Bunda, terima kasih karena sudah melahirkan anak laki-laki baik hati ini, terima kasih sudah merawatnya dengan penuh kasih sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang baik hati, penyabar, dan juga tulus. Bunda pasti tau kan anak laki-laki bunda yang satu ini adalah laki-laki yang kuat, ia mampu bertahan sampai hari ini meski sudah banyak luka yang ia lewati, dia hebat kan Bun? untuk hal ini Bunda pasti setuju sama aku hihi meski kadang dia super duper manja dan susah banget buat dibilangin.
Bunda dan Papa sudah berhasil mendidiknya, lihat saja anak laki-laki bunda ini pintar, penyabar, pengertian, bisa diandalkan dan juga serba bisa. Pasti Bunda paling tau, kalau dia lebih dari itu. Aku masih belum bisa move on tentang hari itu, hari dimana aku diseret untuk masuk ke kamar Bunda dan Papa. Hari itu rasanya super duper deg-degan, aku mau pulang aja, tapi Mas Domi tetep narik aku buat masuk dan kenalan dengan Bunda dan Papa. Sepertinya aku bakalan nyesel deh kalo hari itu aku gak kesana, aku bakalan nyesel ngelewatin momen untuk bisa kenal dengan Bunda.
Bunda, terima kasih ya. Terima kasih karena sudah menerima aku dengan tangan terbuka juga pelukan yang hangat. Terima kasih karena sudah ramah dan mau berbagi cerita juga mendengarkan cerita. Terima kasih juga kepada Papa yang sangat ramah dan sama sekali tidak memberikan tatapan judment atau mengintimidasi, Papa the best pokoknya. Terima kasih juga atas roknya ya Bunda, padahal itu roknya Bunda sudah repot-repot cuci tapi Bunda malah mau kasih ke aku huhu. Terima kasih ya Bunda atas waktunya, padahal Bunda dan Papa baru saja landing dan harusnya istirahat, eh malah harus menjamu aku dulu, maaf ya Bun, Pa.
Pada pertemuan kedua pun tidak ada yang berubah dari perlakuan kalian, Bunda dan Papa tetap terasa hangat, bahkan lebih hangat dari pertemuan yang pertama. Bunda, brownies yang aku bawa itu gak sebanding dengan apa yang Bunda kasih ke aku, maaf ya Bun aku cuma bisa bawa itu. Jujur pada hari itu aku masih deg-degan takut kalau aku berperilaku gak sopan secara tidak sengaja. Bunda, tau gak sih waktu pertama kali Bunda gandeng tangan aku pas mau keluar hotel itu aku kaget tapi happy, soalnya Bunda gandeng tangan aku kayak Bunda gandeng anak perempuan Bunda sendiri, anak-anak Bunda pasti beruntung banget punya mama kaya Bunda. Pas Bunda ngajak aku buat satu mobil itu aku awalnya takut (iya aku memang serba takut) takut kalau nanti di mobil kita akan diem-dieman. Tapi lagi-lagi diluar ekspektasi aku, Bunda memulai cerita soal anak-anak Bunda dan saudara-saudara Bunda di sana dan Bunda juga nunjukin foto juga video jadinya kita sepanjang jalan ngobrol soal itu. Pas sampai di Mall juga Bunda masih gandeng aku, masih rangkul aku huhu rasanya happy banget.
Lagi, terima kasih akan selalu aku ucapkan pada tulisan ini, karena sebersyukur itu aku dipertemukan dengan Mas Domi juga Bunda dan Papa. Terima kasih ya Bunda dan Papa sudah ngajak untuk makan bareng. Aku tau kita baru ketemu dua kali, tapi aku sudah sayang kalian. Bunda dan Papa adalah gambaran hubungan yang aku harap akan aku miliki sendiri nantinya. Sehat-sehat ya Bunda dan Papa, semoga panjang umur agar bisa lihat anak-anak Bunda bahagia, semoga Tuhan selalu lindungi Bunda dan Papa.