wonu mains
2 min readDec 18, 2022

“Kacamata kamu mana?”

Wira disitu hanya menatap Abel karena merasa bersalah sudah hampir terlambat untuk janji menonton film di malam minggu itu. Ini benar-benar salah Wira, dia mengakui itu. Pikirnya satu babak permainan Mobile Legend tidak akan memakan waktu sebanyak itu. Nyatanya dia salah dan jalanan Bandung malam itu juga sangat nggak mendukung dia.

“Ketinggalan bel.” Ucapnya sambil mengusap pelipisnya.

“Terus gimana? Kamu nonton gimana? Ini udah 10 menit lagi masuk ke teaternya, Wira.” ucap Abel dengan wajah yang tidak ramah.

“Ya ngga apa-apa sih. Kita nonton aja aku ngga apa-apa.” jawabnya lagi-lagi santai. Little did he knew Abel is holding every single cell on her body to not snap at her boyfriend ditengah keramaian CGV Paris Van Java malam itu.

“Gimana sih? Emangnya keliatan? Ngapain nonton kalo misalnya kamu gabisa liat?”

“Emangnya kamu pikir aku se-rabun apa sih? Ya keliatan lah Abel, orang layarnya gede,” jawab Wira mulai sedikit frutasi. “And I understand English as much as you do, I don’t need subtitles.”

“The movie is not even in English! Did you forget the movie we’re about to watch?”

Lalu sekali lagi Wira terdiam. Oh he fucked up big time, pikirnya.

“Wir, this is so not worth fighting over. I figured that you didn’t want to hang out with me tonight. So let’s just call it a night and go home.”

“Bel… nggak gitu,” tangannya yang mau meraih Abel ditepis pelan.

“You’re late for two hours dan aku pikir alesannya apa gitu… ternyata kamu main ML? Kaya… kalo gamau main sama aku hari ini tuh jangan maksain. Kamu ngomong sama aku, aku juga gaakan maksa.”

“Maaf,” ucapnya sekali lagi berusaha meraih tangan perempuan itu. “Aku… minta maaf.”

“Aku mau pulang aja, Wir” ucapnya lirih.

She hates that she’s acting this way right now but this whole situation brought her to 8 years ago when her mother choose to went out all night with her new boyfriend knowing damn well it was her only daughter’s birthday that day. She sat on the dinner table alone that night. That god-damned birthday cake looked disgusting and she wanted to throw it away. She’s just some other option all over again.

“Tapi ini-”

“Aku mau pulang. Kalo kamu mau nonton silahkan.” ucapnya sambil berbalik dan Wira benar-benar tidak bisa meraihnya.

Wira menghela nafas. “Telpon aku kalo udah sampe apart.”

“Gimana nanti.”

wonu mains
0 Followers

she post bullshit and read aus here | do not follow