Ruang Osis

Van
2 min readMay 7, 2023

--

Hening dan mencekam.

Yang seharusnya marah disini adalah Naruto, namun entah kenapa malah Naruto yang merasa tertekan oleh dua manusia yang kini tengah saling adu tatap. Aura permusuhan menguar dari keduanya. Membuat Naruto sedikit gugup dan sesak.

"Kalian ngapain sih? Mau matanya di copot satu-satu?" Akhirnya, Naruto menengahi keduanya.

Sasuke mendengus, begitupun Kawaki yang saat itu berada satu ruangan dengan Naruto dan Sasuke.

Kawaki adalah anak dari guru BK di sekolah Naruto. Merupakan anak kelas 1 yang baru pindah sekitar 3 minggu yang lalu. Kawaki sangat menempel pada Naruto, dan hal itu entah kenapa membuat Sasuke tidak suka setengah mati.

"Dia duluan yang mulai kak." Ucap Kawaki.

"Woy bocah, lu duluan yang mulai. Bocah kurang ajar."

"STOP! kalian jangan ribut. Mau gue kurung di toilet berdua, hah?"

"Najis." Jawab Sasuke.

Naruto menghela nafas, "Sasuke, gue kira lo udah berubah, ternyata malah makin menjadi."

"Gak sengaja itu mah."

"Terserah, pokoknya lo salah. Lo harus di hukum, terus jangan lupa kalo kerusakan yang lo buat itu gak sedikit."

"Iya iya, gue ganti rugi."

"Bukan cuma soal ganti rugi, kalo lo gini terus bisa-bisa lo di skors. Gue minta dengan sangat, jangan berulah lagi plis. Gue capek tiap lo bikin ulah kerjaan gue jadi makin double."

Sasuke sedikit merasa bersalah pada Naruto. Ternyata sikapnya selama ini malah semakin membebani Naruto.

"Iya, gue usahain, tapi...ada syaratnya.."

"Apa?"

"Lo harus bantu gue buat berubah."

"Idih, udah nyusahin malah ngelunjak makin nyusahin." Pungkas Kawaki.

"Heh bocah! Gue gak ngomong sama lo." Sasuke naik pitam.

"Nih denger ya kakak jamet, kakak itu udah banyak nyusahin kak Naruto. Kak Naruto sampe sakit gara-gara capek ngurusin kak jamet yang bermasalah. Terus sekarang malah minta syarat, gak tau diri banget. Kak Naruto banyak kerjaan gak kayak kak jamet yang bisanya bikin masalah doang."

"Bocah kurang ajar! Mentang-mentang anak BK lo berani sama gua hah?!! Sini gua pites lo!"

"UDAH!"

Teriakan Naruto membuat kedua orang itu bungkam seketika.

"Kawaki, mending kamu balik ke kelas. Masalah Sasuke biar aku aja yang urus."

"Iya, kak. Maaf."

Naruto memijit pelipisnya, menghadapi organisasi saja sudah sangat capek, di tambah lagi ini. Makin mendidih darahnya.

"Oke, gue bantu lo. Tapi sekali lagi lo bikin masalah, gue bakal angkat tangan. Gak akan mau lagi ngurusin lo."

"Oke, deal."

--

--