Kerjaan QA itu Mudah?

Benarkah QA adalah pekerjaan paling mudah di dalam software development?

yazidisme
3 min readJul 7, 2018

Quality assurance adalah salah satu divisi yang berada di perusahaan manufaktur, salah satunya perusahaan yang bergerak dibidang IT khusus di dalam tim software development.

Sumber: http://1000houses.com/wp-content/uploads/2017/04/testers.png

Melihat beberapa pengalaman, banyak anggapan bahwa QA merupakan divisi yang mudah, hanya melakukan software testing (menguji software untuk mencari bug), siapa saja bisa melakukan pekerjaannya dan sebagainya, sehingga membuat QA menjadi karir yang terlihat mudah bagi sebagian orang awam. Terkait hal tersebut, pembaca harus paham terlebih dahulu perbedaan antara quality assurance dan software testing di link ini.

Pada dasarnya segala bidang atau path karir dapat dikerjakan oleh siapa saja. Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan disetiap aspek bidangnya.

Salah satunya yaitu skill dan kemampuan yang dibutuhkan didalamnya. Karena dengan skill dan kemampuan yang dimiliki maka akan mendukung proses dan hasil pekerjaan yang baik pula, tak terkecuali dengan divisi quality assurance.

Dikutip dari www.thebalancecareers.com, ada 5 kemampuan yang dibutuhkan untuk berada di dalam tim atau menjadi seorang Quality Assurance, yaitu sebagai berikut.

Teknis

Kemampuan teknis yang dibutuhkan QA secara umum adalah pengetahuan tentang manajemen pengujian software yang di dalamnya berisi dokumentasi dan teknik pengujian. Dokumentasi pengujian meliputi format, rencana dan hasil uji, sedangkan teknik pengujian meliputi alur, jenis dan metode uji. Selain itu juga dibutuhkan kemampuan teknis lain terhadap logic, algorithm, programming, software architecture, dan software development tools untuk mendukung pengembangan uji otomatis serta hal lainnya yang berkaitan dengan pengembangan software. Jika kemampuan teknis tersebut sudah dipahami dan dimiliki oleh tim QA, maka akan berbanding lurus dengan tingkat kualitas software atau kenyaman user dalam menggunakan software tersebut.

Analisis

Kemampuan analisis QA berkaitan dengan dokumentasi uji yang meliputi rencana, eksekusi, dan evaluasi uji. Rencana uji yaitu menganalisis hal-hal dan atau kemungkinan apa saja yang dapat terjadi ketika software sedang digunakan, di dalamnya juga termasuk research hal-hal yang dapat mendukung teknik pengujian. Kemudian kemampuan untuk menganalisis langkah-langkah yang akan atau sudah dilakukan terkait kemungkinan yang terjadi pada software. Lalu analisis untuk evaluasi uji yang akan mendukung ukuran atau tingkat kualitas software.

Komunikasi

Komunikasi dapat disebut juga kemampuan utama yang harus dimiliki tim QA. Karena sifatnya QA yang berada ditengah atau disebut juga sebagai penghubung antara tim developer dengan tim bisnis. Dalam hal ini, kemampuan komunikasi yang dibutuhkan bersifat verbal dan non-verbal. Bersifat verbal karena dibutuhkan untuk berkomunikasi langsung dengan tim secara keseluruhan, sedangkan bersifat non-verbal karena dibutuhkan untuk berkomunikasi tidak langsung melalui dokumentasi software dan dokumentasi pengujian.

Mampu bekerja dalam tim

Secara umum, kemampuan untuk dapat bekerja dalam tim dibutuhkan dalam semua tim, divisi, dan organisasi. Secara khusus untuk seorang atau tim QA menjadi sangat dibutuhkan karena tidak hanya dalam tim yang mempunyai tugas dan pekerjaan yang sama saja, tetapi juga dengan semua stakeholder yang memiliki tugas dan pekerjaan berbeda namun dengan visi dan misi yang sama untuk tujuan mempertahankan dan meningkatkan kualitas software.

Manajemen waktu

Pekerjaan QA yang berada disetiap tahap software development menyebabkan manajemen waktu menjadi sangat penting untuk dimiliki, karena banyak hal yang perlu dilakukan dalam setiap tahapnya. Mulai dari research, perencanaan, dokumentasi, development, eksekusi, validasi, verifikasi sampai evaluasi. Meskipun secara tidak langsung setiap tahap tersebut memiliki waktu dan effort masing-masing tanpa harus diukur dan diatur. Tetapi jika tidak memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, maka akan terjadi ketidaksesuaian target antara tim development dengan tim bisnis.

Beberapa hal yang sudah disebutkan diatas merupakan kemampuan yang sifatnya hard-skill. Namun ada hal lain yang juga sangat penting untuk dimiliki, yaitu kemampuan yang bersifat soft-skill. Hal tersebut yaitu memperhatikan detail, memiliki idealisme, perfeksionis, problem-solver, out of the box, dan persistence.

Jadi, segala sesuatu akan menjadi mudah ketika kita paham dan mengerti apa yang dibutuhkan dan yang harus dilakukan.

Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.

Jika pembaca sependapat atau ada pendapat lain, penulis membuka ruang yang sangat lebar untuk berdiskusi terkait tulisan ini.

Referensi

--

--