Jago Last Wist — UX Case Study
Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.
Halo! Kali ini saya akan membagikan proses desain saya dalam merancang Aplikasi Jago Last Wish. Proyek ini merupakan proyek kelompok yang diberikan dari mengikuti Skilvul Virtual Internship (SVI) sebagai bagian dari program DTS Professional Academy. Proses desain dilakukan sesuai arahan yang diberikan oleh mentor sesuai dengan timeline.
Pada studi kasus ini kami menggunakan tools Figma, Google Docs & Spreadsheets, dan Zoom meeting.
Tentang Jago
Jago App adalah aplikasi keuangan yang berfokus pada kehidupan yang membuat pengelolaan uang menjadi sederhana, kolaboratif, dan inovatif, memungkinkan Anda untuk fokus pada kehidupan, bersama keluarga dan teman.
Tujuan Jago App adalah menjadi pelopor dan solusi keuangan yang berpusat pada kehidupan di Indonesia. Jago App bercita-cita menjadi bank berbasis teknologi yang kuat yang tertanam dalam ekosistem digital Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar menengah dan massal, termasuk usaha mikro kecil menengah(UMKM).
Latar Belakang
Jago adalah layanan finansial digital yang memiliki fokus pada keseharian pengguna. Saat ini Jago ingin membuat dan memperkenalkan sebuah fitur yang berkaitan dengan asuransi jiwa, asuransi jiwa juga digunakan untuk melindungi penghidupan bagi keluarga di nafkahi melalui mata pencaharian sebelum waktunya meninggal. Hal ini cukup serius mengingat tidak semua orang telah melakukan perencanaan untuk masa depan. Salah satu kemungkinan mengapa orang tidak melakukannya adalah aspek negatif dari asuransi jiwa itu sendiri. Daripada fokus pada aspek negatif yang bisa terjadi dikemudian hari, bagaimana jika kita melihatnya dengan cara yang positif dan menyenangkan dimana asuransi jiwa dipakai untuk menjamin kehidupan yang seru dan menyenangkan daripada khawatir tentang kematian.
Oleh karena itu, Bank Jago membutuhkan solusi atau layanan berupa prototipe desain untuk aplikasi mobile dalam rangka membantu pelanggan untuk membuat perencanaan yang mengantisipasi kejadian yang tak terduga di masa depan yang bisa mempengaruhi penghidupan dan/atau kesejahteraan keluarga mereka. Tidak menutup kemungkinan juga pengguna kami menggunakan fitur ini untuk tujuan sosial, berkontribusi di lingkungan dan komunitas sekitar mereka bahkan setelah meninggal.
Objektif
- Membuat wasiat yang mudah
- Pengelolaan terhadap komitmen yang dibuat dan edit surat wasiat
- Membuat proses pembayaran dan klaim wasiat yang mudah
Peran dalam Tim
Sebagai UX Designer yang berkolaborasi dengan 2 anggota tim, Gracesella dan Yona Ade Hermawan. Dalam tim ini, tanggung jawab saya adalah
1. — UX Researcher
Bertanggung jawab melakukan Seconadary Research, menemukan ide solusi dari permasalahan dan membuat User Flow.
2. — UI Designer
Bertanggung jawab membuat Wirefame sesuai flow yang telah dibuat, membuat UI Styleguide — Atom, dan membuat UI Design dari wirefame yang telah dibuat.
3. — UX Writer
Bertanggung jawab atas konsistensi kalimat pada Jago Last Wish.
Design Process
Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thingking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan. Kami menggunakan metode ini karena sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut pandang manusia, menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan design thingking:
1. — Emphathize
Pada tahap pertama yaitu emphatize, kami menempatkan diri sebagai user. kami melakukan penelitian dengan mendapatkan informasi dari deskripsi singkat data persona user dari Challenge Partner (Bank Jago) yaitu:
- Gender: Tidak spesifik
- Umur: 25–35 tahun
- Geografis: Daerah perkotaan, SES A & B (tingkat pengeluaran per bulan)
- Profesi:Pegawai
Perilaku / Kebiasaan :
- Sudah memiliki asuransi dari kantor tem
- Berpendidikan dan ramah teknologi
- Biasa searching menggunakan Google
- Biasa menggunakan aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari (beli makanan, transportasi, belanja dan lainnya)
- Biasa dan ingin mendapatkan cashback juga diskon
- Langganan aplikasi seperti Spotify, Netflix dan Disney+
- Bekerja dari rumah
- Khawatir mengenai COVID dan sudah divaksinasi hingga dua dosis
- Belum menikah (60%), sudah menikah (40%)
Selain itu kami juga melakukan secondary research yaitu dari data, artikel, dan analisis kompetitor.
2. — Define
Pada tahap define, kami mendefinisikan permasalahan user dari hasi empathise yang disebut Paint Points. Setelah itu kami membuat How-Might We sebagai opportunity dari paint points yang kami buat.
3. — Ideate
Pada tahap ideate ini, berbekal informasi yang didapat kami mulai melakukan brainstrorming ide berdasarkan How-Might We selanjutnya membuat ide-ide solusi yang akan akan menyelesaikan masalah dari sisi user, dan membuat gamabaran kasar dengan Crazy-8’s.
4. — Prototype
Sebelum masuk kedalam tahap prototype kami melakukan persiapan UI Design yaitu dengan membuat :
— Flow User
— Wirefame
Tahap selanjutnya adalah membuat prototype dari ide-ide yang dihasilkan di tahap sebelumnya mulai direalisasikan yaitu mendesain interface dari Wirefame, menyusun Ui menjadi flow proses yang sesuai dengan ide solusi dan terakhir membuat prototype yang dapat digunakan untuk testing.
— Prototype Link
5. — Usability Testing
Di tahap terakhir ini yaitu tahap Testing, kami mengevaluasi setiap ide solusi dengan Usability Testing dan melakukan In-Depth Interview dengan responden. Berikut ini merupaka hasil dari tahap testing yang kami kerjakan
Skor yang kami dapat dari hasil Single Ease Question (SEQ) yang diberikan oleh responden sebesar 6/7 ini mengindikasikan bahwa flow dan desain untuk aplikasi ini sudah cukup baik untuk digunakan namun ada beberapa feedback yang diberikan oleh responden yaitu:
- Responden perlu petunjuk pembayaran.
- Ketika mengisi form dibagian manapun harusnya tersimpan, sehingga Responden tidak perlu mengisi ulang pada form di fitur lainnya.
- Responden butuh kejelasan pada fitur klaim wasiat, karena tidak ada keterangan tujuan transfer.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengerjaan, prototype yang kami kerjakan mendapatkan skor 6/7 yang mengindikasikan bahwa flow dan desain untuk aplikasi ini sudah cukup baik untuk digunakan namum masih banyak yang harus diperbaiki untuk menambah kemudahan dan kenyamanan pengguna sehingga tidak mengalami kebingungan saat menggunakan aplikasi ini.
Dari pengerjaan case study ini saya melakukan banyak tahap untuk menyelesaikan permasalahan pada challege yang diberikan. Saya mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim dan saya juga belajar banyak hal baru pada proses pengerjaan Bank Jago: UX Challenge ini.
Rekomendasi Selanjutnya
Untuk selanjutnya, Saya merasa bahwa aplikasi ini dapat ditingkatkan dari segi fitur maupun desain di masa mendatang. Karena desain yang sudah cukup baik dan nyaman untuk digunakan dan juga fitur pada aplikasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Sebagai penutup , Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tim DTS Professional Academy, Skilvul, mentor, dan anggota tim UXA7 Kelompok 5 yang telah memberikan kesempatan dan juga telah membantu dalam menyelesaikan desain ini.
Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di studi kasus UX saya berikutnya!