Mengenal Lebih Jauh Tentang Spotify, Aplikasi Musik Paling Inovatif di Dunia

Wisnu Ario Supadnomo
6 min readOct 24, 2021

--

(sumber: aqi.co.id)

Apakah kamu pecinta musik? Kalau iya, di masa lalu kamu pasti pernah merasakan susahnya mengumpulkan playlist lagu favorit dalam satu penyimpanan yang rapi. Misalnya saja di playlist ponsel yang sulit diorganisir atau bahkan di CD khusus yang nantinya justru menyulitkan kamu mencari musik favorit.

Di sisi lain, kamu juga sebagai pecinta musik pasti pernah merasakan susahnya mendownload lagu favorit dengan kualitas yang bagus. Belum lagi kalau kamu mendownload lagu bajakan lewat situs di internet yang banyak iklannya. Hasilnya, bukan hanya kualitas video dan audio saja yang nggak terjamin, tapi kamu juga melanggar lisensi dan merugikan pencipta lagu tersebut.

Lalu, bagaimana cara agar bisa menikmati lagu secara legal, namun tidak perlu membeli CD original dengan harga yang menguras kantong? Bagaimana pula cara mengorganisir lagu favorit sehingga mudah dicari saat ingin mendengarkannya?

Spotify adalah jawaban dari semua permasalahan tersebut. Spotify merupakan platform gratis bagi para pecinta musik yang menawarkan lagu asli, sehingga mendengarkannya melalui Spotify dipastikan tidak melanggar kebijakan lisensi.

Melalui Spotify pula, kamu dapat membuat playlist lagu favoritmu sendiri dan membagikannya dengan temanmu. Nah, untuk membuat playlist ini, kamu juga dimudahkan dalam menemukan lagu berdasarkan tangga lagu terbaru, penyanyi, maupun genre.

(sumber: leawo.org)

Kalau kamu ingin mengunduh lagu dan menikmatinya secara offline, Spotify juga menyediakan fitur download. Hanya saja, fitur ini hanya dapat dinikmati oleh pengguna Spotify yang telah mengupgrade akun menjadi akun premium.

Aplikasi yang bagus untuk mendengarkan musik. Kalian bisa membuat playlist sendiri dan mendesainnya. Semua lagu lengkap di Spotify ini. Tangga lagu, lagu terpopuler saat ini di seluruh negara dan lagu rekomendasi dari Spotify yang kalian bisa dengarkan.

Wanmey — Pengguna Spotify (sumber)

Jika kamu juga ingin mendengarkan musik original secara gratis, kamu juga mendownload aplikasinya di sini.

source youtube

Mengapa Spotify Begitu Sukses?

(sumber: youtube.com)

Kesuksesan Spotify sebagai penyedia layanan streaming musik nggak lepas dari inovasi-inovasi yang dihadirkannya di dalam aplikasi. Spotify menghadirkan fitur-fitur lengkap yang sesuai dengan pecinta musik, di antaranya:

1. Membuat Playlist

Saat kamu menggunakan Spotify, kamu bebas membuat daftar musikmu sendiri. Dengan demikian, kamu nggak perlu lagi kesulitan mencari musik favoritmu. Kamu bahkan bisa membagikan playlist yang kamu buat lewat media sosial.

2. Market Leader

Spotify memang bukan platform penyedia musik pertama, namun berhasil menjadi market leader berkat inovasi-inovasinya. Spotify berhasil merekrut label-label ternama, sehingga semakin banyak penyanyi yang bekerja sama dan membesarkan nama Spotify lengkap dengan musik yang kaya.

3. Benar-Benar Mulai dari Awal

Spotify benar-benar memulai dari awal dalam segala hal, mulai dari riset pasar, merekrut label musik, hingga penyesuaian user interface-nya. Proses yang panjang ini membuat Spotify benar-benar tahu apa yang diinginkan penggunanya.

4. Mendengarkan Musik dari Artis di Seluruh dunia

Daftar lagu yang ada di Spotify bersifat global. Jadi, kamu bisa mendengarkan lagu dari negara manapun tanpa perlu repot. Layanan inilah yang kemudian membuat Spotify diburu pecinta musik lintas negara.

5. User Experience

Spotify akan mengumpulkan data pengguna, seperti jenis musik apa yang kamu suka dan lagu apa yang terakhir kamu dengarkan. Melalui data-data inilah, Spotify akan membuat rekomendasi yang musik yang pas dengan seleramu.

6. Ad-Supported Service

Gangguan iklan saat mendengarkan musik tentu saja sangat menjengkelkan. Nah, untuk memberikan kenyamanan lebih bagi penggunanya, Spotify menyediakan fitur skip iklan. Tidak perlu upgrade akun ke premium untuk menikmati fitur skip iklan, pengguna Spotify gratis pun juga bisa menikmatinya

Spotify Sukses Menggeser Apple Music

Apple Music adalah layanan streaming musik dan video yang dikembangkan oleh Apple Inc dan dirilis pada tahun 2015 sebagai layanan pendamping dari gerai musik iTunes. Layanan streaming musik ini sempat booming, tapi lambat laun ditinggalkan para penggunanya yang lebih memilih mendengarkan musik lewat Spotify. Bagaimana bisa? Padahal, jika dilihat beberapa tahun ke belakang, Spotify sempat mengalami kerugian operasional yang lumayan besar. Kalau kamu nggak percaya, coba cek tabel di bawah ini.

(sumber: youtube.com)

Dengan kerugian hampir di atas €350.000.00, kenapa Spotify tiba-tiba bisa mengalahkan Apple Music yang meraup keuntungan fantastis setiap tahunnya?

Rupanya, kerugian operasional yang dialami oleh Spotify merupakan sebuah cara untuk mewujudkan kenyamanan bagi pengguna. Spotify berusaha meningkatkan loyalitas pengguna melalui fitur skip ikan tanpa batas dan juga mendengarkan musik tanpa iklan bagi pengguna basic.

Di sisi lain, Apple Music langsung menawarkan layanan premium gratis selama 3 bulan. Setelah itu, pengguna harus membayar biaya langganan jika ingin terus menikmati layanannya.

Strategi tersebut pun berhasil, para pengguna akhirnya lebih memilih Spotify yang tetap bisa digunakan meskipun nggak berlangganan. Mereka yang sudah menggunakan Spotify gratis dan merasa puas inilah yang kemudian meng-upgrade akunnya menjadi premium.

Nggak heran jika kemudian jumlah pelanggan berbayar Spotify melampaui Apple Music. Lihat perbandingan jumlah pelanggan berbayar di tabel berikut ini.

source : youtbe.com

Spotify Podcast

Tahun 2020 jadi saksi munculnya bentuk hiburan alternatif yang populer akibat lockdown. Salah satunya adalah podcast. Di jenis hiburan inilah Spotify melihat peluang yang berharga untuk mengungguli para pesaingnya.

(sumber: youtube.com)

Usaha Spotify masuk ke ranah podcast dimulai pada tahun 2015 dengan mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar. Kemudian pada tahun 2018, Spotify membuka Podcast for Spotify kepada pembuat konten di seluruh dunia. Alasannya, pada tahun 2017, Apple memiliki 55% pangsa pasar konten podcast. Tapi, itu hanya tersedia di 20% perangkat di seluruh dunia. Jadi, sisa pasar masih bisa diperebutkan.

Kemudian, Spotify berinvestasi besar-besaran untuk membeli Gimlet dan Anchor, dua jaringan podcast besar seharga $340 juta. Hasilnya: sekarang, Spotify menampung lebih dari 1 juta podcast yang berbeda. Jumlah tersebut lebih banyak dari software manapun di seluruh dunia.

Langkah jitu tersebut membuat pengguna berbayar Spotify kian meroket dari 131 juta pada tahun 2017 menjadi 286 juta pada tahun 2020 dan total pendapatan Spotify pun jadi berlipat ganda.

(sumber: youtube.com)

Fakta di atas tentu sangat menarik mengingat Spotify cenderung terlambat masuk ke dunia podcast yang sedari dulu selalu berada di bawah kendali Apple. Jadi, apa bedanya antara podcast Spotify dan Apple? Menurut Nieman Lab, ada perbedaan penting di antara keduanya. Pengguna Spotify lebih condong ke arah hiburan, sementara pengguna podcast Apple lebih fokus pada berita.

Nggak cukup sampai di situ, dengan lebih dari 1 juta podcast dan teknologi AI terkini, kemungkinan user menemukan podcast lain yang menarik lebih tinggi dengan Spotify. Sementara dengan Apple, kreator podcast yang kurang dikenal cenderung lebih sulit untuk muncul di halaman depan.

Salut deh sama Spotify, nggak cuma menghadirkan inovasi yang bikin penggunanya nyaman, ternyata perusahaan ini pun punya strategi marketing yang lebih oke dibanding pesaingnya.

Setelah menyimak kesuksesan Spotify di atas, apakah kamu termotivasi menciptakan aplikasi serupa? Jika iya, kamu perlu berinovasi agar inovasi yang kamu ciptakan nantinya nggak sama persis dengan pesaing dan memiliki keunggulan tersendiri. Kamu bisa mencoba menemukan inovasi dengan belajar terlebih dahulu ilmu dasar tentang inovasi di link ini.

Jika kamu merasa kesulitan dalam mempelajari materi tentang inovasi, kamu juga bisa berkonsultasi dengan Wisnu Ario di website wisnuarios.com atau di channel YouTube Wisnu Ario S.

--

--

Wisnu Ario Supadnomo

Head off digital growth ,certified design sprint, scrum master, and platfrom strategy with global champion reputation for digital innovation