Jurang

azh
3 min readNov 26, 2022

--

Sedari kecil, Isagi selalu dikelilingi orang-orang yang kagum dengannya. Seolah Isagi entitas yang peringkatnya berada tepat di bawah malaikat. Tak jarang Isagi mendapat pernyataan cinta melalui surat, pesan, maupun secara langsung. Yang ia lakukan hanya menggaruk tengkuk canggung lalu meminta maaf berkali-kali karena ia tidak bisa membalas perasaan mereka. Tidak banyak, namun berhasil membuat salah satu dari yang menerima penolakan Isagi memiliki dendam.

Tidak semua penolakan diterima dengan baik.

Orang itu bernama Wataru Kuon, ia bekerja sama dengan beberapa murid yang membenci Isagi. Sejak saat itu, Isagi yang sudah duduk di bangku kelas 3 SMP-pun dirundung. Loker sepatunya dipenuhi dengan tulisan sumpah serapah bersamaan dengan sampah basah setiap harinya, kaki mejanya dipatahkan, seragamnya selalu ditemukan di tempat sampah atau di kolam renang, bukunya pun dikoyak sampai tak berbentuk.

Bukannya tidak berani, hanya saja semakin hari semakin banyak hawa kebencian yang dipancarkan untuk Isagi yang dulunya dicintai banyak orang. Bachira selalu bertanya-tanya kemana hilangnya Isagi ceria yang ia kenal, ia tidak tahu sedikitpun tentang kehidupan sekolah menengah pertama Isagi. Bachira tidak bisa menghibur Isagi walau ia sudah berusaha terlihat konyol di hadapan laki-laki yang ia cinta.

Sampai akhirnya Isagi bertemu dengannya, Ryosuke Kira. Sedikitnya tentang Ryo; kekasih pertama Isagi, ia adalah murid teladan di sekolah Isagi, memiliki senyum menawan, sifat dan sikap yang sopan, serta tutur kata yang santun. Penampilannya selalu rapi setiap harinya, memakai parfum yang menjadi khas seorang Ryosuke Kira, dan menata surai putihnya pada belahan menyamping.

Isagi masih ingat bagaimana manisnya perlakuan serta perkataan Ryo kepadanya. Ucapan Ryo bukan sekedar omong kosong belaka. Tindakannya menjadi bukti dari segala ucapannya. Hari demi hari Ryo membuat Isagi kembali percaya diri dan tidak memedulikan rundungan yang ia dapat. Bahkan Ryo tak segan-segan menegur perundung Isagi dimanapun dan kapanpun ia berada.

Isagi sangat mencintai Ryosuke Kira. Setiap hari ia dibuat jatuh cinta lagi dan lagi, dibuat jatuh cinta lebih dalam. Pernah terlintas pikiran bagaimana hancurnya hidup Isagi jika hubungannya dengan Ryo berakhir, karena bagaimanapun bagi Isagi, Ryo adalah penyelamat hidupnya.

Satu bulan hubungannya berjalan, Isagi kembali merasakan kehidupan sekolahnya yang normal. Memiliki sedikit teman lebih baik untuknya, ia juga memiliki Ryo sebagai kekasih serta ia memiliki Bachira sebagai sahabat walau berbeda sekolah.

Nafas yang diberi kepada Isagi hanya sebentar karena kebenaran menghampirinya. Ryo yang sangat ia cinta kala itu sedang mencumbu Kuon; perundung Isagi di belakang gedung sekolah.

“K-kena..pa?”

Ryo melepas tautan lidahnya membuat seutas saliva terbentang di antara bibirnya, “sayang?”

Tangan Ryo mengarih memberi gestur untuk Isagi agar segera mendekatinya. Isagi yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, bergerak maju memastikan yang sudah jelas adalah kenyataan. Jemari Ryo mengusap pipi Isagi yang mulai basah dengan air mata, namun yang Ryo lakukan adalah tetap mencumbu Kuon di depan mata Isagi.

Sakit, rasanya.

Disetiap tetes air mata Isagi, Ryo semakin gencar melumat bibir Kuon. Dijilatnya bibir bawah Kuon yang membuat lawannya menghisap bibir atas Ryo. Nafas Isagi mulai terasa sesak, tangisannya yang pecah tidak membuat Ryo setidaknya memiliki niat menghentikan kegiatannya.

Nyeri, itu yang Isagi rasakan sampai ia memukul dadanya berkali-kali untuk tetap bernafas. Ryo adalah penyelamatnya, cinta pertamanya, serta sahabatnya. Bahkan Isagi sangat amat percaya dengan Ryo. Nyatanya jurang yang Ryo siapkan untuknya terlalu dalam hingga Isagi benar-benar tidak memiliki cahaya untuk menuntunnya ke arah jalan keluar.

“Sayang?”

Isagi mengalihkan pandangan kaburnya ke Ryo yang sudah selesai bertukar saliva. Ekspresi yang Ryo pasang kala itu benar-benar berbeda dari air wajah Ryo pada biasanya, ia menatap remeh ke arah Isagi. Lantas, Isagi menarik kesadaran sepenuhnya, ia menepis tangan Ryo yang masih setia mengusap pipinya.

Yang Isagi sadari hari itu, Ryosuke Kira merupakan ketua para perundungnya, Ryo tidak pernah benar-benar mencintainya. Isagi tidak pernah tahu apa alasan Ryo melakukan semua itu. Karena setelahnya, Isagi kembali menjadi penyendiri, hanya saja tidak ada lagi rundungan disetiap harinya. Akan tetapi, Ryo selalu mendapatkan caranya untuk mengganggu hari-hari Isagi.

Pada akhirnya, Bachira yang susah payah mengembalikan Isagi seperti semula dalam jangka waktu yang terbilang lama. Karena Bachira ingin terus bersinar menyinari langkah Isagi untuk keluar dari jurang manapun.

--

--