Shiawase

azh
4 min readNov 25, 2022

--

Ia menggumamkan nada yang didengarnya melalui headphone. Ibu jarinya mengusap benda pipih yang berada di genggaman, menggeser foto berbeda dengan objek yang sama. Kala sudah mencapai batas, ia langsung membuka tempat dimana ia bisa mengetahui kebenaran dari sang objek. Objeknya adalah Isagi Yoichi, teman yang sudah cukup lama ia kenal.

Itoshi Rin mengenal Yoichi karena ia selalu bertemu si ceria itu di taman dekat sekolahnya. Yoichi yang terayun dengan santai memakan onigirinya di sebelah ayunan Rin. Lalu menyodorkan onigirinya ke arah Rin dan berkata,

“Mau?”

Rin menggeleng, ia tersenyum. Siapa sangka Yoichi menjadi temannya dari sana. Rin selalu bercerita bagaimana kakak serta orang disekitarnya tidak bisa menerima sikapnya yang terlalu acuh walau ia sudah mencoba memperbaikinya. Sementara Yoichi dengan mulut yang terisi penuh karena mengunyah onigiri, ia mengeluh bagaimana ia sulit untuk makan dan selalu pusing. Lagi, Rin tersenyum hanya karena mengingat awal pertemuannya.

Tangan besar Rin menaruh ponsel yang menemaninya sedaritadi. Ia beralih mencari kotak dimana semua surat Yoichi ia simpan. Ya, Yoichi suka menulis dan memberikan surat untuk Rin. Tapi yang Rin lakukan hanya tenggelam di dalam kegemasannya karena membaca surat dari si manis Yoichi.

Surat pertama dari Yoichi adalah dimana saat Rin sedang terdiam di taman. Dengan manisnya Yoichi memberikan jajanan kesukaannya; onigiri serta secarik kertas di plastik yang sama. Setelahnya Yoichi pergi meninggalkan Rin yang kebingungan dengan tingkahnya.

Semoga kamu sehat terus, jangan terlalu banyak mikir yang berat-berat, jaga makan yang benar, banyak minum air putih, yah pokoknya segala hal sehat harus kamu lakuin. Jangan begadang juga.

Rin benar-benar melakukan apa yang Yoichi tulis walau disekitarnya tetap banyak keluhan tentang sikapnya. Namun, Yoichi selalu memiliki caranya sendiri untuk membuat Rin kembali tenang dan yakin masih ada yang menerima apa adanya.

Surat kedua dari Yoichi adalah surat dimana hati Rin menyeri. Surat itu Yoichi berikan setelah mengenal Rin beberapa tahun yang berisi,

Intinya aku mau kamu tau kalau pengirim surat ini pernah suka sama kamu, walau itu sebentar. Dia pernah kangen juga, khawatir, takut, gara-gara kamu. Dia bilang kamu itu kaya drug, bisa buat dia sembuh, sakit, juga candu.

Ah, Rin bahkan tidak menyadari bagaimana Yoichi-nya bisa khawatir, takut, dan juga sakit karenanya. Rin menyalahkan dirinya lagi. Bagaimana bisa ia melukai Yoichi yang sudah sebegitu baik terhadapnya.

Lagi, Rin membenci sikap, pikiran serta hatinya. Mengapa sikapnya tidak bisa lebih baik kepada Yoichi. Mengapa pikirannya tidak berpikir bagaimana perasaan Yoichi. Dan mengapa ia tidak menyadari perasaan Yoichi.

Rin ingat ia segera menghampiri Yoichi, ia mengutarakan perasaannya yang sama. Tapi Yoichi bilang perasaannya hanya pernah ada, bahkan Yoichi tidak berharap perasaannya dibalas oleh Rin. Yoichi juga bilang ia sudah punya kekasih sekarang dengan raut wajah ceria seperti biasanya. Bodohnya Rin, ia tidak rela Yoichi-nya mempunyai kekasih walau dirinya juga punya saat itu. Rin menjauh. ia tahu itu yang terbaik untuk Rin, Yoichi, serta kekasih mereka. Tapi Yoichi tetap ingin berteman dengan Rin. Sementara Rin tidak bisa menolak permintaan Yoichi kepadanya.

Bertahun-tahun telah berlalu sampai hari itu tiba, Yoichi menikah dengan laki-laki pilihannya. Yoichi sempat mengundang Rin, tapi yang diundang beralasan tidak bisa datang.

Rin masih ingat bagaimana Yoichi mengunjunginya setelah sekian lama membawa anak kecil yang Yoichi adopsi. Rin sempat menggendong anak itu, terlihat sangat cantik. Hanya sebentar, tapi Rin merasa hatinya tenang melihat Yoichi.

Kala Rin putus dari sang kekasih, tidak ada lagi yang mendengarkan ceritanya di ayunan seraya memakan onigiri. Tidak ada lagi yang menghiburnya dengan ucapan serta perlakuan yang sama seperti Yoichi. Rin terpuruk, lagi. Tapi semesta mempermainkannya. Rin kembali dipertemukan dengan Yoichi secara tidak sengaja. Rin memasang senyum yang sama seperti saat ia bertemu pertama kali dengan Yoichi.

Yoichi bilang pertemuan tidak sengaja itu adalah perpisahan bagi Yoichi dan Rin. Yoichi sempat bertengkar dengan pasangannya, Bachira Meguru karena salah paham membaca pesan dari Rin. Yoichi tidak ingin mengingkari janji, maka dari itu Yoichi juga bilang mereka tidak bisa berteman lagi.

Setelah mengucapkan selamat tahun baru, Yoichi pergi dengan surat terakhirnya,

Terimakasih sudah mau meladeni Yoichi hari itu, terimakasih sudah menjadi teman bincang yang menyenangkan, terimakasih sudah mau dibagi banyak cerita dari Yoichi, terimakasih sudah banyak memberi saran, terimakasih banyak.

Semoga ngga ada lagi orang yang cukup protes atas sikapmu. Yah kalo protes pun, paling tidak ngga terlalu kamu pikirin atau ambil hati. Maafin Yoichi ya, kalau selama Rin kenal Yoichi, Yoichi cukup banyak berbuat kesalahan baik dalam tutur kata maupun tingkah Yoichi nya sendiri.

Terimakasih dan maaf, Rin.

Salam hangat, Isagi Yoichi

Rin berdecih, ia kesal tapi untuk apa? Ah, untuk Rin yang telat menyadari perasaannya? Untuk sikap buruknya terhadap Yoichi? Atau untuk Isagi Yoichi yang sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi miliknya?

Surat itu adalah akhir dari Yoichi untuk Rin. Dan cerita ini adalah akhir dari Rin untuk Yoichi. Yoichi itu kenyataan yang pernah Rin alami, bukan sesuatu yang pernah ada di dalam imajinasi.

Now playing : Shiawase by Back Number

--

--