Fana merah jambu mungkin menjadi fenomena apik nan ayu. Saat awan kembali menutup hamparan bumantara, Dara mengukir senyum manis sembari meraba angan-angan. Dimana jagat raya dan penghuni nampak gundah, gadis berkulit sawo matang itu tegap hadapi setiap sayatan.
Pada sudut pandang penulis, kau indah melebihi bunga matahari. Siluet durjamu terang bak lampu sorot taman, lihatlah jemarimu menghasilkan buah tangan langka. Kau, Dara, tumbuh kian cantik dan dewasa. Persona utuh yang mencoba berdiri tegap tatkala kedua kakimu perlahan patah, persona ayu yang tertawa disela-sela bising genta pertahanan.
Sempurna sebagai gadis belia, kau mempesona tiada tara. Tuhan ciptakan hitam berselimut merah muda pada perjalanan jauh yang kau tempuh. Maka bertahan untukku dan persona lain yang menunggumu. Untuk setiap goresan luka pada ujung jemari dan lututmu. Pada setiap upaya Dara untuk bertahan hidup.
Jadi pahami ini, bagian penting dalam buku yang aku tulis. Perihal kau dan seluruh elemen pada dirimu.
Dara, bagiku kau adalah bahagia. Sungguh.