Trailer “Furiosa”: Prekuel “Fury Road” Tanpa Theron

A. Argakoesoemah
7 min readDec 13, 2023

--

Beberapa hari yang lalu, kanal Youtube Warner Bross menayangkan trailer resmi pertama Furiosa: A Mad Max Saga. Filmnya sendiri dijanjikan akan tayang perdana pada Mei 2024 nanti. Ya, hanya sebuah trailer memang. Namun paling tidak ini akan menjadi sebuah kabar baik, terutama bagi mereka yang sudah lama menunggu kehadiran film ini, sejak sebelumnya sempat batal tayang di Juni 2023 kemarin.

Inilah film yang sejak jauh hari disebut-sebut sebagai prekuel dari Mad Max: Fury Road (2015). Lebih tepatnya sebagai spin-off, dimana ceritanya nanti akan fokus pada asal usul Furiosa. Seperti kita tahu, Furiosa adalah karakter utama baru di sepanjang waralaba Mad Max yang kemunculannya hanya di Fury Road. Di film itu pulalah Miller pertama kali mengisahkan pertemuan antara Max dan prajurit perempuan berpangkat Imperator itu. Maka, untuk pertama kalinya sejak Mad Max pertama dirilis tahun 1979, kita akan menyaksikan film kelima George Miller tentang dunia berlatar post-apokaliptik ini, tanpa kehadiran sosok ikonik Max Rockatansky.

Sebagai prekuel sekaligus spin-off, rupanya film ini akan beranjak dari sebuah premis lama yang selama ini masih misteri: tragedi kelam yang menimpa Furiosa muda tatkala ia direnggut dari keluarganya di Green Place of Many Mothers. Hingga kemudian ia bertekad untuk bisa kembali ke rumahnya itu, demi menebus janji kepada ‘seseorang’. Masih belum jelas entah siapa ‘seseorang’ itu. Di trailer hanya ditampilkan dalam bentuk suara perempuan.

Dari premis cerita itu, walaupun filmnya belum tayang, sebenarnya kita sudah bisa membayangkan betapa tragisnya perjalanan hidup sang Imperator ini. Di Fury Road ia sempat mengatakan bahwa tragedi itu terjadi 7.000 hari yang lalu. Artinya, penebusan janji untuk bisa kembali ke Green Place telah menjadi pengharapan yang ia nanti selama kurang lebih 19 tahun lamanya. Padahal di satu sisi kita pun tahu seperti apa kondisi Green Place yang akhirnya disaksikan oleh Furiosa sendiri saat melewatinya dalam suatu pelarian bersama Max dan para istri Immortan Joe.

Sepertinya alur kisah film ini akan mengikuti pengembaraan Furiosa untuk menebus janjinya itu. Trailer ini menjanjikan ia akan berhadapan dengan seorang panglima perang dari Wasteland: Warlord Dementus. Kita tahu Dementus belum pernah muncul di karya-karya Mad Max versi kanon. Bagi yang pernah memainkan video game berjudul Mad Max yang dirilis Warner Bross bersama Avalanche Studios tahun 2015 lalu, mungkin telah mengenal pemimpin geng Biker Horde ini. Saya sendiri belum pernah memainkannya. Jadi tak begitu tahu seperti apa asal usul Dementus di kisah non-kanonik yang menjadi latar video game itu.

Namun, karakter baru yang satu ini tampaknya akan menjadi tokoh utama di Furiosa. Lebih menarik lagi, dari tayangan trailer mengisyaratkan sebuah konflik antara dirinya dengan Immortan Joe, saat keduanya ditampilkan sekilas saling berhadapan dengan tatapan penuh intrik. Entah seperti apa konflik yang akan terjadi, namun paling tidak hal itu meniscayakan sebuah pertanyaan: bagaimana lingkaran konflik itu menggiring pada sebuah fakta dimana akhirnya Furiosa menjadi bagian dari pasukan Immortan Joe di Citadel?

Anya Taylor-Joy sebagai Furiosa muda

Ya. Ini adalah kisah tentang Furiosa remaja. Oleh sebab itu pulalah, jauh hari sebelum trailer ini rilis, Miller telah mengumumkan akan menampilkan Anya Taylor Joy untuk berperan sebagai Furiosa, menggantikan Charlize Theron. Kita tahu, usia Anya Taylor sekarang 20 tahun lebih muda dibanding Theron yang saat ini mungkin berusia hampir mencapai setengah abad. Saya menyukai penampilan Anya Taylor di Last Night in Soho. Akan tetapi, siapa yang tidak terkesan dengan aksi Theron yang begitu memukau saat menghabisi para gerombolan War Boys di Fury Road?

Charlize Theron di Mad Max: Fury Road (2015)

Namun, walau bagaimanapun juga, rasanya tak mungkin jika Theron harus tampil berperan sebagai seorang gadis remaja. Ini seperti ketika pertama kali mendengar Max akan diperankan oleh Tom Hardy. Padahal betapa identiknya Mel Gibson dengan sosok seorang Max. Tapi setelah menyaksikan filmnya, bagi saya tetap saja Fury Road melangkah tanpa cedera sebagai sebuah mahakarya. Kita lihat saja nanti apakah Anya Taylor akan memiliki keberuntungan yang sama dengan Tom Hardy?

Maka, dengan dirilisnya Furiosa: A Mad Max Saga, ini akan menjadi pelengkap kisah prekuel Fury Road lainnya yang telah dirilis oleh George Miller dalam bentuk komik tak lama setelah filmnya tayang. Memang, dari empat edisi komik yang berjudul Mad Max: Fury Road itu — seluruhnya diterbitkan Vertigo — di salah satu edisi yang berjudul Furiosa, Miller menyajikan cerita yang berfokus pada sang Imperator. Tapi, seperti kita tahu, di dalamnya hanya secuil kisah tentang kejadian beberapa saat sebelum peristiwa di Fury Road. Artinya, di komik prekuel itu Miller tak mengenalkan sama sekali asal usul Furiosa sebelum di Citadel.

Lain halnya dengan edisi yang berjudul Nux & Immortan Joe. Latar belakang Nux diulas sejak masa kecil hingga ia menjadi seorang War Boys. Sementara tentang Immortan Joe, Miller mengurainya lebih mendalam. Kisah perjalanan hidupnya diceritakan tatkala ia masih menjadi seorang veteran Perang Minyak berpangkat Kolonel — dulu bernama Joe Moore. Latar waktu kisahnya adalah paska perang nuklir, ketika kota-kota di Australia luluh lantak menjadi negeri yang tak layak huni. Akhirnya, Joe, bersama beberapa anak buahnya, salah satunya Mayor Kalashnikov — kelak kita kenal dengan The Bullet Farmer — meninggalkan kota yang telah hancur itu, menuju daerah gurun dengan harapan menemukan kehidupan yang lebih baik. Adalah pertemuannya kemudian dengan The People Eater — di Fury Road ia menjadi penguasa Gas Town — yang mengetahui titik lokasi akuifer, secara berangsur-angsur akhirnya menghantarkan Joe menjadi seorang tiran di Citadel: menguasai sumber daya air yang tersisa, saat ekologi di seantero Wasteland tak lebih dari hamparan gurun yang tandus dan gersang.

Mad Max: Fury Road — Nux & Immortan Joe (Juli, 2015)

Adapun di dua edisi lainnya, Miller bercerita panjang lebar tentang Max. Bagi saya, inilah edisi yang paling penting, karena ternyata menjawab pertanyaan seputar Fury Road yang tak dijelaskan di filmnya. Bagi yang masih ingat bagian adegan di Fury Road, siapapun pasti penasaran dengan sosok seorang anak kecil perempuan yang selalu menghantui pikiran Max di sepanjang adegan film itu. Awalnya saya mengira ia adalah salah seorang diantara sekelompok anak-anak yang selamat dari kecelakaan pesawat, yang diasuh oleh Savannah Nix di film Beyond Thunderdome. Namun, setelah dua edisi komik prekuel yang berjudul Max ini rilis, kita bisa menemukan kisah sosok anak perempuan itu ternyata bagian dari rangkaian kisah perjalanan Max di Gas Town, ketika berencana membangun kembali sebuah Interceptor, setelah berhadapan dengan para The Buzzards di arena Thunderdome.

Mad Max: Fury Road — Max/Part One (September, 2015)

Sebenarnya, format prekuel-sekuel itu sendiri merupakan tradisi baru di waralaba Mad Max. Kita lihat saja dari tiga film yang dirilis di periode awal sebelum Fury Road tayang— Mad Max, The Road Warrior dan Beyond Thunderdome — tak ada satupun diantara ketiganya yang saling dihubungkan oleh kisah-kisah dalam bentuk prekuel, sekuel ataupun spin-off. Pada era itu, Miller tak pernah misalnya membuat prekuel untuk menjelaskan asal usul terbentuknya masyarakat di Bartertown. Atau sebuah spin-off yang berkisah tentang masa lalu Papagallo misalnya.

Kendati demikian, bukan berarti masing-masing film Mad Max itu berdiri sendiri secara tunggal. Semuanya tetap terangkai oleh pola dasar yang sama: kisah tentang manusia saat mempertahankan hidup di tengah keruntuhan peradaban akibat sumber daya yang kolaps. Dimana, para manusia-manusia didalamnya, seperti dikatakan oleh Max sendiri: “telah hancur dengan caranya masing-masing”.

Kemudian, melalui takdir hidup seorang Max-lah, Miller membuat garis tegas alur kisah semua filmnya. Oleh sebab itu, Mad Max (1979), selain memang menjadi film pertama yang dirilis, tapi juga film yang paling penting mendahului film-film Mad Max lainnya, karena keseluruhan intensitas emosi Max terlahir dari sebuah tragedi pahit yang dikisahkan di film pertama itu. Maka, bagi saya, kisah hidup Max di film-film selanjutnya, tak lain adalah sebuah kisah tentang perayaan takdir seorang manusia setelah kejatuhan menimpa diri dan dunia.

Namun, semuanya sedikit berubah setelah Miller merilis Fury Road. Alur kisah agak menggeser karena mengikuti sosok karakter baru. Kini, cerita kejatuhan orang-orang yang hidup di tengah kehancuran dunia itu, tak lagi mengikuti kegilaan seorang mantan perwira Polisi bernama Max itu, tapi juga seorang perempuan Vulvalini dari Green Place of Many Mothers yang kita kenal dengan Furiosa.

Tak hanya itu. Perubahan paling besar yang dirasakan adalah saat Miller mengganti format rangkaian cerita menjadi tampak saling berkesinambungan secara agak ketat. Sejak Fury Road tayang, para penggemar pun disuguhi dengan komik prekuel yang menceritakan latar belakang cerita film serta asal usul beberapa karakter. Alhasil, komik prekuel itu mendapat sambutan yang baik. Terlebih setelah terbit dua edisi Max, serta Nux & Immortan Joe. Akan tetapi, kekecewaan muncul justru setelah terbit Furiosa, karena kisah di dalamnya dianggap tak sebanding mendalam dengan kisah yang dimuat di tiga edisi lainnya.

Mad Max: Fury Road — Furiosa (Agustus, 2015)

Bisa jadi, Miller memang sengaja tak bercerita banyak tentang Furiosa di komik prekuel. Faktanya, ternyata ia lebih memilih untuk mengenalkan asal usul sosok perempuan yang dijuluki ‘Bag of Nails’ itu melalui sebuah film spin-off ini.

--

--