yoidng
2 min readJul 8, 2023

Yusuf sedikit berlari menuju komplek. Hari ini teman lamanya kembali.

Lidya, sudah lama dia tidak bertemu dengannya. Bahkan sudah tidak terhitung berapa hari yang sudah ia lewatkan tanpa kehadiran sang teman.

Dulu, mereka hanya tetangga biasa yang tidak terlalu dekat. Tak disangka, kejadian bola yang terlempar mengenai dahi Jamila bisa membawa mereka sampai ke pertemanan ini.

Disaat mereka remaja, — tepatnya saat enam belas tahun — Jamila dan Abbas berpacaran. Entah apa yang terjadi, karena mereka enggan membicarakannya kepada Yusuf maupun Lidya.

Setelah Abbas dan Jamila memutuskan mengganti status. Hanya Yusuf dan Lidya yang sendirian tidak mempunyai pasangan.

Sampai, Lidya juga memiliki kekasih. Tetangga yang tinggal pas di sebelah rumah Abbas. Namanya Gama. Karena dia lebih tua, tentunya harus memakai embel-embel ‘𝘬𝘢𝘬’, walau kadang mereka melupakan hal itu.

Gama dan Lidya sendiri putus seminggu sebelum Lidya menghilang tanpa kabar. Di hari itu juga, Yusuf, Abbas, dan Jamila sama sekali tidak tau apa-apa. Ingin bertanya pada Gama pun, dia juga hanya diam saja.

Setahun berlalu, Gama sudah memiliki kekasih baru saat menginjak umur kuliah. Dia kakak kelas Yusuf, namanya Echa. Pacar Gama sendiri adalah teman Yusuf di eskul mading. Namun tentu saja tidak etis jika menanyakan perihal mantan dari pacar Echa itu.

Sambil melangkah, dia sedikit melirik ke arah rumah Abbas. Tepat setelah rumah Abbas, ada rumah Gama. Dapat Yusuf liat, Gama sedang menyiram tanaman yang Yusuf yakini milik ibunya Gama.

“Eh, Kak Gama?” sahut Yusuf saat melewati Gama. Langkahnya terhenti, berniat mengobrol sebentar dengannya.

“Eh, Cup, dari mana?” tanya Gama basa-basi.

“Abis nonton.”

“Sendirian? Katanya Lidya balik, gak bareng dia emangnya?”

“Gue juga baru tau sih, Kak. Makanya sekarang mau nyamper ke rumahnya.”

“Oh, gue pikir kalian nge 𝘥𝘢𝘵𝘦 gitu,” ucap Gama sambil tertawa.

“Eh, nggak lah, yang pacaran kan kalian. Kenapa nontonnya bareng gue,” timpal Yusuf sembari tertawa, sebelum dia menyadari sesuatu. “Eh?”

Sudah setahun sejak mereka berdua putus. Tapi tetap saja, di mata Yusuf mereka tetap berhubungan. Mungkin karena mereka putus mendadak, ditambah seminggu kemudian Lidya menghilang tanpa kabar.

Gama tertawa. “Dia mana mungkin mau lagi sama gue. Orang sukanya sama orang lain.”

𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯? Siapa yang dimaksud Gama. Apa selama mereka masih menjalin hubungan, Lidya tidak benar-benar mencintai Gama.

“Maksudnya?” Yusuf mengerutkan dahinya.

“Ada lah. Katanya dia udah suka sama orang ini sejak lama. Bisa ditebak, gue cuma pelampiasannya aja.”

Penjelasan Gama membuat Yusuf membuka matanya lebar-lebar. Dia terkejut sekaligus penasaran. Yusuf pikir Lidya tulus dengan Gama, terlihat dari sorot matanya. Namun jika itu semua palsu, siapa yang memenangkan hati Lidya?