“Sebenarnya bukan seperti itu!”, “Itu salah, harusnya begini!”
Itulah kalimat yang sering diartikulasikan oleh kebanyakan orang yang memilik perspektif kurang luas. Individu dengan perspektif yang terbatas cenderung menyalahkan dan mengkritik orang lain tanpa mempertimbangkan sudut pandang yang lebih luas. Kenapa dapa dikatakan seperti itu? Karena orang tersebut mudah menyalahkan suatu pemikiran, tindakan, sikap, dan perilaku orang selain dirinya.
Dalam konteks membahas suatu konsep atau teori, maka itu adalah benar untuk mengoreksi dan menyalahkan jika hal tersebut dipahami secara salah oleh lawan bicara. Tetapi ada caranya untuk mengoreksi atau memberikan masukan dengan cara yang konstruktif, hormat dan baik. Karena manusia bukanlah sekedar benda yang bicara, melainkan makhluk hidup yang memiliki kompleksitas dalam segala aspeknya — emosi. Manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual, tetapi juga oleh faktor emosional dan psikologis dalam berinteraksi dan menyampaikan pendapat.
Dalam konteks pembicaraan santai atau diskusi di luar bahasan suatu konsep dan teori, maka ada caranya pula untuk mengoreksi. Karena, terkadang yang disampaikan orang lain itu bukanlah suatu konsep atau teori, melainkan sebuah opini atau pendapat, sehingga kurang baik rasanya jika secara langsung menyalahkan lawan bicara jika memang salah terhadap apa yang disampaikan.
Jadi, jika konteks pembicaraan itu mengarah kepada obrolan santai, baiknya menerima berbagai perspektif yang dimiliki orang lain, entah itu pengalamannya maupun asumsi atau hipotesis yang diartikulasikan. Tetapi, jika konteks pembicaraan adalah membahas suatu konsep atau teori yang sudah ada dan sudah menjadi acuan untuk suatu perspektif, alangkah baiknya menyelaraskan pemahaman bersama dengan cara yang baik.
Jika kawand-kawan memiliki opini dan/atau pandangan yang sama atau berbeda denganku, boleh disampaikannya melalui komentar di bawah.
