As It Was

Trasty Chris Masjira
2 min readMay 2, 2022

--

Masa lebaran menjadi kesempatan untuk berkumpulnya keluarga besar. Kesempatan untuk bertemu saudara dekat hingga saudara jauh. Kesempatan untuk pulang.

Kalian pasti merasakan bagaimana ramainya suasana rumah nenek di hari lebaran. Hari di mana sanak saudara berkumpul dan saling bertukar kabar. Anak-anak kecil berlarian dengan tawa, lalu menunggu giliran untuk mendapatkan jatah THR-nya. Jangan lupa dengan santapan opor ayam, lontong, dan sambal goreng yang sudah tersaji di meja makan.

Aku tidak merayakan lebaran. Namun, karena mayoritas dari keluarga besarku beragama islam, aku ikut merasakan moment tersebut. Keluarga kami selalu berkumpul di hari pertama lebaran untuk berjumpa setelah sekian lama. Mereka yang berada di luar kota, berbondong-bondong untuk pulang ke rumah nenek yang sekaligus menjadi rumah keluarga. Kami saling berbagi cerita, tawa, dan saling memaafkan satu sama lain. Tidak lupa untuk mengabadikan moment tersebut dengan foto bersama nenek setiap tahunnya.

Namun, bagaimana jika seseorang yang menjadi aktris utama dalam perkumpulan tersebut telah tiada? Ya, aktris yang dimaksud di sini adalah si nenek, sang empunya rumah. Beliaulah yang menjadi alasan kuat untuk berkumpulnya aku dan saudara-saudaraku. Tetapi seperti meme yang beredar di media sosial, suasana lebaran akan berbeda ketika nenek telah tiada.

Biasanya, nenek menjadi seseorang yang paling bersemangat menyambut hari lebaran. Di hari itulah nenek bisa bertemu dengan anak-anaknya yang tinggal di luar kota. Di hari itulah nenek bisa mengumpulkan seluruh anak cucunya. Dan di hari itulah nenek bisa bercerita sepuasnya mengenai kehidupan sehari-harinya dan lingkungan sekitarnya. Seolah tidak ada yang boleh terlewat dari ceritanya.

Tahun 2020 lalu, nenek sakit dan hanya bisa terbaring lemas di atas ranjang. Bertepatan dengan itu, muncul pandemi Covid-19 yang membuat semua orang harus tetap berada di rumah dan melakukan lockdown. Berbagai larangan dan peraturan baru pun bermunculan. Dilarang untuk keluar rumah, dilarang berjabat tangan, hingga dilarang untuk mudik. Saat itulah suasana lebaran menjadi jauh berbeda dari sebelumnya. Tidak ada saudara yang berkumpul, bahkan tidak ada yang pulang. Saat itulah pertama kalinya hari lebaran terasa sepi. Seolah menjadi simulasi ketika nanti nenek telah tiada.

Memasuki tahun 2021, pandemi masih menghadang. Lebaran saat itu masih sama dengan tahun sebelumnya. Tidak ada yang berkumpul, tidak ada yang pulang. Apalagi di tahun itu, nenek telah benar-benar pergi. Kepergian sang aktris membuat suasana lebaran saat itu jauh lebih sepi dibanding sebelumnya. Saat itulah aku berpikir bahwa suasana seperti itu yang akan aku rasakan untuk tahun-tahun berikutnya.

Ternyata aku salah. Tahun ini, tahun 2022, keluarga besarku memutuskan untuk tetap berkumpul di hari lebaran. Kami berkumpul di tempat yang sama, di rumah nenek yang kini sudah menjadi rumah bersama. Bedanya, tidak ada santapan opor ayam dan lontong, seperti sebelumnya. Tidak ada acara foto bersama sosok yang menjadi alasan kuat kami untuk berkumpul, seperti sebelumnya. Tidak ada tawa dan cerita dari seseorang yang sangat kami rindukan, seperti sebelumnya.

Lebaran kali ini, tidak ada sang aktris yang jadi pemeran utama dari perkumpulan ini, seperti sebelumnya. It’s not the same, as it was.

--

--

Trasty Chris Masjira

pindah akun soalnya akun yg ini kena limit, padahal creativity kan no limits😔