Mungkinkah, mungkinkah kau mampir hari ini?

arthercore
2 min readJul 27, 2024

--

(https://pin.it/2GustyOc4)

Di bawah remang cahaya rembulan yang memancar lembut, aku terduduk sendirian di antara bunga-bunga yang bermekaran. Suara gemercik air mengiringi pikiranku yang melayang jauh, menjelajahi kenangan-kenangan yang terpendam; hanyut ditelan oleh waktu.

Angin malam bertiup lembut dalam telingaku, membawa aroma bunga yang masih terasa segar meskipun matahari sudah lama ditelan dan berganti dengan rembulan. Pepohonan di sekelilingku menari pelan mengikuti alunan angin, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari di atas rerumputan hijau.

Rembulan bersinar begitu terang, hampir menyilaukan, dan taburan bintang-bintang menghiasi hampanya malam, seperti permata yang berserak di luar angkasa. Aku merenung di sana, membiarkan pikiranku mengembara ke masa yang lalu yang indah.

Keheningan membawaku hanyut dalam kenangan manis tentangmu yang kini hanya ada dalam bingkisan memori. Kenangan tentangmu seperti guliran film yang tak pernah henti diputar di kepalaku. Aku teringat bagaimana dirimu selalu ada untuk memberi nasihat bijak, atau sekadar menggenggam tanganku saat dunia terasa berat.

Wajahmu, dengan senyum lembut yang selalu menghangatkan hati, terus melayang dalam benakku seperti bayangan yang tak pernah pudar.

Setiap kali aku melihat langit yang sama, aku merenungkan bagaimana waktu berlalu dengan begitu cepat, merenggutmu dari sisi ini tanpa permisi.

“Nanti lama-lama juga akan terbiasa,” katanya.

Lebih dari 3.500 hari berlalu—7 tahun telah berlalu. Namun, nyatanya aku belum terbiasa; tidak akan terbiasa. Aku merindukan senyuman hangatmu yang selalu bersinar di antara gelap-gelap. Kehangatan pelukmu masih aku rasakan meski kamu tak lagi di sisi.

“Tuhan tidak akan mengambil sesuatu dari kamu, kecuali diganti dengan yang lebih baik,” katanya.

Lalu, apa yang lebih baik dari kamu? Aku belum menemukan sesuatu yang lebih baik darimu. Seperti akar yang tetap kokoh meskipun pohon telah ditebang, kenangan tentangmu terus menguat dan setiap momen yang kita lewati bersama masih hidup dalam ingatanku, seperti lukisan yang tak pernah lekang oleh waktu.

Mungkinkah kamu mampir hari ini? Menjelma menjadi kupu-kupu yang menari-nari ke sana ke mari, atau seperti bunga yang bermekaran di bawah sinar mentari? Aku ingin mendengar kabarmu sekali saja. Bagaimana kehidupan di langit biru yang indah? Apakah kamu menemukan kedamaian yang kamu cari? Apakah di sana kamu sudah tidak merasakan sakit lagi? Apakah impian-impianmu yang sempat tertunda sudah menjadi nyata?

Aku berharap semoga kamu selalu merasa tenang dan bahagia, terbebas dari segala penderitaan dan kekhawatiran yang menghimpitmu selama di dunia.

Mungkin, satu hari nanti kita akan bertemu lagi di ladang bintang, tempat di mana waktu tak lagi membatasi kita.

--

--

arthercore

Seorang gadis yang hanya dapat menorehkan pikiran ke dalam tulisan.