33 AYAT AL-QUR’AN MENGENAI PENCIPTAAN MANUSIA DAN PENJELASANNYA

Wonderlife
9 min readFeb 12, 2024

--

Untuk apa manusia diciptakan? Bagaimana semua itu terjadi? Apa yang sesungguhnya rencana Tuhan?

Photoshot bayi dengan tema Islami

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Alaq ayat 1,

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ

Iqra bismi rab bikal lazii khalaq

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”

Ayat tersebut menyatakan bahwa Allah SWT merupakan zat tunggal yang mampu menciptakan dan wajib dituhankan oleh seluruh umat manusia. Tidak ada tandingan yang setara dengan Allah SWT, semua yang ada di alam semesta merupakan ciptaan dari Allah SWT. Allah SWT menciptakan berbagai macam bentuk, baik yang bernyawa ataupun yang tidak.

Dalam surah Al-Ala ayat 2, Allah berfirman,

ٱلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ

alladzî khalaqa fa sawwâ

“Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya)”

Dari ayat tersebut penciptaan yang dilakukan oleh Allah SWT merupakan sebaik-baiknya ciptaan dan dengan bentuk yang disempurnakan. Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang disempurnakan dengan akal pikiran, manusia memiliki rasa alamiah akan keinginan untuk mengetahui asal dari penciptaan, baik penciptaan dirinya maupun penciptaan alam semesta, hal ini tidak menentang kekuasaan Allah SWT, karena dalam surah Al-Ankabut ayat 20 Allah SWT berfirman,

قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ بَدَأَ ٱلۡخَلۡقَۚ ثُمَّ ٱللَّهُ يُنشِئُ ٱلنَّشۡأَةَ ٱلۡأٓخِرَةَۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ

qul sîrû fil-ardli fandhurû kaifa bada’al-khalqa tsummallâhu yunsyi’un-nasy’atal-âkhirah, innallâha ‘alâ kulli syai’ing qadîr

“Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”

Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan manusia untuk mempelajari bagaimana awal dari penciptaan makhluk-makhluk-Nya, khususnya manusia. Ilmu-ilmu pengetahuan umum yang ditulis oleh para ahli telah mengajarkan kita mengenai awal dari pembentukan manusia dan semakin berkembangnya zaman, teknologi untuk mempelajari tubuh manusia juga semakin canggih, kini kita bisa melihat bagaimana aliran darah bekerja tanpa harus melihatnya langsung dari tubuh manusia. Penemuan demi penemuan baru terus bermunculan dan dianggap sebagai hal baru dalam sejarah keilmuan. Namun, sebenarnya jauh sebelumnya Allah SWT telah menjelaskan secara utuh bagaimana penciptaan akan makhluk-makhluk-Nya, termasuk manusia yang memiliki kelebihan dibanding dengan makhluk lainnya. Allah SWT dalam surah At-Tin ayat 4 berfirman,

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ

Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm(in).

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Allah SWT juga menjelaskan asal muasal manusia, dalam surah As-Sajdah ayat 7 Allah SWT berfirman,

ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَٰنِ مِن طِينٖ

Al-ladziina ahsana kulla syai-in kholaqohuu wa bada-a kholqol innsaani minn thiin

“(Dia juga) yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai penciptaan manusia dari tanah”

Ayat ini menyatakan bahwa manusia berasal dari apa yang selama ini menjadi dasar pondasi kita untuk hidup, yaitu tanah. Penciptaan manusia yang berasal dari tanah tidak hanya disebutkan dalam satu ayat, ada beberapa ayat yang juga menyatakan bahwa manusia berawal dari tanah, yaitu surah Al Mukminun ayat 12–13,

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ

wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah”

ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ

ṡumma ja’alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn

“Kemudian Kami menjadikannya, yaitu saripati itu, air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh, yakni rahim”

Kemudian pada surah Al Hijr ayat 26,

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ

Wa laqad khalaqnal insaana min salsaalim min hama im masnuun

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia, yakni Adam, dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk”

Dan juga pada surah Ali IImran ayat 59,

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Inna maṡala ‘īsā ‘indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụn

“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”

Kemudian, apakah ada diantara kita yang merasa kebingungan bahwa manusia berasal dari tanah padahal yang biasa kita lihat adalah manusia berasal dari perkawinan antara laki-laki dan perempuan? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Allah SWT pada surah As Sajdah ayat 8,

ثُمَّ جَعَلَ نَسۡلَهُۥ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن مَّآءٖ مَّهِينٖ

Thumma ja’ala naslahuu min sulaalatim mim maaa’immahiin

“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani)”

Dan terdapat pula pada surah Al-Mursalat ayat 20,

أَلَمۡ نَخۡلُقكُّم مِّن مَّآءٖ مَّهِينٖ

A lam nakhlukkum mim mā`im mahīn

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”

Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia pada awalnya berasal dari tanah, yaitu manusia pertama yang Allah SWT ciptakan, Nabi Adam AS, kemudian keturunannya diciptakan dari air mani. Selain ayat tersebut, dalam surah At Thariq ayat 6–7 Allah juga berfirman,

خُلِقَ خُلِقَ مِن مَّآءٖ

Khuliqa mim maa-in daafiq

“Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar”

دَافِقٖ يَخۡرُجُ مِنۢ بَيۡنِ ٱلصُّلۡبِ

Yakhruju mim bainish shulbi wat taraa-ib

“yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada”

Sesungguhnya awal penciptaan manusia telah dijelaskan oleh Allah SWT melalui firmannya dalam Al-Qur’an dengan sejelas-jelasnya yang terdapat pada beberapa ayat sebagai penegasan. Pada surah Al-Qiyamah ayat 37 Allah SWT berfirman,

أَلَمۡ يَكُ نُطۡفَةٗ مِّن مَّنِيّٖ يُمۡنَىٰ

a lam yaku nuthfatam mim maniyyiy yumnâ

“Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim”

Kemudian surah Abasa ayat 19,

مِن نُّطۡفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ

Min nutfah; khalaqahu faqad-darah

“Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya”

Ada juga pada surah Al Insan ayat 2,

إِنَّا خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ أَمۡشَاجٖ نَّبۡتَلِيهِ فَجَعَلۡنَٰهُ سَمِيعَۢا بَصِيرًا

innâ khalaqnal-insâna min nuthfatin amsyâjin nabtalîhi fa ja‘alnâhu samî‘an bashîrâ

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”

Tidak hanya sampai disitu, Allah SWT juga menjelaskan tahapan selanjutnya dari pembentukan manusia dibawah kuasanya, hal ini terdapat pada surah Al Mukminun ayat 13,

ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ

tsumma ja‘alnâhu nuthfatan fî qarârim makîn

“Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”

Dalam ayat tersebut, air mani yang telah dipancarkan akan disimpan di rahim seorang wanita. Allah SWT menjadikannya melekat dan tumbuh dalam diri wanita. Pada surah Al Qiyamah ayat 38 Allah SWT berfirman,

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةٗ فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ

tsumma kâna ‘alaqatan fa khalaqa fa sawwâ

“Kemudian, (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Dia menciptakan dan menyempurnakannya”

Kemudian pada surah Al Mursalat ayat 21–22,

فَجَعَلۡنَٰهُ فِي قَرَارٖ مَّكِينٍ

Faja’alnaahu fii qaraarim makiin

“Kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim)”

إِلَىٰ قَدَرٖ مَّعۡلُومٖ

Ilā qadarim ma’lụm

“Sampai waktu yang ditentukan”

Pada tahap selanjutnya, Allah SWT menyebutkan bahwa yang pada awalnya hanya setetes air mani pada rahim wanita, dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan bentuk, hal ini disebutkan Allah SWT pada surah Al Alaq ayat 2,

خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ

Khalaqal insaana min ‘alaq

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”

Selain itu, Allah SWT juga menyatakan bahwa tugas menjaga dari proses penciptaan manusia hanya bisa dilakukan oleh wanita atau seorang ibu, hal ini terdapat dalam surah Az-Zumar ayat 6,

خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ ثَمَٰنِيَةَ أَزۡوَٰجٖۚ يَخۡلُقُكُمۡ فِي بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ خَلۡقٗا مِّنۢ بَعۡدِ خَلۡقٖ فِي ظُلُمَٰتٖ ثَلَٰثٖۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ

“Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan?”

Di dalam perut seorang ibu, setetes air mani kemudian oleh Allah SWT jadikan ia melekat pada rahim yang terus berproses menjadi segumpal daging, kemudian seiring berjalannya waktu menjadi tulang belulang yang terbungkus oleh daging dan berbentuk sempurna sebagai seorang manusia. Maha suci Allah SWT Pencipta yang Paling Baik. Kemudian, dalam surah Al Mukminun ayat 14 Allah SWT berfirman,

ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ

“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain”

Bentuk manusia yang diciptakan oleh Allah SWT merupakan bentuk yang sebaik-baiknya, dijelaskan dalam surah Al-Mursalat ayat 23,

فَقَدَرۡنَا فَنِعۡمَ ٱلۡقَٰدِرُونَ

“Lalu, Kami tentukan (bentuk dan waktu lahirnya). Maka, (Kamilah) sebaik-baik penentu”

Kita sebagai manusia patut untuk mensyukuri segala bentuk penciptaan Allah SWT, karena pada dasarnya, itu adalah yang terbaik bagi kita yang hanya Allah SWT mengetahui, maka daripada itu juga, kita sebaiknya tidak mengubah bentuk dasar yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Karena dalam surah Al Infitar ayat 7–8 Allah SWT berkata,

ٱلَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ

“Mengapa kamu ingkar kepada Tuhan yang telah menciptakanmu dari tiada dalam ukuran yang tepat, lalu Dia menyempurnakan kejadianmu dengan anggota-anggota tubuh, dan Dia menjadikan susunan tubuh-mu seimbang?”

فِيٓ أَيِّ صُورَةٖ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ

“Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu dengan sempurna. Tidak ada manusia yang sama persis dengan lainnya.”

Karena mempunyai bentuk tubuh yang sempurna, semestinya manusia bersyukur kepada Allah SWT dan tidak bermaksiat bahkan menyekutukanNya. Allah SWT telah menyusun bentuk makhlukNya sesuai dengan kesempurnaan yang dia kehendaki. Pada surah Al Araf ayat 11 firman Allah SWT,

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَٰكُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنَٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ لَمۡ يَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, “Bersujudlah kamu kepada Adam,” maka mereka pun sujud kecuali Iblis”

Setelah bentuk tubuh manusia terbentuk, kemudian Allah SWT meniupkan roh untuk mengisi tubuh tersebut, Allah SWT mengaktifkan seluruh fungsi organ yang ada pada tubuh manusia, termasuk Allah SWT juga memberikan akal, jiwa, dan rohani sebagai alat untuk manusia berpikir. Dalam surah Al Araf ayat 172 Allah SWT berfirman,

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Setelah cukup waktu seorang manusia berada dalan perut ibunya, tiba waktunya manusia tersebut akan lahir ke dunia, pada waktu itu sesungguhnya Allah SWT telah berbicara kepadanya dengan menanyakan siapa Tuhannya, manusia yang pada saat itu masih dalam keadaan suci menjawab bahwa Allah SWT adalah Tuhannya dan mereka bersaksi atas hal tersebut. Manusia yang terlahir ke dunia diciptakan dalam 2 jenis, laki-laki dan perempuan. Hal ini tertera dalam surah Al Qiyamah ayat 39,

فَجَعَلَ مِنۡهُ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰٓ

“Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan”.

Allah SWT menciptakan makhluk bukan semata untuk mengisi dunia, tetapi untuk beribadah kepadaNya, dalam surah An Nisa ayat 1 dikatakan,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.

Kita para keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa selayaknya harus bertakwa kepada Allah SWT juga menjaga hubungan kekeluargaan antar manusia karena kita tahu bahwa Allah SWT selalu menjaga dan mengawasi makhluk ciptaanNya. Dalam surah Al Baqarah ayat 30 tertulis,

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Tatkala Allah hendak menciptakan manusia di bumi pada saat itu malaikat mengatakan jika manusia hanya akan merusak dan menumpahkan darah, namun Allah SWT Maha mengetahui segala yang tidak diketahui makhlukNya. Kemudian, dalam surah Al Hujurat ayat 13 Allah SWT mengatakan,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.”

Dijelaskan bahwa di bumi ini, hanya ada 2 jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan yang diciptakan berbeda-beda antar satu sama lain, tujuan dari perbedaan ini adalah untuk saling mengenal satu sama lain. Tapi, meski berbeda, semua manusia mempunyai derajat yang sama di mata Allah SWT, yang membedakannya adalah tingkat ketakwaan hamba kepada Allah SWT.

Terakhir, dalam surah Adz Dzariyat 56 Allah SWT berfirman,

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Tujuan Allah SWT menciptakan manusia tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka dari itu, sebagai seorang muslim yang mengetahui, sebaiknya kita memperbanyak ibadah sebelum nanti dipanggil Allah SWT dan mengakhiri masa perjuangan di dunia.

Sahabat, demikianlah beberapa surah dalam Al-Qur’an mengenai penciptaan manusia, semoga dengan penjelasan ini dapat menambah wawasan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

--

--