Intip Berbagai Warisan Produk Kebudayaan Malang di Kampung Budoyo Ketawanggede, Termasuk Topeng Asli Malang!

Wella Nindya Alvhionita
4 min readMay 29, 2024

--

Culture Shock, Aneka Masakan Cita Rasa Khas Jawa Menjadi Menu Makan Malam di Kampung Budaya Ketawang Gede, Intip Berbagai Produk Budaya Malang Lainnya!

Wella Nindya Alvhionita

Keterangan foto: berbagai ornamen unik dan mengusung kebudayaan Jawa di gerbang sambutan Kampung Budaya Ketawanggede, Malang, Jawa Timur. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.
Keterangan foto: berbagai ornamen unik dan mengusung kebudayaan Jawa di gerbang sambutan Kampung Budaya Ketawanggede, Malang, Jawa Timur. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Di luar ekspetasi, ketika rombongan mahasiswa KKL Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta Tahun 2024 selesai melaksanakan salat Isya di masjid yang berada di kawasan UIN Malang, yang berlokasi di Jl. Gajayan, Ketawanggede, Kec, Lowokwaru, Kora Malang, Jawa Timur 6514, Indonesia (sumber: https://idalamat.com/alamat/761163/business-center-uin-malang-malang-jawa-timur). Para pemangku adat mulai menghampiri para rombongan untuk menelusuri keluar wilayah kampus menuju wilayah perumahan warga menuju kampung yang berada di Ketawanggede-Kota Malang, komunitas dari RT 01–03, RW 03.

Keterangan foto: aneka produk kebudayaan yang di pajang dan dipamerkan di Kampung Budoyo Ketawanggede, kursi untuk tamu yang sudah di tata rapi, sambutan para pemusik tradisional. Sumber foto: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Sponsor, mereka masih mengandalkan dana dari warga sekitar. “Ayo rek, kumpulin uang buat kampung kita”. Dari semangat warga tersebut mencoba membangun kampung Budoyo di tengah modernisasi. Wilayah di sini berada diantara kampus seperti Universitas Brawijaya, UIN Malang, dan Universitas Negeri Malang, sehingga mereka ingin mengajak mahasiswa lebih mengenal budaya. Untuk branding di wilayah RT 1 membuat ikon topeng Malangan. Di setiap gang akan dibuat icon, contohnya pada gang pertama konsepnya Semar, gang kedua konsepnya Bagong, dsb. Di setiap gang juga akan menghasilkan produk sendiri yang menjadi simbolis atau ciri khas dari Kampung Budoyo yang dibuat oleh ibu PKK. Event perdana diambil dari UMKM warga setempat (sumber: transkrip dari rekaman wawancara kelompok 5 Kampung Budoyo Ketawanggede).

Kampung Budoyo ini menjadi jembatan dan wadah UMKM warga Ketawanggede. Seperti para penggiat seni yang ingin menampilkan kesenian, seperti lukisan atanyanyian bisa ditampilkan lewat festival Kampung Budoyo. Event perdana kemarin mendapat tanggapan baik dari warga Malang Raya, sehingga dari antusias itu mereka ingin di setiap bulannya ada progres seperti: workshop dan entertainment tentang budaya untuk memajukan kampung Budoyo.

Keterangan foto: tiga orang mahasiswa sedang berpose sembari membawa makanannya di piring rotan, ada Novia Rahma, Mahira Alkeisa, dan Endah Romadhon (dari depan). Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Di malam hari (22/04) acara semakin hangat, meriah, dan begitu menggambarkan suasana kekeluargaan, harmoni, dan rasa cinta yang dibalur dengan kebudayaan Malang. Seluruh masyarakat budaya begitu antusias menyambut kami dari para orang tua, remaja, tokoh adat, ketua RT/RW, bahkan anak-anak hingga balita. Acara begitu meriah dan sorak riuh pecah bak kondangan, tenda-tenda disediakan dengan bangku plastik, dan berbagai kudapan khas Jawa disajikan secara prasmanan. Para tamu dari seluruh rombongan KKL Sastra Indonesia tahun 2024, Universitas Negeri Jakarta bergegas mengambil berbagai menu unik dengan ciri khas masakan Jawa yang legit, manis, dan gurih. Warisan budaya yang terus dilestarikan dan dibudayakan akan membangkitkan semangat para pemuda, terutama generasi Z (Gen-Z) untuk melokalisasi kebudayaan mereka sebagai aset berharga bangsa dan negara Indonesia.

Mengajak mahasiswa lebih mengenal budaya. Untuk branding di wilayah RT 1 membuat icon topeng Malangan. Di setiap gang akan dibuat icon, contohnya: pada gang pertama konsepnya Semar, gang kedua konsepnya Bagong, dan lain-lain. Di setiap gang juga akan menghasilkan produk sendiri yang menjadi simbolis atau ciri khas dari Kampung Budoyo yang dibuat oleh ibu PKK. Salah satu remaja di Kampung Budoyo pandai membuat lukisan.

Keterangan foto: seorang remaja putri Kampung Budoyo Ketawanggede sedang berpose dengan lukisan hasil karyanya ‘lukisan tarian bali’. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Jika ingin membuat gambar lukisan, dia biasanya mencari referensi di media sosial. Lukisan yang dibuatnya sebagian besar bertemakan budaya Indonesia. Lukisan tarian bali menjadi lukisan yang sulit digambar menurutnya. Pemilihan cat juga dipertimbangkan, biasanya dia menggunakan cat akrilik untuk menggambarkan lukisannya. Suasana yang tenang sangat dibutuhkannya ketika sedang melukis agar dapat menghasilkan lukisan yang indah.

Keterangan foto: aneka kudapan untuk makan malam yang disajikan secara prasmanan yang kental dengan ciri khas Jawa dari masakan, alat yang digunakan, bahkan hingga hiasan dari daun pisang dan piring rotan. Sumber foto: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Makanan berat yang disajikan, yaitu nasi jagung yang ditemani dengan beraneka ragam lauk pauk, yakni sayur santan tahu dan tempe, sayur santan nangka, urap sayur, opor ayam, keripik ikan, peyek kacang tanah. Adapun berbagai makanan ringan, seperti kacang rebus, nagasari, kue talem. Sedangkan minuman yang disajikan, ada air mineral, jamu kunyit asem, dan beras kencur. Semua makanannya disajikan dengan identitas dan ciri khas Jawa Timur, manis, gurih, dan sedikit rasa pedas. Hal menarik dari semua sajian menu malam itu semuanya merupakan hasil kerja sama masyarakat dalam hal pembiayaan (dana), mengolah, dan menyajikannya, dan dinikmati bersama oleh seluruh warga, sehingga para tamu merasakan kehangatan, keharmonisan, dan kekeluargaan didalamnya.

Setelah menyelesaikan makan, para tamu diajak untuk menonton nasehat budaya yang disampaikan oleh pakar yang berkecimpung dalam produk kebudayaan tersebut. Salaah satu materi yang disampaikan bahwa hasil tingkah laku manusia menghasilkan kebudayaan. Acara puncak semakin meriah yang diiringi dengan orkestra musik dengan para penyanyi dari mahasiswa Sastra Indonesia, yaitu Desma Safitri dan Rahmah Yulia, juga Meyvika Andara Seruni, serta Ahmad Efyan. Agenda menarik juga diselingi dengan mencoba kreasi terbaru, tanda tangan dengan seni batik, menggunakan tinta dan canting yang ditorehkan di atas kain putih. Kemeriahan dalam balutan kebudayaan membuat kami bangga akan kekayaan budaya di negeri sendiri, lestarikan budayamu, hidupkan nuranimu, salam satu budaya!

Keterangan foto: souvenir dari warga Kampung Budaya Ketawanggede berupa gantungan kunci dengan objek aklirik bertuliskan ‘Festival Kampung Budoyo Ketawanggede’. Sumber foto: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

--

--