Krealogi — Customer Relationship Management (CRM) — UX Case Study

Yusuf Rezza
6 min readNov 28, 2021

--

Disclaimer : This is a part of UI/UX Internship Program which held by the ministry of communication and information with Skilvul and Krealogi as Challenge Partenrs. We do NOT work under a professional contract by Krealogi.

The Team

Tim kami terdiri dari 3 UI/UX Designer, yaitu : Henrian Pranata, Suci Aulia, dan Yusuf Reza. Masing — masing dari kami memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama pada challenge partner krealogi ini sebagai UI/UX Designer.

Objective

Beberapa objektif dari needs krealogi butuhkan pada fitur Customer Relationship Management (CRM) yaitu :

  • Fitur catat pesanan masuk baru memprovide catatan pesanan masuk, namun database klien belum dapat tersimpan sehingga hal ini menjadi peluan sebagai fitur tambahan yang mendukung kemudahan penjualan produk oleh user
  • Memfasilitasi user untuk membuat kartu nama

Ada beberapa objektif yang kelompok kami tambahkan setelah mendapatkan insight dari fitur CRM ini adalah yaitu :

  • User dapat melakukan pencarian riwayat pesanan terhadap setiap customer
  • User dapat membandingkan penjualan pada waktu tertentu terhadap setiap customer
  • User dapat menghubungi customer melalui aplikasi krealogi dan dapat teralihkan kepada media sosial yang dipilih untuk menghubungi customer

Design Thinking

Empathize

Terdapat 3 fitur yang krealogi butuhkan untuk menambahkan sisi dari visualisasi, kegunaan, peningkatan penjualan, serta integritas dengan sistem lainnya.

Berikut adalah beberapa fitur yang krealogi inginkan :

  • Simple CRM
  • Cash Flow Feature
  • Integration With Logistic and Marketplace

Berdasarkan ke — 3 fitur yang krealogi butuhkan, kami bertiga sepakat mengambil fitur CRM.

Define Stage

Pertama kami mencoba menggunakan aplikasi krealogi dengan melihat dan merasakan bagaimana aplikasi nya berjalan. Setelah melihat dan merasakan bagaimana aplikasi nya berjalan kami menemukan beberapa hal yang butuh evaluasi dan ditambahkan sebagai sub-fitur. Dapat dilihat list pain points yang kami buat.

Pain Point’s

Affinity Diagram

Setelah mengetahui pain point’s yang kami dapat, kami mengelompokan pain point yang saling berkaitan menjadi beberapa kategori yang perlu di evaluasi serta dicari sebuah solusinya. Untuk melihat lebih lanjut affinity diagram yang kami buat ada dibawah.

Affinity Diagram

How Might We

Berdasarkan 5 kategori yang terdapat pada affinity diagram, terdapat 6 ide yang dapat menjadi dasar sebuah ideate kami.

How Might We

Solution Idea

6 hasil ide yang kami temukan, dapat dijadikan acuan untuk membuat sebuah solusi dari brainstroming kami yang akan bisa dikembangkan atau ditingkatkan lagi.

Solution Idea

Prioritize Idea

Setelah berdiskusi bersama kelompok, kami memilih 4 ide yang menjadi pokok atau ide yang harus di buat segera (yes, do it now).

Prioritize Idea

User Flow

Sebuah flowchart memberikan hasil ilustrasi bagaimana jalannya sebuah fitur atau task terhadap alur sistem aplikasi. Ini membantu kami dalam melihat lebih detail pada setiap task flow yang kemungkinan user akan gunakan.

Kami membagi menjadi 8 flow yaitu :

Flow 1

Flow 2

Flow 3

Flow 4

Flow 5

Flow 6

Flow 7

Flow 8

Pada setiap task flow diatas, kami sudah meninjau untuk bagaimana kebutuhan fitur CRM agar bekerja, jadi kami breakdown semuanya kami lebih perinci agar dapat memenuhi kebutuhan dari desain CRM ini.

Wireframe

Untuk wireframe low fidelity kami langsung membuat di figma agar dapat langsung kami buat ui desain nya dan menambahkan elemen komponen atau variant pada desain wireframe. Wireframe yang kami buat sangat berdampak besar pada ui desain kami, karena sangat memudahkan bagi kami untuk memeriksa desain ui yang kami terapkan cocok atau tidak.

Wireframe

Low Fidelity yang ada diatas, tidak mencakup semuanya, tetapi untuk style ui desain, penempatan komponen, icon, tombol, field, dan lain — lainnya. Akan terlihat seperti wireframe diatas.

UI Design

Hasil UI Design high fidelity kami ada beberapa yang sedikit berbeda karena kami menemukan beberapa desain yang tidak cocok dengan layout dari salah satu elemen komponen yang kami buat. UI Design dibawah merukana hasil fix yang sudah selesai di iterasi dari sesi usability testing oleh responden kami.

Kami membuat ui design mengikuti design sistem krealogi yang telah di berikan kepada kami untuk menjadi acuan atau batasan dalam mengikuti style atau bahasa desain aplikasi krealogi.

UI Design

Prototype

Dari hasil user flow yang telah kami buat, kami menampilkan bagaiman prototype dari flow yang ada, bekerja sesuai flow yang telah dibuat.

Prototyping

Hasil Usability Testing (Responden)

Kami telah melakukan testing terhadap salah satu responden yang memiliki usaha UMKM Makanan kering seperti snack, kue, dll.

Responden kami memberikan beberapa insight yang kelompok kami tidak pikirkan tentang desain seperti apa yang pas dan cocok, serta keterangan inputan apa yang harusnya ditambahkan atau dikurangkan.

Design Iterasi

Hasil perbaikan desain iterasi yang telah disampaikan oleh responden dan juga hasil meninjau kembali layout serta fungsi dari field, tombol, keterangan, dll.

Kurangnya Informasi mengenai seperti apa layout atau isi dari desain, menjadikannya terdapat desain yang harus diperbaiki. Setiap iterasi desain yang di pebaiki ada pada gambar dibawah.

Iterasi ke — 1

Iterasi Pertama

Iterasi ke — 2

Iterasi kedua

Iterasi ke — 3

Iterasi ketiga

Iterasi ke — 4

Iterasi kelima

Iterasi ke — 5

Iterasi Kelima

Iterasi ke — 6

ITerasi keenam

Kesimpulan

Desain fitur ini sudah memenuhi point — point dari kebutuhan krealogi terhadap fitur CRM. Flow yang kami breakdown serta desain ui yang kami buat sudah cukup membuat user lebih mudah dan efisien dalam melakukan manajemen customer yang di lakukannya.

Saran dan Rekomendasi

Untuk saran dan rekomendasi dari desain fitur CRM yang kami buat adalah agar lebih banyak responden yang mencoba dan menilai desain aplikasi yang telah dibuat, karena kalau hanya 1 kurang dapat insight yang sangat mendalam. Serta membuat desain dengan melakukan analisis aplikasi kompetitor lebih banyak, kelompok kami hanya analisis beberapa aplikasi kompetitor sehingga kurang dapat menemukan ide.

--

--