Disisi lain, kyle yang tampak panik setelah membaca chat dari Minara langsung tergesa gesa menuju apartemen Minara. Ia berharap semoga tidak terjadi apa-apa kepada kepada kekasihnya tersebut.
Kyle tentu tahu kenapa Minara memintanya untuk membawanya pergi dari sana. Kyle juga tahu tentang masalah ayahnya dan juga kekasihnya itu.
Kyle mencoba menelfon Minara berkali kali tapi tak kunjung di angkat. “Sayang please.. angkat telfonnya Minara!!”. Kyle frustasi lalu melempar handphone nya sembarang tempat.
Dia tidak peduli lagi dengan apapun yang hanya ia khawatirkan cuma Minara minara dan minara.
Sesampainya di apartemen Minara, ia langsung berlari secepatnya untuk menemui Minara. Kyle akhirnya tiba di depan pintu apartemen Minara lalu memasukkan kode untuk membuka pintu tersebut.
Kyle langsung menuju ke kamar Minara. Lalu ia membuka pintu kamar tersebut dan dikejutkan dengan Minara yang sudah memukul mukul kepala nya sendiri, Kyle langsung memberhentikan tindakan Minara itu.
“Hey sayang enough. kakak disini, it’s okay sekarang dia udah pergi. Lihat kakak Minara sayang”. Ucap Kyle sambil mengelus pipi Minara lembut. Minara langsung memeluk Kyle dengan erat lalu kembali menangis.
“Kakak, Minara takut.. Minara gamau disini. Bawa Minara pergi Kakak”. Minara berucap lirih karena sudah sangat lemas, energi nya sudah terkuras habis karena menangis.
Kyle menenangkan Minara dengan mengelus punggung dan rambut nya selembut mungkin. “Iya Minara sayang. Tenang dulu ya, nanti kamu pusing kalo nangis terus”. Dirasa sudah tenang, Kyle Membopong Minara menuju mobil nya lalu menuju apartemennya untuk menenangkan kekasihnya lagi.
