Perbedaan Business Outcome vs Product Outcome

Belajar Product Management
2 min readNov 25, 2022

--

Halo! Jika kamu masih belum bisa membedakan antara business outcome dan product outcome, mungkin kamu butuh membaca artikel ini agar dapat membedakannya.

Sebelumnya, terdapat tiga tipe outcome, yaitu business, outcome, product outcome, dan traction metrics. Berikut adalah penjelasannya!

Tipe-tipe outcome

1. Business Outcome: Berdasarkan yang saya pelajari melalui pembelajaran professional product management di MySkill, business outcome memiliki fungsi untuk mengukur nilai bisnis, contohnya seperti retention, dan revenue.

Retention itu contohnya ketika kita punya produk berbentuk aplikasi, kemudian hari ini ada konsumen yang menggunakan aplikasi tersebut, lalu keesokan harinya konsumen tersebut menggunakan aplikasi itu lagi, itulah yang dimaksud dengan retention. Jadi seberapa sering mereka (konsumen) menggunakan aplikasi kita. Salah satu ciri produk dapat menduduki product market-fit adalah ketika retentionnya sudah bagus, yakni kurvanya sudah mulai stabil dan datar.

Baca juga: Retention Curve: Instagram vs Path, Siapa Yang Menduduki Posisi Product Market Fit?

Revenue masuk ke business outcome karena revenue itu tidak mudah untuk dikontrol jika hanya mengandalkan tim produk. Jadi harus dibantu oleh tim lain seperti pemasaran, desain, dan lainnya.

2. Product Outcome: mengukur bagaimana produk mendorong nilai bisnis. Contohnya seperti kepuasan pengguna (user satisfaction).

Kepuasan pengguna itu gambaran sederhananya seperti ketika teman-teman memakai produk, lalu teman-teman merasa bahwa masalah teman-teman dapat diselesaikan dengan produk tersebut, sehingga teman-teman merasa happy, satisfying, dan lain-lain. Sehingga kepuasan pengguna kemungkinan besar masuk ke dalam kategori product outcome. Walaupun tidak semua, tapi kebanyakan iya.

Kesimpulan:

Product outcome mengarah ke “seberapa senang” dan “seberapa membantu” ketika mereka menggunakan produk kita, terlebih jika produk tersebut dapat menyelesaikan permasalahan mereka. Rate 1–10 nya berapa.

Business outcome mengarah ke “seberapa banyak uang” yang bisa kita dapatkan dari konsumen. Mereka mau membeli produk kita gak sih? Berapa kali mereka mau membeli dan menggunakan?

Tipe outcome selanjutnya adalah traction metrics.

3. Traction Metrics: lebih ke pemakaian pada fitur tertentu, biasanya bukan keseluruhan produk. Contohnya adoption rate, lalu traction (seberapa banyak sih, orang menggunakan fitur suatu produk).

Misalnya seperti aplikasi Kitabisa, Tokopedia, dan Shopee, di aplikasi tersebut kan ada yang namanya fitur zakat. Nah, secara umum tidak semua orang akan melakukan zakat melalui aplikasi ini, tapi kita bisa mengetahui tractionnya, yaitu seberapa banyak orang yang menggunakan fitur zakat tersebut.

Seperti itulah penjelasan mengenai tipe-tipe outcome dan juga perbedaannya, pastikan teman-teman sudah memahami agar tidak keliru kembali!

Like jika postingan ini mudah dipahami, komen untuk request konten berikutnya, save untuk berjaga-jaga bila materi ini diperlukan esok hari, dan share apabila informasi ini penting.

See u di belajar product management selanjutnya!

Referensi:

Bootcamp MySkill

MySkill

--

--