. Butik daring Zara juga mulai beroperasi di Amerika Serikat pada tahun 2011, di Rusia dan Kanada pada tahun 2013, di Meksiko pada tahun 2014, di Korea Selatan pada tahun 2014, di Romania pada tahun 2016, di India pada tahun 2017, di Brazil pada tahun 2019,di Peru tahun 2020. Pada tahun 2015 Zara menempati peringkat ke-30 dalam daftar merek global terbaik di dunia yang disusun oleh Interbrand. Tahun 2019, Zara mengubah logo nya, logo tersebut dirancang oleh Baron, Baron berasal dari Perancis. Di tahun 2019, Global Fashion Business
Journal menyatakan bahwa walaupun perdagangan tekstil dunia turun sebesar 2,38%, Zara tetap dapat tumbuh sebesar 2,17%. Zara menyatakan bahwa mereka sedang menunggu turunnya harga sewa gerai, agar dapat melanjutkan ekspansinya. Zara pun berencana menutup sejumlah gerai nya di Eropa pada tahun 2020.
Zara pertama kali masuk ke Indonesia yaitu tanggal 18 Agustus 2005 di bawah naungan PT Mintra Adiperkasa Tbk (MAP), yakni sebuah perusahaan ritel yang berpusat di Jakarta, Indonesia yang berdiri pada tahun 1995, yang merupakan ritel gaya hidup terkemuka di Indonesia. Terdapat beberapa lokasi Zara di Indonesia:
- Mal Taman Anggrek
Jl. Letjen S. Perman Kav. Grogol Petamburan, Jakarta Barat
Central Park
Jl. Letjen S. Parwan Kav.
28, Grogol Petamburan,
Jakarta Barat.
- Mal Kelapa Gading 3
Jl. Kelapa Gading Bouleverd,
Keapala Gading, Jakarta Utara
Mal Pondok Indah 2
Jl. Metro Pondok Indah,
Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan
- Senayan City
Jl. Asia Afrika Kav. 19,
Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan
- Plaza Senayan
Jl. Asia Afrika Kav. 8,
Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan.
Ciri khas perusahaan Zara adalah tulisan singkat berwarna hitam dengan latar belakang berwarna putih. Dengan ini, dia menekankan ketersedian tren untuk semua orang. Dua logo lagi terkait dengan dasar dasar: satu untuk garis pria, yang kedua untuk rumah. Logo Zara mewakili aksesibilitas barang-barang mewah dan barang-barang lemari pakaian mewah. Itulah mengapa hanya berisi nama sederhana, kompak, dapat dimengerti untuk semua pecinta tren. Teknik pemasaran seperti itu telah membuat merek populer di setiap Negara di dunia, termasuk trendsetter mode. Saat ini, merek yang elegan memamerkan tanda- tanda tidak hanya butik mode Spayol, tetapi juga prancis, yang menarik perhatian pembeli dan agar logo tersebut tidak mengecewakan penggemar nya, lebih dari 200 desainer menggarap gengsi nya.
Logo saat ini menerima sentuhan desain, karena pengembang membuat bagian grafis dari teks. Untuk melakukan ini, mereka mengubah ejaan, ukuran, dan susunan huruf. Dalam versi modern, font memanjang dan karakter saling tumpang tindih. Sebagian besar kaki terhubung ('' AR '') atau bersilangan ('' ZA '' dan '' RA ''). Huruf "Z" memiliki penebalan pada serif, yang membedakan dari yang lain. Meskipun fontnya tetap sama, ukuran hurufnya telah berkurang sekarang jauh lebih kecil dan lebih ringkas. Ruang kosong di sekitar prasasti menjadi lebih besar, yang secara visual membuat kata menjadi lebih kecil. Berkat gerakan gaya ini, semua perhatian kini hanya terfokus pada merek. Sudah ada selama tiga puluh
tahun, logo perusahaan mendapatkan visualisasi baru. Pengembang memutuskan untuk memoderndkannya membuatnya sama-sama cocok untuk media periklanan, dokumen cetak, label pakain, dan label internal.
Zara menjual pakaian dengan harga miring, namun menggunakan mode yang sama dengan pakaian kelas atas yang sedang populer. Walaupun Zara menjual pakaian dengan harga miring pendapatan Zara menjual pakaian terbilang cukup besar €18, 021 milyar (2018) .
Diberitakan bahwa Zara hanya memerlukan waktu satu minggu untuk mengembangkan produk baru dan mengirim nya ke gerai, jauh lebih cepat daripada rata-rata industrinya, yakni enam bulan. Zara memproduksi sekitar 40.000 rancangan, yang mana sekitar 12.000 rancangan diantaranya dipilih dan diproduksi secara hati-hati setiap tahun. Zara memiliki kebijakan untuk tidak memasang iklan, dan lebih memilih untuk mengeluarkan uangnya untuk membuka gerai baru.
Zara membuka pabrik di La Coruna pada tahun 1980, lalu meningkatkan pabrik tersebut menjadi fasilitas produksi dan distribusi bertipe milk run terbaik pada tahun 1990. Pendekatan yang dirancang oleh Toyota Motor tersebut awalnya disebut sebagai sistem just-in-time (JIT). Pendekatan tersebut memungkinkan perusahaan ini untuk menerapkan sebuah model bisnis yang dapat mengendalikan bahan baku, proses produksi, penyelesaian produksi, dan distribusi ke gerai di seluruh dunia hanya dalam waktu beberapa hari.