Work Breakdown Structure (WBS)& GANCART WATERFALL VS AGILE SCRUM

Muhammad wahyudi wicaksono
6 min readMar 26, 2024

--

WATERFALL VS AGILE SCRUM

siklus SDLC
PERBANDINGAN

susunan lengkap dari Agile Scrum sebagai bagian dari Software Development Life Cycle (SDLC):

1. Product Backlog:
— Daftar semua fitur, perbaikan, dan pekerjaan yang perlu dilakukan pada produk.
— Prioritas ditetapkan oleh Product Owner berdasarkan nilai bisnis.

2. Sprint Planning:
— Tim Scrum melakukan pertemuan untuk memilih dan memperkirakan pekerjaan yang akan diselesaikan selama sprint.
— Sprint Goal ditetapkan, dan tugas diberikan kepada tim.

3. Sprint:
— Iterasi waktu terbatas (biasanya 2–4 minggu) di mana tim bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipilih.
— Tim melakukan pertemuan harian (Daily Standup) untuk melaporkan kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan memperbarui rencana jika diperlukan.

4. Sprint Review:
— Pertemuan yang diadakan setelah setiap sprint untuk meninjau dan mengevaluasi pekerjaan yang telah diselesaikan.
— Stakeholder memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang produk yang dikembangkan.

5. Sprint Retrospective:
— Pertemuan yang diadakan oleh tim setelah Sprint Review untuk mengevaluasi proses dan memperbaiki kinerja mereka.
— Tim mengevaluasi apa yang telah berjalan baik, apa yang perlu ditingkatkan, dan membuat rencana untuk perbaikan di masa depan.

6. Incremental Product Delivery:
— Pada akhir setiap sprint, produk yang ditingkatkan (increment) diserahkan kepada pemangku kepentingan.
— Produk dapat digunakan atau diuji, dan fitur baru ditambahkan pada setiap iterasi.

7. Product Owner’s Role:
— Bertanggung jawab untuk mewakili kebutuhan pelanggan dan pemangku kepentingan.
— Menyusun dan mengelola Product Backlog.
— Terlibat dalam seluruh proses pengembangan untuk memberikan arahan dan memastikan nilai bisnis diberikan.

8. Scrum Master’s Role:
— Memfasilitasi pengembangan yang efektif dengan menghilangkan hambatan dan memfasilitasi komunikasi antara tim.
— Mengamati dan memastikan tim mengikuti prinsip dan praktik Scrum.
— Membantu tim meningkatkan kinerja mereka dari waktu ke waktu.

9. Development Team:
— Tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan produk.
— Biasanya terdiri dari beberapa peran seperti analis, programmer, dan tester.
— Bertanggung jawab atas merancang, mengembangkan, dan menguji potongan fungsionalitas yang ditentukan selama sprint.

Dengan susunan ini, Agile Scrum memungkinkan pengembangan iteratif, adaptif, dan kolaboratif yang dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Work Breakdown Structure (WBS) untuk Software Development Life Cycle (SDLC) menggunakan metode Agile Scrum:

1. Product Backlog Refinement:
— Meninjau dan memperbarui daftar item di Product Backlog.
— Menganalisis, mengklarifikasi, dan memprioritaskan persyaratan produk.

2. Sprint Planning:
— Persiapan untuk Sprint berikutnya dengan memilih item dari Product Backlog.
— Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item.

3. Sprint Execution:
— Ini mencakup serangkaian tugas yang harus dilakukan selama sprint, termasuk:
— Daily Standup: Pertemuan harian untuk melaporkan kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan memperbarui rencana.
— Development: Menulis kode, merancang fitur, dan mengembangkan fungsionalitas.
— Testing: Melakukan pengujian unit dan integrasi untuk memastikan kualitas kode.
— Documentation: Menulis dokumentasi teknis atau pengguna.

4. Sprint Review:
— Persiapan dan pelaksanaan pertemuan untuk meninjau hasil Sprint dengan pemangku kepentingan.
— Mendemonstrasikan fungsionalitas yang telah dibangun selama sprint.

5. Sprint Retrospective:
— Melakukan evaluasi terhadap Sprint yang telah berlangsung.
— Mengidentifikasi apa yang telah berjalan baik dan apa yang perlu ditingkatkan.
— Merencanakan tindakan perbaikan untuk Sprint berikutnya.

6. Incremental Product Delivery:
— Menyerahkan produk yang ditingkatkan (increment) kepada pemangku kepentingan pada akhir setiap sprint.
— Menerapkan perubahan yang diminta oleh pemangku kepentingan.

7. Backlog Grooming:
— Melakukan pembaruan reguler terhadap Product Backlog dengan menambah, menghapus, atau memperbarui item.
— Mengklarifikasi dan merinci item yang belum cukup jelas.

8. Stakeholder Communication:
— Berkomunikasi secara teratur dengan pemangku kepentingan untuk memastikan pemahaman yang tepat tentang kemajuan proyek dan kebutuhan produk.

9. Technical Debt Management:
— Mengelola dan mengurangi technical debt yang mungkin terakumulasi selama pengembangan produk.
— Memperbaiki kode atau infrastruktur yang tidak memen

Dengan menggunakan WBS ini, proyek yang menggunakan Agile Scrum dapat dipecah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap kemajuan proyek dan alokasi sumber daya yang efisien.

susunan lengkap dari model Waterfall dalam Software Development Life Cycle (SDLC):

1. Requirements Analysis:
— Tahap pertama di mana kebutuhan sistem dipahami secara mendalam.
— Analisis kebutuhan dilakukan dengan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dan pengguna akhir.
— Dokumen kebutuhan seperti SRS (Software Requirements Specification) dibuat.

2. System Design:
— Merancang struktur keseluruhan sistem berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan.
— Ini melibatkan merancang arsitektur sistem, tata letak database, dan desain antarmuka pengguna.

3. Implementation (Coding):
— Tahap di mana pengembang mulai menulis kode berdasarkan desain yang telah disetujui.
— Kode dipisahkan menjadi modul atau komponen yang berbeda untuk memfasilitasi pengembangan yang terstruktur.

4. Testing:
— Setelah implementasi, aplikasi atau sistem diuji untuk memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan fungsional dan non-fungsional.
— Tahap ini mencakup pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan.

5. Deployment:
— Setelah berhasil melewati semua tahapan pengujian, sistem atau aplikasi dikerahkan ke lingkungan produksi.
— Proses ini melibatkan instalasi perangkat lunak di sistem yang sesuai dan melatih pengguna akhir jika diperlukan.

6. Maintenance:
— Tahap terakhir dalam siklus hidup di mana sistem aktif dikelola dan dipelihara.
— Ini meliputi perbaikan bug, peningkatan kinerja, penyesuaian fungsionalitas, dan perubahan lain yang diperlukan selama masa pakai sistem.

Dalam model Waterfall, setiap tahap dimulai hanya setelah selesai tahap sebelumnya. Ini adalah pendekatan linear dan tidak fleksibel, yang cocok untuk proyek dengan persyaratan yang stabil dan jelas. Perubahan yang diinginkan setelah tahap awal dapat menjadi sulit dan mahal untuk diimplementasikan.

Work Breakdown Structure (WBS) untuk model Waterfall dalam Software Development Life Cycle (SDLC):

1. Requirement Analysis Phase:
— Penjelasan: Tahap pertama dalam siklus pengembangan perangkat lunak di mana kebutuhan sistem dipahami dan ditetapkan dengan cermat.
— Tugas-tugas:
— Eksplorasi Kebutuhan: Identifikasi dan pemahaman kebutuhan bisnis dan pengguna.
— Dokumentasi Kebutuhan: Menyusun dokumen formal yang merinci kebutuhan fungsional dan non-fungsional.
— Validasi Kebutuhan: Memastikan kebenaran, ketepatan, dan kelengkapan kebutuhan dengan melibatkan pemangku kepentingan.

2. System Design Phase:
— Penjelasan: Merancang struktur dan arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan.
— Tugas-tugas:
— Desain Konseptual: Menggambarkan visi dan konsep sistem secara umum.
— Desain Detail: Mendefinisikan komponen sistem dan hubungan antara mereka.
— Perencanaan Antarmuka Pengguna: Merancang antarmuka pengguna untuk interaksi dengan sistem.

3. Implementation (Coding) Phase:
— Penjelasan: Menulis dan mengimplementasikan kode berdasarkan desain yang telah disetujui.
— Tugas-tugas:
— Penulisan Kode: Menerjemahkan desain ke dalam kode yang dapat dieksekusi.
— Pengujian Unit: Menguji setiap unit atau komponen secara terpisah.
— Integrasi Modul: Menggabungkan unit-unit yang telah diuji menjadi sebuah sistem yang lengkap.

4. Testing Phase:
— Penjelasan: Memastikan bahwa sistem atau aplikasi berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
— Tugas-tugas:
— Pengujian Sistem: Menguji sistem secara keseluruhan untuk memastikan integrasi yang tepat antara komponen-komponennya.
— Pengujian Fungsional: Memverifikasi apakah sistem memenuhi persyaratan fungsional yang telah ditetapkan.
— Pengujian Performa: Mengukur kinerja sistem dalam situasi yang berbeda.

5. Deployment Phase:
— Penjelasan: Menyiapkan dan meluncurkan sistem ke lingkungan produksi.
— Tugas-tugas:
— Persiapan Deploy: Menyiapkan infrastruktur dan lingkungan produksi.
— Peluncuran: Menginstal sistem secara resmi di lingkungan produksi.
— Pelatihan Pengguna: Memberikan pelatihan kepada pengguna akhir untuk menggunakan sistem dengan efektif.

6. Maintenance Phase:
— Penjelasan: Memelihara sistem dan melakukan perbaikan dan perubahan jika diperlukan setelah peluncuran.
— Tugas-tugas:
— Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin untuk memastikan kinerja sistem.
— Perbaikan Bug: Memperbaiki bug atau masalah yang ditemukan setelah peluncuran.
— Penambahan Fitur: Menambahkan fitur baru sesuai dengan kebutuhan pengguna yang berkembang.

Dengan menggunakan WBS ini, proyek Waterfall dapat dikelola secara terstruktur dengan memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

--

--