Metode Menulis Cerita Paling Sederhana: Snowflake Method

Zain zuha
3 min readApr 6, 2023

--

image by imagineforest

Kamu mau menulis, namun tidak tahu bagaimana memulainya. Atau kamu sudah punya ide namun tidak tahu bagaimana merancang ceritanya. Untuk memudahkan seseorang dalam membuat cerita, mulai dari profesional hingga pemula sering menggunakan berbagai metode yang bisa membantunya.

Kali ini aku ingin mengenalkan metode Snowflake, metode yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti menurutku. Aku pertama kali menulis novelku juga menggunakan metode ini.

Teknik penulisan snowflake adalah metode untuk menulis naskah yang diciptakan oleh Randy Ingermanson, seorang penulis dan fisikawan. Teknik ini dilakukan dengan cara memulai dari ide dasar, lalu secara bertahap mengembangkannya hingga menjadi sebuah plot yang lengkap dan detail.

Jika diilustrasikan (seperti dalam gambar) ide adalah setitik salju lalu berkembang hingga kepingan salju yang utuh secara bertahap. Itulah kenapa metode ini disebut dengan snowflake atau kepingan salju.

Metode Snowflake berisi delapan langkah yang bisa diikui yang diantaranya adalah:

  1. Ide cerita awal

Langkah pertama dalam metode snowflake adalah menemukan ide cerita yang akan ditulis. Ide ini haruslah singkat dan mudah dipahami, seperti kalimat inti yang menjadi dasar cerita yang akan ditulis.

Penulis sering meyebutnya dengan premis. Premis adalah rumus dasar membuat ide cerita awal. Rumusnya adalah

Karakter + Tujuan + Halangan

Contoh: Seorang mahasiswa yang ingin lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan impian namun tidak memiliki kemampuan yang memadai.

2. Membuat ringkasan cerita

Setelah menemukan ide cerita, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita yang singkat dan jelas. Ringkasan cerita ini harus mampu menjelaskan alur cerita secara umum.

Contoh: Cerita ini akan menceritakan tentang perjuangan seorang mahasiswa bernama Ali yang berusaha untuk lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan impian. Namun ketika dia mulai kuliah dia adalah malas sehingga dia tidak memiliki kemampuan apapun dalam bekerja maupun belajar.

3. Mengembangkan karakter

Setelah memiliki ringkasan cerita, selanjutnya adalah mengembangkan karakter-karakter yang ada di dalam cerita. Karakter ini haruslah memiliki latar belakang yang jelas dan membuat pembaca merasa tertarik.

Contoh: Ali adalah seorang mahasiswa yang keras kepala dan memiliki tekad yang kuat untuk lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan impian. Namun, ia juga memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering merasa kesulitan dalam menghadapi masalah.

4. Buat cerita pada poin 2 menjadi lebih detail

Langkah selanjutnya adalah menulis cerita yang lebih detail. Bagian ini harus menjelaskan secara jelas bagaimana cerita akan berlangsung dari awal hingga akhir.

Contoh: Ali, seorang mahasiswa semester akhir, berjuang untuk lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan impian di sebuah perusahaan besar. Namun, ia seringkali merasa kesulitan dalam menghadapi masalah dan merasa tidak yakin dengan kemampuannya.

Dalam perjalanan menuju impian tersebut, Ali bertemu dengan seorang mentor yang membantunya memperbaiki diri dan menghadapi tantangan. Sehingga Ali yang awalnya hanya malas-malasan menjadi termotivasi dan bertekad untuk lulus secepat mungkin.

5. Buat karakter pada poin 3 lebih detail

Setelah menulis cerita lebih detail, langkah selanjutnya adalah mengembangkan karakter-karakter lebih detail. Para penulis harus mengetahui latar belakang karakter, kepribadian, dan motivasi mereka untuk membuat cerita menjadi lebih hidup dan menarik.

Contoh: Ali memiliki latar belakang keluarga yang cukup mampu dan dapat dengan mudah untuk membiayai hidupnya. Jadi dia memilki kepribadian yang suka menyepelekan sesuatu. Ia keras kepala dan memiliki tekad yang kuat untuk lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan impian, tetapi seringkali merasa tidak yakin dengan kemampuannya. Mentor yang membantunya adalah seorang guru yang bijaksana dan sabar.

6. Buat cerita pada poin 4menjadi lebih detail lagi

Buat cerita yang sudah dibuat yang berbentuk paragraf menjadi halaman. misalnya dari cerita sebelumnya sudah mendapatkan 4 paragraf, langkah selanjutnya adalah mengubahnya menjadi 4 halaman. Di sini tidak aku beri contoh karena akan repetitive.

7. Buat karakter pada poin 5 lebih detail lagi

Sama seperti sebelumnya, buat deskripsi cerita yang lebih detail. Jika kalian bertanya, di poin sebelumnya sudah aku buat dengan sangat detail. Ketahuilah bahwa semakin berkembang cerita ide dan latar dari setiap tokoh juga akan berkembang dengan sendirinya. Jelaskan juga tokoh-tokoh sampingan yang memiliki peran penting dalam cerita.

8. Mulai buat draft pertamamu

Pada titik ini kalian sudah memiliki cukup modal untuk menulis cerita dengan utuh. Namun jika kalian rasa masih kurang, ulangi langkah 6 dengan mengembangkan lagi daftar cerita pada poin 6.

Gunakan patokan daftar cerita dan deskripsi karakter yang sudah kalian buat. Dengan begitu kalian tidak akan dengan mudah kehilangan arah ketika menulis cerita.

Selamat menulis. Ingat bahwa:

Draft pertama adalah tulisan paling buruk kalian

Jadi jangan ragu untuk tuangkan segala ide. proses edit lakukan belakangan.

--

--

Zain zuha

Pembaca yang ingin membuat bacaan. Penikmat buku yang ingin membuat orang lain menikmati apa yang aku baca di buku.