Wine

feei
3 min readApr 17, 2023

--

Cw / mention of kiss

“Hei.” sapa Abay.

“What? Ngapain kamu tiba-tiba video call?” jawab Emma.

“Mau aja.”

“Aneh.”

“Udah makan?”

“Belum.”

“Makan gih, barengan.”

“Entar lah, belum laper.” Emma menanggapi Abay dengan malas.

Suasana hati Emma sedang tidak baik baik saja. Dia kelelahan hari ini. Banyak hal yang sedang ia kerjakan. Ditambah ia harus menghadapi satu temannya yang sangat mengesalkan.

“Tadi sarapan ngga?”

“Iya.”

“Sarapan apa?”

“Roti.”

“Lunch?”

“Nope.”

“Belum makan dari siang sampai se malem ini?”

“Belum.”

“Pinter banget kamu Emma Valentine. Dilanjut aja ngga usah makan sampai besok. Udah bagus itu kebiasaan kamu, paling perut cuman perih kan?”

“Maaf.”

“Ngga butuh maaf. Buruan ambil makanan kamu, Emma.” Abay meninggikan suara nya.

Abay khawatir terhadap Emma. Jelas saja, gadisnya itu baru menjawab seluruh pesan yang ia kirim setelah pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya. Emma juga tidak memberi tahu kepada Abay apa saja yang akan dia kerjakan hari ini.

“Aku belum jadi pesen makanan. Keburu capek buat masak.” Emma menjawab dengan lesu. Sebenarnya jantungnya sekarang berdegup lebih kencang, karena Abay meninggikan nada bicaranya.

“Keluar bentar sana, di depan pintu ada makanan sama minuman.”

Emma tidak membalas ucapan Abay. Dia menurut, langsung keluar dari kamarnya menuju pintu apartemen. Tak lama, Emma kembali ke kamar dengan membawa 2 tas berukuran sedang. Tas pertama berisi salad sayur dan ikan salmon kesukaannya. Tas kedua berisi hot chocolate yang selalu membuat dirinya lebih tenang ketika meminumnya.

“Dimakan.”

“Iya. Jangan gitu nada bicaranya.” Emma menjawab dengan menundukkan kepalanya.

“Maaf, kelepasan.”

Mereka berdua makan bersama sembari mengobrol riang. Suasana hati Emma sudah jauh lebih baik. Abay mengeluarkan banyak pertanyaan nyeleneh. Itu berhasil membuat Emma tertawa geli mendengarnya. Ini momen yang sangat indah.

“Kamu sadar sesuatu ngga si?” tanya Abay.

“Engga.”

“Tada!” Abay menunjukkan botol wine yang sedari tadi ada di nakas dekat meja, lalu ia mengambilnya.

“Punya berapa botol?”

“Tadi habis beli 3.”

“Bakal kamu habisin hari ini juga?”

“Aku ngga segila itu. Mungkin aku sisain 1 botol.” Abay menjawab sambil cengengesan.

“Itu masuk gila ya, 2 botol semalem.”

“Haha.” tawa Abay sembari menuangkan wine ke dalam gelas. “Mau?” tawar Abay. Ia meminum setengah gelas berisi wine dalam beberapa tegukan.

“Nggak, tau sendiri aku ngga bisa minum alkohol.”

“Cuman 20% yang ini.”

“Itu gede ya Abay monyet.”

“HAHAHA.”

“Udah jam 11, ngga udahin aja minumnya?”

“Baru aja 1 botol mau habis.”

“Mau habisin berapa botol coba?”

“Dua aja.” Abay menjawab dengan santai.

“Kamu minum 1 botol kaya ngga ada apa apa, aku heran. Kok bisa toleransi mu setinggi itu?”

“Ngga tau juga. Kok bisa si ada orang secantik kamu?”

“Baru juga disanjung, udah mau mulai nih.”

“Apaan, engga ya. Aku masih sadar.” elak Abay.

“Percaya.”

“Serius, kok bisa kamu secantik itu?”

“Karena Ibu juga cantik. Udah kamu mending tidur sebelum makin mabuk.”

“Temenin dulu. Besok libur juga kan kuliahnya, sayang.”

“Iya deh, mau lihatin gimana si pacar aku kalau mabuk sendirian.”

Hening sesaat.

“Bibir kamu cantik.” celetuk Abay tiba tiba.

"Ini udahan aja deh Bay, makin lama kamu bakal makin ngelantur." Emma menjawab dengan hatinya yang sudah berdebar hebat setelah mendengar perkataan Abay.

"Aku cuman muji bibir kamu. Salahnya dimana sayang?"

"Nggak." Emma menjawab dengan sedikit salah tingkah. Entah kenapa Abay sekarang terlihat sangat seksi.

"Kamu kalau pakai lip balm ada rasanya ngga?"

"Ada."

"Rasa apa?"

"I don't know gimana buat jelasin rasanya. Tapi manis."

"Mau coba deh."

"Besok kalau ke kampus, aku bawain."

"Ngga usah, kamu pakai dari rumah aja. Aku mau nyobain langsung."

"Langsung darimana?" Sebenarnya Emma sudah mengetahui apa yang dimaksud oleh Abay. Hanya saja ia ingin menggoda Abay, itu menyenangkan bagi Emma.

"Your lips."

"HAHAHA, makin ngga jelas. Beneran, mending sana deh Bay tidur. Udah hampir jam 12. Lihat botol wine kamu yang satunya, hampir habis. Daripada makin aneh, buruan tidur. Kalau ngga tidur sekarang. Besok ngga boleh coba."

"Coba apa?"

"My lips. BERCANDA ABAY, JANGAN

TAGIH!"

"Bakal aku tagih." Abel menjawab dengan santai sembari tertawa.

“Kamu nagih, aku marah besar.”

"Marah aja." Ucap Abay dengan nada mengejek.

"Fine." Emma menjawab dengan muka kesal nya dan nada yang ketus.

"Good night babe." Abay tertawa. Dia memang suka untuk menggoda balik Emma, sangat lucu baginya.

Emma mematikan panggilan mereka yang sudah berlangsung kurang lebih 2,5 jam.

--

--