Ulasan Buku Philosophy of Science: A Very Short Introduction

Syaiful Izzuddin Salam
4 min readAug 18, 2022

--

Merupakan salah satu buku dari seri A Very Short Introduction terbitan Oxford University Press, buku ini terbit pertama kali pada tahun 2002. Edisi keduanya kemudian terbit 14 tahun kemudian.

Ditulis oleh Samir Okasha, yang menyelesaikan studi doktoralnya di Oxford University pada tahun 1998. Pada tahun 2009, beliau mendapat penghargaan Lakatos Award, sebuah penghargaan bergengsi di bidang filsafat sains. Saat ini, beliau bekerja di Bristol University sebagai Professor Filsafat Sains.

Ch. 1 — What is science

Apa itu sains? Pertanyaan ini mungkin tampak mudah dijawab: semua orang tahu bahwa mata pelajaran seperti Fisika, kimia, dan Biologi merupakan sains, sedangkan seni, dan agama bukan.

Tetapi ketika para filsuf bertanya apa itu sains, itu bukanlah jawaban yang diinginkan. Mereka tidak meminta daftar aktivitas yang biasa disebut sains. Namun, fitur umum apa yang dimiliki semua hal dalam daftar tersebut, yaitu hal-hal apa saja yang membuat sesuatu disebut sains. Dipahami dengan cara ini, pertanyaan tersebut tidak mudah dijawab.

Bab ini mengajak pembaca untuk sama-sama mempertanyakan apa itu sains dan filsafat sains dengan membahas sejarah singkat sains modern. Kita juga diajak bertanya tentang perbedaan sains dan pseudo-sains dengan mengambil contoh falsifikasi-nya Karl Popper.

Ch. 2 — Scientific inference

Bab ini membahas tentang penaralan ilmiah, meliputi deduksi dan induksi, masalah Induksi Hume, penalaran untuk penjelasan terbaik (inference to the best explanation), Hubungan penalaran dan kausalitas, serta hubungan penalaran dan probabilitas.

Ch. 3 — Explanation in science

Apa sebenarnya penjelasan ilmiah itu? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengatakan bahwa suatu fenomena dapat ‘dijelaskan’ oleh sains?. Bab ini membahas diskusi seputar pertanyaan tersebut.

Bab 2 dan 3 banyak membahas tentang pondasi sains. Jika sebelumnya kamu berpikir bahwa sains sangatlah powerful dan dapat menjelaskan segala hal, apa yang dikatakan sains, itulah kebenarannya. keyakinanmu mungkin akan goyah setelah membaca 2 bab ini.

Ch. 4 — Realism and anti-realism

Bab ini berkaitan dengan debat klasik filsafat antara realisme dan idealisme, namun dalam konteks sains.

Realis berpendapat bahwa sains bertujuan untuk memberikan deskripsi yang benar tentang dunia. Jadi teori ilmiah yang baik menurut kaum realis adalah teori yang benar-benar menggambarkan bagaimana dunia ini bekerja.

Sebaliknya, anti-realis berpendapat bahwa tujuan sains adalah untuk menemukan teori yang memadai secara empiris, yaitu yang dapat memprediksi dengan benar hasil eksperimen dan pengamatan. Kebenaran bukanlah tujuan yang ingin diraih, jika sebuah teori mampu memprediksi hasil eksperimen, itu sudah lebih dari cukup.

Bab ini membahas debat antara dua aliran tersebut.

Ch 5. — Scientific change and scientific revolutions

Teori-teori sains berubah dengan cepat. Teori-teori yang lazim saat ini mungkin akan berbeda dari teori 50 tahun yang lalu, dan akan sangat berbeda dari teori-teori 100 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan disiplin intelektual lainnya, sains adalah aktivitas yang perubahannya sangat cepat.

Sejumlah pertanyaan filosofis yang menarik berpusat pada isu perubahan ilmiah. Apakah ada pola yang dapat dilihat dari bagaimana teori ilmiah berubah dari waktu ke waktu?. Ketika para saintis harus rela meninggalkan teori yang ada demi teori yang baru, bagaimana menjelaskan fenomena ini?. Apakah teori yang muncul belakangan lebih baik daripada teori-teori sebelumnya?.

Bab ini membahas pemikiran Thomas Kuhn, seorang tokoh besar dalam filsafat sains dengan bukunya yang sangat berpengaruh, The Structure of Scientific Revolutions (1963).

Ch. 6 — Philosophical problems in physics, biology, and psychology

Jika diskusi-diskusi sebelumnya berkutat pada masalah umum filsafat sains. Pada bab ini, penulis memberikan contoh diskusi menarik yang lebih spesifik pada bidang sains tertentu. yaitu:

  • Fisika: diskusi Leibniz vs Newton pada masalah ruang absolut
  • Biologi: apa itu spesies biologis?
  • Psikologi: apakah pikiran itu modular?

Ch. 7 — Science and its critics

Meskipun banyak berkontribusi terhadap peradaban manusia, sains tak lepas dari kritik. Pada bab ini, penulis membahas beberapa contoh kritik terhadap sains, bukan dari sisi penggunaan sains, melainkan kritik yang bersifat filosofis, yaitu:

  • Saintisme
  • Sains dan agama
  • Apakah sains bebas nilai?

Pendapat Pribadi

Buku ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang tertarik dengan tema-tema filsafat sains, ringan namun komprehensif. Setelah membacanya, kita akan mendapatkan gambaran umum terkait isu-isu pada filsafat sains.

Di bagian akhir, penulis juga memberikan rekomendasi daftar bacaan untuk setiap topik pada setiap babnya. Jika kita ingin masuk lebih dalam pada topik-topik tertentu, kita bisa menggunakan rekomendasi dari penulis sebagai referensi.

Meskipun belum ada versi terjemahannya, bahasa yang digunakan penulis sangat mengalir sehingga tidak sulit dipahami. Menurut gue, tidak perlu latar belakang sains maupun filsafat untuk bisa membaca buku ini. Buku ini bisa menjadi gerbang pertama bagi mereka yang tertarik dengan filsafat sains.

--

--