Arunika di Langit Bromo, Mencuri Keindahan Saat Matahari Terbit

Wella Nindya Alvhionita
3 min readMay 29, 2024

--

Arunika di Langit Bromo, Mencuri Keindahan Saat Matahari Terbit

Wella Nindya Alvhionita

Tidak lengkap rasanya apabila berkunjung ke Jawa Timur, tapi objek wisata Gunung Bromo masih terlewatkan, bukan? Bentangan alam yang terkenal hingga ke berbagai penjuru wisatawan lokal maupun mancanegara menjadi salah satu tujuan wajib ketika berkunjung ke Jawa Timur, tepatnya berada di Kabupaten Probolinggo dengan memiliki ketinggian sekitar 2392 mdpl (sumber: https://disporaparbud.probolinggokab.go.id) dan memiliki kawah sebagai objek utama wisata.

Keterangan foto: tiga mahasiswa Sastra Indonesia, ada Kayla Izza, Rahmah Luthfia, dan Nur Andini (urutan dari kiri) sedang menikmati pemandangan di Gunung Bromo (22/05). Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Pada Selasa (23/04) rombongan peserta KKL Program Studi Sastra Indonesia tahun 2024 mendapatkan kesempatan untuk menikmati wisata Gunung Bromo. Sejak pukul 02.00 dini hari para rombongan diarahkan untuk berbaris rapi dan membentuk kelompok kecil untuk menaiki jeep yang sudah termasuk paket wisata. Perjalanan dari kaki gunung menuju puncak Bromo membutuhkan kurang lebih satu jam, dengan jalan yang berliku-liku dan curam. Tapi, tidak kalah menarik saat dalam perjalanan mata Anda akan terhipnotis dengan panorama dengan jalanan yang sudah beraspal dan setiap saat bisa menemukan perumahan warga.

Perjalanan untuk naik ke atas yang memakan waktu cukup lama. Sehingga Anda bisa menyediakan berbagai minyak herbal, obat anti mabuk, ataupun sejenis herbal yang mengandung ekstrak daun mint sebagai alternatif ketika sudah mabuk perjalanan. Kemudian jangan lupa untuk mengenakan pakaian super tebal karena suhu yang begitu dinigin terutama ketika mencapai puncak.

Keterangan foto: para mahasiswa sedang berpose di depan jeep paket wisata Gunung Bromo

Sumber foto: dokumentasi KKL mahasiswa program studi Sastra Indonesia tahun 2024.

Perjalanan yang cukup panjang dan ketika sudah sampai parkiran jeep, penderitaan para pengunjung tidak berhenti begitu saja, masih ada jalanan terjal yang harus dilewati. Tapi jangan khawatir, ketika Anda sudah mencapai bagian puncak Bromo, maka lelah kalian akan terbayarkan dengan hamparan kawah yang menjorok di bibir kawah Bromo. Pada pagi buta dengan hamparan langit yang masih gelap, rombongan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta pada Program KKL Tahun 2024 harus meniti jalan licin, terjal, dan berpotensi bahaya jika tidak berhati-hati.

Sorotan lampu senter dari gawai setiap pendaki mulai menerangi wilayah perjalanan mereka. Walaupun masih berselimut kantuk, lelah, mabuk perjalanan, bahkan diterpa suhu dingin tak meluruhkan semangat mereka untuk mencuri arunika (matahari terbit) di puncak sana. Tapi, pastikan kondisi tubuh Anda dalam keadaan sehat agar tidak tumbang, karena semakin Anda meniti menuju puncak, maka suhunya akan semakin ekstrim bagi seseorang yang belum terbiasa dengan keadaan seperti itu. Jangan lupa untuk saling bertukar informasi terhadap teman terdekat apabila mengalami kondisi yang tidak normal pada tubuh Anda saat berada di puncak Bromo.

Keterangan foto: salah satu mahasiswa Sastra Indonesia, Farhan sedang berpose di depan matahari terbit di bibir kawah Bromo. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Pada pukul 04:30 waktu setempat, matahari mulai menampakkan diri dengan baluran warna oranye di langit yang masih gelap. Azan mulai berkumandang dari sebuah gawai salah-satu pengunjung yang menandakan waktu sudah mulai subuh. Para pengunjung mulai menyebar, ada yang menyantap baso di setiap para pedagang yang hadir, juga sengaja menikmati pemandangan, bahkan menunaikan kewajiban salat subuh bagi para muslim.

Keterangan foto: rombongan mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta sedang foto bersama dengan sebagian memegang banner KKL Sasindo 2024. Sumber: dokumentasi dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

--

--